29

19.1K 4.7K 1.5K
                                    







aaaaaak gasabar publish episode 30 ke atasss. jangan kemana mana ya tetap di 212 Days😻 cielahhh






29. Tunduk atau Menyerah.




"Jadi Biska, apanih yang mau disampeiin ke fans kamu?? Liat, mereka dateng jauh-jauh buat ketemu sama idola mereka."

Biska tersenyum lebar, menatap banyak sekali orang yang meneriaki namanya. "Semua—"

"AAAAA BISKAAAA!!!"

"BISKAAAA LOVE YOU!!"

"Penonton harap tenang yuk Biska mau menyampaikan sesuatu ini, kalian nanti dapet kesempatan ngomong kok."

"AAAAAAA!"

Biska tertawa kecil. "Ini jadi lomba teriak gini ya, terharu gua. Intinya makasih banyak, jujur, nggak nyangka kalian naruh effort segede ini buat gua."

"AAAAAA BISKA!!!"

"Berharap karya-karya gua akan selalu menginspirasi kalian, love you guys."

"BISKAAAA!!!"

"Kita pilih beberapa buat ngasih pertanyaan ya guys!"

Biska tersenyum saat diminta memilih, jadi ia menunjuk salah satu gadis berkaca mata yang sedang menangis sambil membawa poster bergambar wajahnya.

"Halo Kak Biska..."

"Hai cantik,"

"AAAAAAA!!!"

"BISKAAAAAA!"

"Guys, tenang dulu, kita kasih kesempatan buat... siapa namanya?" tanya Biska.

"Aqila!"

"Akira?" beo Biska. Semua langsung menyerbu untuk memberi jawaban. "Aqia??"

"AQILAAA!"

"Ohhh Aqila, okey," Biska mengangguk.

"Buat Kak Biska makasih banget karena hidup di dunia ini," Aqila mengusap air matanya. "Aku bersyukur bisa tau ada orang sebaik kamu, yang selalu ngingetin aku sama ayah, kamu healing terbaik aku,"

Biska tersenyum sambil mengusap air matanya. Semua langsung berteriak heboh. "Terima kasih kembali Aqila."

"Love you Kak, kita yang bakal marah kalo ada yang berani nyakitin kakak."

"SETUJUUUU!"



"Si tai, monyet, kadal, babi," Anara mematikan tv dan melempar remotnya dengan wajah kesal. "Baik hati mata lo soek! Nih temen gue lo bikin kayak gini!!"

"Kalem Ra kalem," sahut Egi.

"Dia lagi naik-naiknya sekarang," ucap Jihan. Melirik Elia yang sedang berbaring melamun karena tak bicara sejak tadi.

"Bawa sini hp lo," Levi mengulurkan tangannya.

"Buat apa?" Elia akhirnya menyahut.

"Gue tanganin, jangan mau diboongin sama dia," sentak Levi.

"Kayaknya dia serius ngancem," ucap Jihan.

"Yaelah orang kayak dia disenggol jatoh," kekeh Egi. "Udah lu ss kan chatnya? Kumpulin bukti sebanyak-banyaknya, pake akun gue buat viralin nggak papa,"

"Gue nggak yakin bakal berhasil," gumam Anara. "Tau kan fans dia sefanatik apa?"

Jihan mengangguk. "Last time ada skandal bully juga dia dibelaiin abis-abisan sama fansnya, bukti itu doang kita bisa dianggep rekayasa."

"Emang harus ditonjok dulu tuh orang brengsek," decak Egi emosi. "Padahal dulu mukanya kayak bocah polos anjir, tau tau kelakuannya bejat bener."

Elia menghembuskan napasnya berat. Sejak pulang dari kafe dia mengurung diri di kamar karena kacau bukan main. Padahal sebelumnya dia tidak setakut ini dengan ancaman Biska, tapi buktinya sudah ada jadi Elia tak bisa mengelak lagi.

212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang