[025]

1.1K 151 20
                                    


DON'T DIE!

copyright, 12 Januari 2023

.
.
.

KEDUANYA masih berada di posisi yang sama. Saling memeluk satu sama lain tanpa sedikitpun membiarkan celah memisahkan mereka. Hembusan napas lembut yang saling bersahutan itu mengiringi suasana nyaman diantara mereka yang sejak beberapa waktu lalu hanya diam saja. Sampai usapan lembut di rambut merah yang dilakukan oleh si rambut hitam terhenti kala ia ingat ada satu hal yang harus ia pastikan.

“Cal?” panggilan bernada lembut itu hanya dijawab dehaman oleh si pemilik nama.

Joonghyuk menguraikan sedikit pelukannya, satu tangannya yang semula mengelus rambut Cale beralih menangkup pipi si cantik itu dengan ibu jari yang menekan lembut sudut bibir si empunya yang semula terluka.

“Apakah ini masih sakit?” tanya Joonghyuk memperhatikan bagian tertentu yang kini terlihat seperti tidak pernah robek sama sekali.

Cale mengangguk, meraih tangan Joonghyuk yang berada di pipinya kemudian menggenggamnya.

“Masih sakit tapi, sudah mendingan.” Cale tidak mengatakan yang sebenarnya mengenai Kekuatan Kuno ‘Vitality of The Heart’ yang telah menyembuhkan lukanya.

Biar bagaimana pun ia sedang berhadapan dengan Yoo Joonghyuk, seorang yang bisa membuatnya bermanja-manja. Bukannya ia ingin sengaja menutupi kebenaran bahwa sekarang ia sudah ‘sedikit’ lebih kuat tetapi, mengingat bagaimana tubuhnya yang lemah sudah pasti Joonghyuk tidak akan mau percaya kalau ia bisa menangani luka kecil seperti sakit karena ditampar.

Lagi pula, selama ini Joonghyuk tahunya ia benci rasa sakit (yang sampai kapanpun ia akan selalu membencinya). Jadi, sudah wajar jika laki-laki itu akan selalu merasa khawatir jika ia terluka. Oleh karena itu, sekalipun sakitnya sudah sembuh, ia akan tetap mengadu sakit pada Joonghyuk yang tak pernah membiarkannya terkena goresan walau hanya seujung kuku.

“Apakah kamu lapar? Mau makan sesuatu?” Joonghyuk akhirnya menangkup kedua pipi Cale yang dengan cepat menganggukkan kepalanya.

“Ya, aku lapar dan sepertinya aku ingin daging panggang.”

Joonghyuk menatap sejenak pada Cale yang balik menatapnya. Tak lama ia melepas kedua tangannya lalu memindahkan Cale agar duduk dengan benar di sofa.

“Baiklah, tunggu di sini.” Laki-laki itu berdiri, “aku akan mencarikan daging untukmu.”

Cale mengerjap, meraba-raba ke depan saat mendengar kata-kata Joonghyuk yang begitu percaya diri. Ketika lelaki itu hendak beranjak, Cale dengan segera menarik ujung baju Joonghyuk yang seketika menghentikan langkahnya.

“Mau ke mana?” tanya Cale polos.

“Mencari ... daging?” tanya balik Joonghyuk.

“Mencari daging di mana?”

Joonghyuk tak langsung menjawab, lelaki itu menatap sejenak Cale yang perlahan-lahan meremat ujung bajunya sebelum helaan napas ia hembuskan.

“Aku akan pergi berburu.”

Cale mengerutkan keningnya, terlihat seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.

Joonghyuk yang melihat itu mendudukkan kembali dirinya di sofa lalu meraih tangan Cale untuk ia genggam kemudian mengelus punggung tangan pucat dan kurus itu dengan ibu jarinya.

“Tunggu di sini. Jangan pergi ke mana-mana. Aku akan berburu sesuatu untukmu makan. Jika kamu butuh sesuatu, katakan pada Jihye. Dia akan dengan senang hati membantumu,” ujar Joonghyuk.

DON'T DIE!Where stories live. Discover now