58

21.8K 4.7K 1.9K
                                    




mungkin perkiraan part 65-70 ya. kurang dari 1 bulan kalian pisah dengan 212 Days hihi.




58. Suprise.








"Nic, bangunnnn."

Nichol menautkan kedua alisnya, perlahan membuka mata di posisi tidurnya yang terngkurap. Ia melihat Elia datang membawa segelas air, bubur dan obat menuju meja.

Cewek itu duduk di samping Nichol, karena sudah diberitahu Dokter Ibrahim urutan pemakaian obat kini dia sudah hafal apa saja yang harus diminum Nichol saat pagi.

"Bangun ayo," Elia memutar tubuh Nichol, lalu menarik lengannya agar duduk. Pria itu bangun sambil mengucek matanya.

"Mau kamar mandi dulu atau sarapan langsung?"

Nichol masih diam memandang Elia. Mengingat tiap pagi dia yang harus bangun sendiri menyiapkan obat dan sarapan, kini ada seseorang yang melakukan untuknya.

"Nic?"

"Sarapan," jawabnya dengan suara serak.

"Okey," Elia membawa semangkuk bubur yang ia beli tadi. "Jam 9 kita ke Rumah Sakit buat cek lagi, tapi bukan Dokter Ibra yang nanganin karena dia nggak ada di sini,"

Nichol membuka mulut saat Elia memberi suapan. Masih menatap wajah cantik itu dengan seksama. "Tadi pagi saya call Kakek Han katanya Jevan udah berangkat, nanti pulang dari Rumah Sakit sekalian aja jemput dia,"

Elia yang sedang mengoceh akhirnya mengangkat kepala untuk menatap Nichol yang sejak tadi diam memandangnya. "Dengerin saya ngomong?"

Nichol mengambil mangkuk di tangan Elia dan meletakkannya di meja. Ia kemudian maju dan meletakkan kepalanya di bahu cewek itu membuat Elia refleks menyentuh punggungnya.

"Nic?"

"Hm," Nichol memejamkan matanya.

"Lanjutin dulu sarapannya,"

Nichol mengangguk. "Jangan tinggalin saya,"

Elia diam.

"Tetep nunjukin wajah kamu tiap saya bangun biar saya sadar kalo saya masih punya alesan buat bertahan," Nichol melingkarkan tangannya pada pinggang Elia.

Elia hanya mengangguk, lalu melepas pelukan mereka sambil tersenyum tipis. "Saya lagi belajar jadi morning person, biar bangunnya lebih dulu dari kamu."

Nichol menyender sambil menarik sudut bibirnya. "Ayo makan lagi," suruh Elia memberi suapan untuknya. "Abis itu mandi, siap-siap, saya ajak ke suatu tempat."

"Kemana?"

"Ada deh, makanya selesaiin dulu makan kamu, terus minum obat."

Nichol hanya mengiyakan, setelah bubur dihabiskan dia langsung meminum obat. Selagi Elia menunggu di bawah Nichol mandi dan bersiap-siap, ingin tau kemana cewek itu membawanya.

Nichol memakai jam tangannya, kemudian menatap wajahnya di cermin beberapa detik. Untuk pertama kalinya ada yang membuat Nichol semangat menjalani hari ini.

Nichol membuka pintu kamar dan menutupnya lagi, ia kemudian menuruni tangga. Menyerngit karena ruang bawah masih gelap dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"Lia?"

Nichol sampai di lantai bawah, pria itu menoleh pada sekitar. Hingga tiba-tiba semua lampu menyala, muncul Elia dari dapur membuat Nichol membalikan tubuhnya.

"Happy Birthday, Nichol...."

Garis wajah Nichol langsung berubah. Tertegun melihat Jevan muncul membawa kue di tangannya disusul Kakek Han, Kak Yuna, dan Hendry di belakangnya sambil meniup terompet kecil.

212 Days ( AS 9 )Where stories live. Discover now