Chapter 17

65 31 12
                                    

Hayy guyss...

Banyak typo yang bertebaran, jadi mohon maaf jika kurang nyaman

Banyak typo yang bertebaran, jadi mohon maaf jika kurang nyaman

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

***

"Dara pulang sama gue." ujar rey datar.

"Siapa lo?" tanya dian ketus.

"Ayok dar.." rey menarik pergelangan tangan dara, tanpa memperdulikan pertanyaan dian.

"Jangan asal tarik lo, dia jodoh orang." rey menatap tajam gery temannya.

"Heh! Gak bisa gitu dong, yang ngajak dia pulang duluan kan gue." ketus dian sambil menarik tangan dara sebelah yang tidak di genggam rey.

Adegan tarik-tarikan pun terjadi. Dara yang tangannya di tarik itu pun langsung menghempaskan Kedua tangannya. "BERHENTIIII, KALIAN KIRA AKU APAAN DI TARIK-TARIK KAYAK GINI!" amuk dara.

Mendengar volume suara dara yang meninggi dian langsung melepas tangannya, tetapi itu tidak berlaku untuk rey.

"Lepas!!" ucap dara masih dengan nada tingginya.

"Gak."

"Gue mau pulang sama celin aja." imbuh dara kemudian, dengan nada yang tidak setinggi tadi.

"Lo gak mau pulang bareng gue?"

Dara menggelengkan kepalanya. "Yudah kalau gak mau." rey langsung menggendong dara seperti membopong karung beras.

Dian mengepalkan kedua tangannya berusaha menghandle kemarahannya yang sebentar lagi akan meluap saat melihat keduanya.

"Eh, rey lepassss! Lepasiii gak!" amuk dara memukul-mukul belakang punggung rey.

Tanpa menjawab, rey terus berjalan ke arah parkiran. Beberapa siswi melihat keuwuan mereka. Ada juga sebagian yang mencibirinya karena iri dengan dara.

Dara yang melihat tatapan siswi-siswi itu pun, menutup kedua matanya merasa malu. Sesampainya di parkiran, rey langsung mendudukkan dara di atas motornya.

"Lo gila ya!"

"Gue di suruh tante atha antar lo pulang." ucap rey berbohong.

"Gak usah gendong gue juga. Gue malu!" ujar dara ketus.

"Malu? Malu di gendong sama calon suami gitu?" Dara memelotokan matanya, ia langsung membungkam mulut rey dengan kedua tangannya. "Sstt, jangan kuat-kuat anjir. Nanti orang pada tau." ujar dara sembari melepas bungkamannya.

"Ya kalau tau kenapa?" tanya rey polos. Dara menepuk jidatnya pelan. "Gue gak mau di kata-katain sama mereka. Hidup gue udah gak tenang semenjak deketan sama lo."

"Yaudah nanti gue bocorin ke seluruh sekolah, kalau Aldara Bravaska udah jadi milik Reymond Damian Axelle."

"Heh!" rey tertawa melihat reaksi dara.

"Gue ngomong gak pernah main-main, cepat atau lambat seluruh sekolah akan tau kalau kita itu adalah calon pasutri." Blussh... Pipi dara merona, ia langsung memalingkan wajahnya ke sembarang arah agar rey tidak melihat wajahnya yang kian memerah.

Dara menoleh lagi ke arah rey. "Tunggu! Kok lo jadi sering gombal ha?! Enggak.. Enggak.. Ini pasti bukan lo, rey yang gue kenal itu enggak kayak gini. Ini pasti kembarannya kan? Mana rey yang as-"

"Sssttt.., gak usah ngoceh lagi, nanti gue cium juga tu mulut." Spontan dara langsung menutup kedua mulutnya.

Rey tertawa terbahak. "Udah ah, ayok pulang. Lo mau nginep di sekolah?" dara hanya menggeleng. Lagi dan lagi rey tertawa melihat wajah dara. Gemes-gemes gimana gitu.

***

Dara sudah berada di dalam kamarnya. Tadi setelah ia di antar rey, dia langsung pamit masuk ke dalam, begitu juga dengan rey minta izin pulang cepat karena masih ada urusan.

"Aaaaaaaaa, gilaaa. Rey kesambet apa njirr." dara berteriak, wajahnya ia tutupi bantal agar teriakannya tidak sampai keluar kamar.

"Astagaa, kalau kayak gini terus bisa-bisa gue baper sama dia. Eh udah baper deh kayaknya. Aaaaaaaa." monolog dara. Jangan tanya kondisi dara sudah seperti apa! Yah, kondisinya sekarang sudah seperti orang gila.

Tok... Tok... Tok...

"Dara! Nak?! Keluar makan malam yukk." teriak atha dari luar kamar.

"Iyaah ma, bentar dara nyusul." dara bergegas turun dari tempat tidurnya, dan merapikan beberapa pakaian dan rambut yang berserakan akibat ulahnya tadi.

"Syalalalalalala,,, lalalaa." Dara bernyanyi menuruni anak tangga.

"Napa lo? Kayak orang gila?" sarkas alden.

Untung suasana hati dara lagi membaik, jadi ia tidak merespon ucapan sang adik.

"Mama ku yang cantik! Hari ini mama masak apa? Waaaahh!! Ada baby crabs !!" Girang dara.

"Kamu kenapa kak? Demam?" ujar atha sambil mengecek suhu dara di keningnya. "Baik kok! Terus kamu kok kayak kesambet gini? Atau jangan-jangan." atha manaik turunkan kedua alisnya.

Dara menyengir. "Palingan rey itu ma." timpal kenzo saat berjalan ke arah meja makan itu.

"Udah akh, kok malah bahas rey sih. Oh iya ma, mama ingat gak sama dian?" atha menggeleng.

"Aihhh, masak mama gak ingat sih! Itu loh anaknya tante jesika, kawan kecil dara. Oh.. ayolah, gak mungkinkan mama secepat itu melupakannya." Atha tampak berfikir.

"oh, mama tau. Dian anak jesika ya kalau gak salah." ujar atha.

Dara mendengus. "Kan baru dara bilang ma!"

Atha menyengir. "Udah ayo makan. Kalian mau ngobrol terus? Keburu baby crabs nya di habisi alden tu." Ucap kenzo menunjuk ke arah alden.

"Aldeeeenn. Itukan makanan kesukaan gue."

"Lama lo kak, gue lapar. Nah ni sisanya." alden memberikan beberapa kepiting kecil sisa.

"Mamaaaa, alden curaaanggg." rengek dara. Semua yang ada di meja makan itu pun tertawa bersama.





Bersambung....

Lanjut gak?

Votee dulu yuu:v

Terima kasih....

RAYMOND! Où les histoires vivent. Découvrez maintenant