[021]

1.2K 172 28
                                    


DON'T DIE!

copyright, 02 Oktober 2022

.
.
.

DOKJA tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Baru beberapa saat lalu ia merasakan adanya energi suci menyebar di seluruh sudut stasiun tapi, tidak dalam satu detik energi itu tiba-tiba hilang seolah-olah sejak awal tidak pernah ada sebelumnya.

Selain itu, seingatnya—apa yang telah dijelaskan dalam novel menyatakan bahwa stasiun Gumho pada awalnya adalah tempat yang akan tumbuh menjadi basis wilayah yang terorganisir setelah dipegang oleh Yoo Joonghyuk.

Dalam regresi pertamanya, akibat kehilangan cintanya yang mati tepat di depan matanya di skenario pertama Yoo Joonghyuk menerobos skenario utama kedua dengan kelompok stasiun Gumho yang memungkinkan orang-orang dari kelompok itu menempati tempat pertama.

Lalu yang kedua, Yoo Joonghyuk tidak melakukan apa-apa selain merekrut orang-orang yang telah dipilihnya sebagai orang kepercayaan di regresi pertama sampai akhirnya tercerai-berai karena amukannya yang kembali kehilangan cintanya yang mati karena ulahnya walaupun dia sudah berusaha untuk menjaga dan melindunginya dari jauh lewat pengawasan orang-orang kepercayaannya.

Tapi, tetap saja, itu adalah cerita pertama dan kedua. Lain halnya di regresi ketiga.

Di regresi ketiganya, Yoo Joonghyuk berbeda. Di mana, Yoo Joonghyuk adalah monster yang memonopoli segalanya demi melindungi cintanya dari kematian meski ya, pada akhirnya tetap mati juga akibat pendarahan karena keguguran.

Memikirkannya kembali, Dokja tiba-tiba mengerutkan kening. Melihat ke sekelilingnya dan dapat ia rasakan dirinya mulai berkeringat dingin.

Ada keanehan di sini. Tepatnya di stasiun ini. Di mana, alih-alih aura mendominasi serta intimidasi dari Yoo Joonghyuk, ia justru hanya merasakan kemurnian juga kesucian. Entah apa itu namun, perasaan itu hanya bertahan selama satu detik yang terasa seperti selamanya.

Suasana yang tadinya diselimuti oleh keagungan serta kesucian itu tak lagi dirasakan ketika suara seseorang yang memanggilnya berseru kepadanya sembari menghampirinya. Menyadarkannya dari gangguan yang entah mengapa membuatnya tak nyaman.

“Dokja-ssi?

“Ya Tuhan! Dokja-ssi!

Dokja tersenyum ke arah tiga orang yang berbondong-bondong mendatanginya. Lee Hyunsung, Yoo Sangah dan Lee Gilyoung. Ketiganya mendekat dengan eskpresi serta tatapan penuh syukur.

“Aku senang. Sungguh! Aku sangat senang.”

“Yoo Sangah-ssi.”

Yoo Sangah terlihat seperti ingin menangis. Berdiri di depan Dokja dengan wajah bahagia.

Perasaan terkejut tak dapat ditahan oleh Dokja saat ia meminta jabat tangan, terasa canggung memang akan tetapi, ia tidak merasa risih. Dari apa yang ia lihat, ada banyak goresan di punggung tangan Yoo Sangah yang menandakan bahwa perempuan itu telah melalui masa-masa sulit selama empat hari ketidakhadirannya.

“Kamu hidup.”

Melepas jabat tangannya dengan Yoo Sangah, Dokja menunduk saat mendengar suara anak-anak. Itu Lee Gilyoung.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Dokja seraya mengelus kepala anak itu.

Lee Gilyoung mengangguk.

Dokja tersenyum, memperhatikan Lee Gilyoung yang nampak kurus. Anak itu pasti lapar, jadi ia pun mengeluarkan sebatang coklat dari tas dan meletakkannya di tangan Lee Gilyoung.

DON'T DIE!Kde žijí příběhy. Začni objevovat