chapter 5

179 57 33
                                    

Maaff kelamaan update ya!
Okee tanpa berlama-lama lagi
Cuss lanjut:)

Eh sebelum itu jangan lupa vote ya:v

Eh sebelum itu jangan lupa vote ya:v

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


👏👏👏

Pagi hari ini terlihat sangat mendung, sepertinya akan segera turun hujan. Dara masih bergelung di dalam selimutnya, memang cuaca hari ini sangat mendukung untuk dara kembali melanjutkan tidur syantiknya. Hingga suara ketukan dan teriakan atha dari luar kamar mengharuskan dara untuk bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Dara keluar dari kamar mandi dengan handuk yang bertengger di kepalanya.

"Sepertinya mau turun hujan, sekolah gak ya?" pikir dara sejenak. "Aihh gue lupa, hari ini pak rizal kan masuk." ujar dara ngeri.

Dara menuruni anak tangga dan melihat keluarga kecil mereka sudah berkumpul di ruang makan. Alden menyantap roti sandwich yang telah di siapkan oleh atha, sedangkan kenzo duduk membaca koran dengan kopi hitam di meja sampingnya.

"Nah kebo udah bangun." ujar atha ketika melihat dara berjalan ke arah mereka.

"Hehe, maaf ma. Marathon drakor soalnya tadi malam, jadi dara kurang tidur." cengir dara dan mengambil alih salah satu bangku meja makan.

"Nah sarapan dulu sebelum berangkat."

"Makasihh mama dara yang cantiknya kebangetan hari ini." puji dara sambil mengambil roti sandwich yang di sodorkan atha padanya.

"Hii kamu, ada maunya aja."

"Engwak kowk ma, dwra twlus."

"Udah, habisi dulu makanan yang di mulut kamu itu."

Setelah beberapa saat, mereka akhirnya selesai sarapan dan berangkat ke tujuan mereka masing-masing.

Dara mengecup punggung tangan atha untuk pamit pergi ke sekolah, sedangkan alden sudah pergi terlebih dahulu ke sekolah.

Saat dara mengecek mobil di garasi, betapa terkejutnya dia melihat ban mobil dan kereta matic miliknya sudah tak ber-udara lagi.

"Ck! Alden sialaaaaann! Awas lo ya adek laknat!" umpat dara kesal.

Mau tak mau, akhirnya dara pergi ke sekolah dengan jalan kaki. Oh shit!!

Selang beberapa lama, dara hampir sampai ke sekolah, kira-kira 50 meter lagi dara akan sampai ke dalam sekolah yang bernuansa elit itu.

Dua motor besar bewarna hitam melewati genangan air dengan kecepatan di atas rata-rata membuat genangan air itu menyiprat ke arah baju putih milik dara.

"Bangsat! Sial lo berdua!" teriak dara kesal.
Motor yang melaju di belakang memberhentikan kendaraannya. Menoleh ke arah belakang dan memutar haluan arah tujuannya. Ia menghampiri dara yang terlihat sedang mengibas-ngibaskan seragam sekolahnya yang terkena cipratan becek tadi.

"Siapa yang lo bilang bangsat?!" tanya datar rey pada dara ketika sudah berada di sampingnya. Yah cowok itu adalah rey dan gery.

"Yaelah pakek nanyak lagi lo, ya kalian lah! Masak buk nunung yang gue salahin." ujar dara sewot.

"Lo ya kal-"

Kringg... Kringgg.. Kringgg

Suara bel sekolah terdengar sampai di tempat mereka berada. Mampus! Dara memikirkan nasibnya jika dia berurusan dengan guru BP sialan itu lagi.

"Rey!" panggil dara ketika rey hendak melajukan motor besar miliknya.

"Apa!"

"Dih, sensian amat sih lo." cibir dara tak suka.

"Langsung to the point aja."

"Loh gak ada niatan mau tebengi gue kek? Masak lo tega tinggalin gue sendiri." ujar dara dengan mata memelas.

"whatever, gak ada untungnya juga gue nebengin lo." skakmat dara diam tempat.

'ayo berfikir dara, bujuk rey. Buat dia mau nebengin lo, ayo-ayo dara.' monolog dara.

"Gue minta maaf deh." ujar dara sambil mengulurkan tangannya pada rey.

"Not that easy."

"Kok lo makin ngeselin sih, gue kan tulus mau minta maaf."

"So?"

"Yudah gini deh, gue iyain tiga permintaan lo, dan gak bakalan gue bantah sedikit pun."

"lima?"

"Eeee, ngelunjak lo kamvret! Empat deh gue mau."

"Lima atau gue tinggalin?"

"Ck! Iya iya, resek lo memang." ketus dara.

Rey tersenyum penuh kemenangan.

Saat mereka sampai di parkiran sekolah, hujan mulai turun rintik-rintik.

"Gue duluan, perjanjian tadi nanti kita bicarain lagi." ujar dara pada rey.

"it's okey. " dara lari meninggalkan rey sendiri.

***

Bel istirahat berbunyi, tidak banyak anak yang keluar kelas termasuk dara dan celin. Di karenakan cuaca yang sangat dingin, dan hujan yang semakin lebat di luar sana.
"Lo gak mau ke kantin ra?"

"Enggak."

"Yakin lo gak laper? Kok gue gak yakin yah, mulut tong sampah kek lo gak ngisih lambung ke kantin."

"Dih ngadi-ngadi lo maimunah, sadar diri deh lo, mulut tong sampah bukan gue aja, elo juga kali." cibir dara malas.

"Ahahaa, yudah gue aja deh, lo mau nitip apa?"

"Nah kan, punya kawan peka amat."

"Iyalah, gue kan gak kayak lo, udahh buruan! Lo mau nitip gak ni?"

"Gue bakso sama es teh aja."

"okeh."

Celin meninggalkan dara dan pergi ke kantin untuk membeli pesanan mereka tadi.

Tak lama, suasana yang sunyi senyap sekarang berubah menjadi pasar loak yang padat pengunjung. Suara histeris dari siswi-siswi di kelasnya juga sangat nyaring, membuat dara muak mendengarkannya.

"Ck! Siapa sih biang keroknya." ujar dara sambil berjalan ke arah luar kelas.

Sontak dara kaget ketika melihat rey dan gery berjalan ke arah Kelasnya.

"Gue harus pergi anjir, jangan-jangan dia mau nagih janji tadi lagi." monolog dara khawatir.

Dara keluar dari kelasnya dengan Terburu-buru, dan itu semua luput dari pandangan seorang rey.

"Hey, masih mau kabur?" ujar rey ketika melihat dara hendak berbelok ke arah kantin.

"oh shit! Dia tertangkap basah!"

Bersambung..

Mau tau perjanjian apa yang akan di ajukan rey pada dara?

Rey mengajukan....

Ada deh😅

RAYMOND! Where stories live. Discover now