"Liaatt, udah jadii." Kenzin memamerkan gulali nya.

Cakra merogoh dompet, memberikan uang kepada sang penjual. Ia kembali menatap Kenzin.

ini yang manis gulali apa yang punya ya? bisik Cakra dalam hati.

Cakra kembali merangkul bahu Kenzin —yang sibuk memakan gulali nya. "Masa gue gak di bagi sih?"

Kenzin menggeleng, "gak boleh. Ini yang gue." raut wajah Kenzin yang lucu membuat Cakra merasa banyak kupu-kupu menggelitik perut nya.

"Gue yang beliin masa gue yang ga di kasih si?" Protes Cakra kesal —pura-pura—.

"Biarin."

Muncul ide Cakra untuk selfie dengan Kenzin. Kalau dipikir-pikir mereka berdua belum pernah fotbar alias foto bersama. Ia segera mengambil ponsel dan membuka kamera.

"Sini liat kamera," ujar Cakra —ia masih merangkul pundak Kenzin.

Kenzin menoleh ke arah kamera, dirinya tersenyum manis sembari menunjukkan gulali nya.

Cekrek.
Cekrek.
Cekrek.

"Udah ih!" Ucap Kenzin setelah tiga kali berganti pose.

Cakra terkekeh. Ia masih mengotak-atik ponsel. Cowok itu membuka aplikasi instagram dan mem-posting foto mereka berdua di instastory. Setelah beberapa menit foto tersebut di post, banyak followers Cakra bertanya apakah cewek di samping nya itu adalah Kenzin.

Cakra menjawab iya, juga mengatakan Kenzin adalah pacar nya.

•••

Kenzin menutupi wajah dengan topi hoodie yang ia pakai. Ia datang pagi-pagi sekali bersama Cakra agar tak ada yang melihat nya. Kenzin takut jika semua orang kembali membully dirinya. Sampai di kelas mereka berdua duduk sebangku. Semalam Cakra sudah memberi tau Restu untuk duduk di samping Anna sementara. Awalnya Restu dan Kenzin tak setuju, tapi setelah di jelaskan akhirnya kedua nya setuju.

Satu persatu kursi kosong mulai terisi. Hari pun sudah semakin terang. Lebih dari setengah berbisik-bisik menyebut nama Kenzin. Kenzin dan Cakra mendengar namun tetap berpura-pura tidak tau. Biarlah mereka menceritakan keburukan Kenzin agar gadis itu mendapatkan pahala dari mereka. Dan membuat orang yang menfitnah Kenzib dosa nya bertambah.

Anna tak berani menoleh sedari tadi. Gadis berambut panjang itu terus diam. Dia mau protes kenapa Restu duduk di sebelahnya, saat tau ada Kenzin di sebelah Cakra, Anna hanya bisa diam.

Bu Ida selaku guru matematika yang killer sudah duduk di tahta nya. Wanita paruh baya itu membolak-balik buku paket. Mencari-cari halaman tugas minggu lalu. "Kalian ada tugas di halaman 40 kan?" Tanya Bu Ida sembari menurunkan kacamata nya sedikit.

"Iya buu." Jawab sekelas serentak.

"Baiklah mari kita koreksi. Yang bisa menjawab silahkan maju ke depan." Bu Ida meletakkan spidol di pinggir meja.

Kenzin membuka halaman yang di sebutkan. Hanya membutuhkan 2 menit dia paham. Tangan Kenzin terangkat ke atas, "saya Bu."

Satu kelas kompak menoleh mendengar suara Kenzin. Bu Ida juga terkejut melihat Kenzin sudah masuk kembali ke sekolah.

"I-iya silahkan."

Kaki Kenzin melangkah maju ke depan. Ia ambil spidol —di pinggir meja— ,lalu tangan nya mondar-mandir di papan tulis. Hellen di bangku nya berdecak kesal, bertanya-tanya kapan cewek murahan itu datang? Kenapa dia kembali masuk?

Selesai mendapat jawaban selama 1 menit, Kenzin kembali meletakkan spidol ke tempat semula. Bu Ida langsung menulis nilai Kenzin di buku absen.

"Sha!" Hellen memanggil Asha dengan volume rendah, "kapan tuh lonte dateng? perasaan pas gue masuk dia ga ada deh," jari Hellen menunjuk ke arah Kenzin yang kini sudah duduk di bangku.

Asha mengedikkan bahu, "gue juga ga tau anjir."

"Rabun lo! Itu aj-

"HELLEN! ASHA!"

Teriakan itu berasal dari kursi guru. Bu Ida sudah memasang wajah kesal.

"Sial." Umpat Hellen dalam hati.

Ucapan selanjutnya Hellen dan Asha sudah tau, pasti...

"Berdiri kalian di depan pintu. Se. Ka. Rang!" Titah Bu Ida penuh tekanan di kata terakhir.

•••

Jimmi berlarian sampai menabrak beberapa murid lain. Cowok itu bergegas memberi tau sebuah info pada Rezvan. Jimmi tau bahwa Rezvan sedang berada di kantin bersama Hellen. Akhir-akhir ini Hellen selalu mengikuti Rezvan di kantin. Karena itu Jimmi jadi sering pisah kalau ke kantin dengan Rezvan.

Batang hidung yang ia cari sudah di temukan. Ia berjalan mendekat lalu menarik baju Rezvan. Jimmi diam sebentar berusaha menetralkan nafas nya.

"Apaan sih kak Jimmi ganggu kita pacaran aja!" Ucap Hellen kesal. Bibir nya mengerucut ke depan dan tangan menyilang di depan dada.

"Pacaran dari mana anjing." Rezvan mengumpat.

Jimmi menarik napas, "Kenzin udah balik sekolah! Tuh anak lagi di bully anak kelas 11."

Tanpa berkata-kata lagi Rezvan segera berlari keluar kantin. Hellen menganga kala Rezvan mengabaikan panggilan nya.

"IHH INI KARENA KAK JIMMIIIII!!!!!" Hellen berteriak sampai wajah nya memerah.

Jimmi tertawa, "HAHAHA. Mampus lo. Babay nenek lampir!" Sesudah Jimmi mengatakan itu, ia berlari menyusul Rezvan.

Di otak Rezvan kini hanya ada satu orang. Kenzin. Gadis yang ia rindu. Gadis yang ia tunggu-tunggu kehadiran nya.

— PELANGI & HUJAN —

Alooo!! jgn lupa like and komen yaa
walaupun disini banyak readers dri feedback ,
watashi udah seneng stdk ny ad yg baca :D

Papaayy🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️

PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINWhere stories live. Discover now