Chapter 6

120 49 32
                                    

Aaarrrggghhh, guys di chapter ini sepertinya bakal banyak adegan bucin-bucinan deh, bagi kaum jomblo harap bersiap-siap untuk mengelus dadanya ya 😂😅

Dara dan rey berdiri saling berhadapan, dara yang capek mendongak ke atas karena tingginya rey memilih untuk menatap lurus badan bidang milik rey saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dara dan rey berdiri saling berhadapan, dara yang capek mendongak ke atas karena tingginya rey memilih untuk menatap lurus badan bidang milik rey saja.

"Lo mau kabur?" ucap rey dengan menaikkan salah satu alis tebal miliknya.

"Siapa yang mau kabur?"

"Jadi itu tadi? Gue datang kok lo mau pergi?

"Gue laper! Jadi mau ke kantin."

"Kan gue datang?"

"Terus kalau lo datang? Gue harus nungguin lo gitu? Iya kali anjir, mending gue mikirin perut gue yang kelaparan." ujar dara asal.

Rey mendengus kasar. "Masih ingat perjanjian tadi?"

Deg.

Sudah dara duga, pasti rey datang kemari ingin menagih perjanjian yang ia buat dengannya.

"Masih." jawab dara ketus.

"Nah, gue mau lo nanti temeni gue ke mall!" bisik rey kepada dara.

Siswi-siswi yang menyaksikan itu berteriak histeris, banyak yang terang-terangan bilang iri padanya. Pokoknya keadaan di sana cukup memprihatinkan telinga yang mendengarnya.

"Ngapain anjir? Lo kan bisa pergi sendiri!"

"Empat perjanjian lagi. Pulang sekolah gue tunggu lo di parkiran." ujar rey meninggalkan kerumunan itu.

"Ck!"

Dara kembali ke dalam kelas dengan langkah yang di hentak-hentakan, itu tandanya dia sedang marah. Mungkin siapapun yang berbicara kepadanya dengan kondisi seperti ini akan kena sembur dengan ucapan pedas, yang sedari tadi dia tahan.

Celin yang tidak tahu akan kejadian tadi, berteriak memanggil nama dara, hingga suaranya yang cempreng menggema memenuhi ruangan kelas itu.

"Daraaa! Im coming, nah ini pesanan lo!"

Dara mengusap gusar wajahnya frustasi, kemudian mengambil makanan yang ia pesan pada celin dengan sedikit kasar.

"Sini makanan gue!"

"Eeee, santai dong. Nape lo?"

"Berisik!"

"Lah markonah, gue nanyak di bilang berisik! Dah makan aja lo sono, biar stres lo hilang." ketus celin.

***

RAYMOND! Where stories live. Discover now