36

19.7K 4.9K 1.6K
                                    




spoiler dulu, AS 10 nanti yang jadi peran utama anaknya Ale si Leo.




36. Jevan.






"Kak? Kak??"

Bahu Elia ditepuk beberapa kali karena cewek itu menangis sambil menundukan kepalanya. Ia pun mendongak, ekspresinya berubah kaget karena ternyata bukan Biska yang mengejar.

"Kakaknya nggak papa?" tanya orang berhelm besar itu.

Elia mengusap air matanya, kemudian berdiri dibantu orang tersebut. Melihat ke belakang sekilas. "Maaf,"

"Kita pernah ketemu kan, ya?"

Elia menoleh lagi ke orang tersebut, lalu melihat seragam dan motor yang dikenakan. "Iya, kayaknya," ucapnya masih belum bisa tenang.

"Tadi aku lagi anter kebab di depan sana, sempet liat kamu lari ke arah sini makanya aku samperin," ucapnya sambil membuka helm. "Ada apa ini?"

"Kamu masih anter kebab di sini?"

"Udah tadi, ini mau pulang,"

"Bisa bawa saya pergi dari sini?" tanyanya dengan nada khawatir.

Zein diam sesaat, ia menunduk melihat betapa kacaunya wanita ini entah apa yang terlah terjadi. Melihat banyak luka membuatnya meringis prihatin. "Ayo, pulang dulu,"

Zein tak banyak bertanya dulu, ia mengangkat box di atas motornya dan meletakkan di pinggir jalan. "Ayo,"

"Boxnya?"

"Nggak papa nanti orang rumah ambil ke sini," jawabnya.

Elia mengangguk, ia berjalan tertatih-tatih menuju motor. Langsung naik ke sana dan menghembuskan napas lega. Dia udah takut banget nggak bakal bisa pulang dari rumah itu dan tidak bisa bertemu orang-orang tersayangnya lagi.

"Pulang ke mana?"

"Nanti aku bantu arahin,"

Zein mengangguk, lalu menggaruk alisnya sesaat. "Itu, kalo mau pegangan, apatuh, soalnya kamu keliatan lemes banget,"

"Gimana?"

"Pegang kemeja aku aja,"

"Oh, oke," Elia hendak mengulurkan tangannya, tapi terurungkan saat ia mendengar sirine polisi dari kejauhan sana membuatnya menautkan alis.

Zein ikut menoleh. "Rame banget,"

Elia mengernyitkan alisnya, sampai tiba-tiba melihat mobil hitam yang terasa familiar. "Bisa bawa motornya ke sana?"

"Ke mobil polisi itu?"

"Iya,"

"Oke..." Zein menurut saja dan memutar balik motornya menuju mobil tersebut.

Ternyata di sana ada Nichol yang baru saja keluar dari mobilnya menghampiri beberapa polisi yang sudah berada di depan rumah Biska. Lalu setelahnya ada Anara dan Egi boncengan berdua.

"Langsung dobrak aja Pak," suruh Nichol. "Udah jelas mereka ada di sini."

"Iya Pak, sabar dulu ya,"

"Sabar gimana?? Udah hampir 2 hari dia di sini," decak Nichol sambil mengendurkan dasinya. "Mobilnya masuk sini tadi saya liat."

"Guys!" teriak Elia sambil menahan tangis.

"ITU ELIA ITUUUUUU!" teriak Anara.

Nichol berbalik cepat, melihat sosok Elia di atas motor sambil menangis. Ia langsung berjalan cepat ke sana.

"Saya dibawa dia..." lirih Elia.

"Iya udah aman,"

"Dia di dalem sana," Elia mulai sesenggukan. Melihat orang ini datang membuat Elia merasa menjadi orang paling aman. "Saya takut..."

212 Days ( AS 9 )Where stories live. Discover now