Chapter 11

80 40 13
                                    

Hay guys...
Cerita ini murni dari pemikiran aku sendiri,

Banyak typo yang bertebaran jadi mohon di maafkan

Untuk membantu semangat 45 meng-up kan chapter berikutnya..

Jangan lupa vote dan komen ya..

Vote kalian sangat berarti untuk novel ini:)

Happy reading...

.....

Kini rey, angel, atha, dan maya duduk berhadapan di ruang keluarga. Sekarang telah menunjukan pukul 9 malam.

Maya berdehem berusaha memcairkan suasana yang cukup tegang.

"ekhemm.."

Atha melirik sebentar ke arah maya, kemudian menarik napasnya panjang.

"Coba ceritakan nak." ujar atha lembut kepada rey.

Rey diam sejenak kemudian. "Maaf ma, tante. Jadi ceritanya.... " rey telah menceritakan semua yang terjadi kepada atha dan maya. Kini atha dan maya tersenyum samar-samar seakan saling melempar kode satu sama lain.

"Kok ketawa tan?" tanya angel heran, seharusnya kan mereka di marahi karena telah meninggalkan dara sendiri di pasar malam.

Atha dan maya menggeleng secara bersamaan, masih dengan senyum yang tak lepas dari wajah keduanya.

"Nak, bujuk dara gih ke atas." pinta atha kemudian.

"Tapi tan, kal-" rey berhenti melanjutkan perkataannya ketika melihat ke arah maya yang tengah memelototkan matanya.

"Aku ikut ya tan." kata angel ketika melihat rey ingin berjalan ke arah kamar dara.

"Enggak usah nak, kamu disini aja sama tante." rey yang mendengar itu, melanjutkan kembali langkahnya.

Kini dia sampai di kamar dara, rasa gugupnya kini muncul, bagaimana dia akan meminta maaf kepada dara? Sedangkan dara itu terkenal akan kepala batunya.

Setelah berfikir beberapa saat, senyum di bibirnya pun tercipta. 'Aha! Dia pasti tidak akan menolak permintaan maaf ku!' pikirnya.

Tok.. Tok.. Tok...

Tidak ada suara dari dalam, ketika rey mencklek pintunya, ternyata pintu itu tidak terkunci. Rey masuk ke dalam kamar, hal yang pertama di lihatnya adalah cat hijau dengan beberapa lukisan pohon pinus di sekitar dindingnya. Mata rey menghangat ketika melihat beberapa susunan buku seperti perpustakaan yang tertata rapi disana.

Tak lama, dara keluar dengan handuk di badannya,ia mandi di kamar mandi yang tersedia di kamarnya.

"AAAAAAAAAAAA, REY KAU CABULLL!!!" mendengar teriakan dara, rey langsung memutar kedua bola matanya ke arah lain.

"PERGI LO CABUL!" sentak dara mengusir rey.

Rey yang tidak terima dirinya dikatai cabul, kembali menghadap dara. Melihat rey yang akan mendekat ke arahnya, dara langsung kabur masuk ke dalam kamar mandi.

Masih dengan teriakan dara dari dalam kamar mandi.

"KELUAR LO KAMVRET!!" rey yang mendengar teriakannya pun tertawa puas, merasa berhasil mengerjai dara, ia pun keluar dari kamar itu...

Selang beberapa lama, kini rey kembali membuka pintu kamar itu, kamar yang beberapa menit lalu ia tinggal.

Saat masuk ke dalam, pajndangannya langsung tertuju pada gadis dengan kaus dan celana rumah. Rey menghampirinya di meja rias milik dara. Dara melihat pantulan rey dari cermin miliknya dan seketika itu juga ia menghadapkan seluruh pandangannya ke arah rey.

"Ngapain lo ke sini?!" rey yang mendengar pertanyaan ketus dari dara seketika mendekat dan sedikit membungkukan dirinya agar sejajar dengan posisi dara.

"Gue mau minta maaf." ujar rey langsung to the point.

"Gadak yang salah, jadi gue minta lo keluar dari kamar gue sekarang! " kata dara masih dengan nada yang terdengar ketus.

"Lo masih marah?"

"Gak!"

"Terus wajah lo kok di tekuk kayak gitu." ujar rey kini mendongakkan sedikit kepala dara ke arahnya.

Dara langsung memalingkan wajahnya ke sembarang arah, karena merasa ada yang berbeda dari wajahnya. Yah! Pipi dara memerah, mungkin sekarang ia tengah malu.

"Hey! Lo ingat, lo masih punya utang 4 permintaan yang belum gue sebutin."

"Kalau bisa lo sebutin semuanya sekarang juga! Biar kelar semua dan gue gak akan mau lagi berurusan dengan orang gesrek kayak elo!"

Rey menghela napasnya kasar. "gue bakal minta 2 permintaan untuk malam ini! Yang pertama lo harus maafin gue, sekarang dan detik ini juga. Yang kedua gue mau.." rey menggantung ucapannya, membuat dara yang fokus mendengarkannya menjadi kesal.

"Lanjut bego! Kok diam?!"

"Lo harus mau jadi-"

Bersambung...

Hayoo tebak, rey mau jadiin dara siapanya?

Maaf ya untuk chapter yang ini aku cuma nulis 500an kata...





RAYMOND! Where stories live. Discover now