[006]

1.5K 221 98
                                    


DON'T DIE!

copyright, 18 Agustus 2022

.
.
.

DALAM kegelapan alam bawah sadar, Cale merasa ada seseorang yang sedang membelainya. Ia tak tahu siapa namun, sentuhan hangat dan lembutnya terasa begitu menenangkan.

Setiap belaian yang ia rasakan seolah menyentuh titik-titik sensitifnya yang dipenuhi luka. Seakan sedang menyembuhkan, ia dilanda kantuk merasakan ketenangan juga ketenteraman.

Meski ia tak tahu di mana ia kini berada namun, rasa aman yang ia rasa membuatnya yakin bahwa saat ini ia sedang berada di suatu tempat yang jauh dari bahaya. Entah itu monster, pera penyintas atau... Joonghyuk.

Ah, mengingat soal Joonghyuk, kira-kira apa kabarnya ya, dia sekarang?

Rasanya sudah lama sekali Cale tidak bertemu dengannya.

Terakhir kali ia bertemu adalah saat ketika ia merasa mengantuk di tengah rasa sakit dan kecewa karena ketidakberdayaan menanggung beban mental akibat berpalingnya Joonghyuk sebelum akhirnya terlelap tidur dalam keabadian.

Cale sadar. Ia sekarang sudah tiada. Tak ada lagi Cale Kim Henituse di dunia yang ke mana-mana selalu mengenakan hanfu perempuan dengan warna-warna bertema merah.

Ia mati... dalam keadaan patah hati.

Hah! Sungguh ironi.

Tak ada keren-kerennya sama sekali.

Mati begitu saja di usia muda dengan alasan mengantuk setelah lelah menahan rasa sesak di dada karena kecemasan juga kekecewaan. Padahal, jauh sebelum ia akhirnya bertemu Joonghyuk setelah mencarinya selama berbulan-bulan di tengah kiamat dan Skenario mengerikan ia bisa bertahan hidup entah bagaimana.

Namun, hanya karena sakit hati oleh pengkhianatan Joonghyuk yang mengingkari janji dan kata-katanya yang mengatakan bahwa mereka akan selalu bersama selamanya apa pun yang terjadi secara tak terduga memukul telak keputusasaannya yang ditinggalkan dan hidup sendirian.

Memang bukan sepenuhnya salah Joonghyuk yang akhirnya berpaling dan memutuskan untuk memiliki hubungan dengan perempuan tapi, tetap saja, ia yang sudah terlampau mempercayai laki-laki itu tak bisa menahan gejolak di hati yang tercabik-cabik oleh kekecewaan.

Cale tahu, benar-benar tahu. Kematiannya itu bukanlah sekedar penyerahan diri karena hati dan jiwanya terluka namun, semua itu sudah seharusnya terjadi karena sebuah perjanjian yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya.

Eh?

Tunggu?

Kehidupan sebelumnya?

Ah... benar.

Ia belum pernah menceritakan soal ini, ‘kan?

Hah! Tentu saja.

Ia tidak bisa menceritakannya karena ingatannya tentang kehidupan sebelumnya disegel oleh Dewa Kematian setiap kali terlahir kembali.

Ya, meskipun benar bahwa ia telah setuju untuk melakukan perjanjian namun, harus mengalami kematian berulang kali dengan penyebab yang berbeda sangatlah tidak bisa membuatnya untuk merasa terbiasa bahkan sekalipun itu telah berlangsung selama lebih dari seribu tahun ia menjalani beberapa kehidupan sejak kelahirannya yang pertama kali di mana jiwanya tanpa sengaja dikutuk oleh Dewa Kematian.

Dewa Kehidupan yang murka menuntut keadilan pada Dewa Penciptaan yang menginginkan hukuman untuk Dewa Kematian yang karena kesalahannya, jiwa murni dan suci yang seharusnya terlahir dengan takdir serta nasib yang dipenuhi keberuntungan juga kebahagiaan hingga hari kematiannya harus mengalami pembelokan yang begitu jauh sehingga akhirnya Dewa Penciptaan memutuskan untuk membagi jiwanya di mana, setiap kali dirinya mati maka ia akan direinkernasikan kembali sebagai upaya pemurnian dari energi terkutuk agar tidak mencemari kemurnian serta kesucian jiwanya yang terberkati.

DON'T DIE!Where stories live. Discover now