chapter 141

636 93 1
                                    

Kami bertiga melihat ke atas pada saat yang bersamaan.

'Apa? Siapa yang sedang naik ke atas?'

Aku menunggu sebentar tetapi tidak ada suara lagi.

Saat aku melihat ke bawah, mataku bertemu dengan Mikhail. Sepertinya dia memiliki pemikiran yang sama denganku.

Saat itulah kami bertukar pandangan cemas dalam keheningan. Tiba-tiba, getaran aneh terdengar dari langit-langit.

drrr.

Pada saat yang sama, lingkungan sekitar kami bergetar seperti gempa bumi.

Langit-langit mulai retak dengan suara gemuruh yang tidak menyenangkan. Pecahan-pecahan jatuh dari langit-langit.

Ge,gempa bumi? Apakah ini gempa bumi?

Potongan batu besar jatuh di samping pintu sehingga pecah berkeping-keping.

"Grand Duchess!"

Mikhail langsung memelukku untuk melindungiku. Aku juga buru-buru menundukkan kepala sambil memeluk Bayan.

Batu-batu berjatuhan seperti hujan dengan debu naik ke mana-mana.

Untungnya, getaran itu berakhir dengan cepat.

Setelah suara itu mereda, aku perlahan membuka mataku. Dan betapa terkejutnya ketika melihat penampilan di dalam ruangan ini.

Langit-langit terbelah dua menjadi dua sisi antara pintu dan kami.

Langit-langit di sisi kami tampak retak akan tetapi disini masih baik-baik saja namun langit-langit di sisi pintu hancur lebih dari setengahnya.

'Ya ampun...'

Lempengan yang terbelah menjadi dua hampir tidak menopang langit-langit yang runtuh.

Itu adalah lempengan batu besar yang menempel di pintu. Tetapi Itu terjatuh ke lantai hingga terbelah dua.

Seiring dengan lempengan batu yang merupakan dekorasi yang melekat padanya juga hancur berkeping-keping sehingga dinding batu yang didedikasikan di sekitar lempengan dan pintu terbelah menjadi dua hingga jatuh ke lantai.

Masalah paling serius dalam kekacauan ini adalah lempengan dan pecahan batu benar-benar menghalangi pintu perpustakaan.

"Pintunya....."

Saat Mikhail bergegas melewati puing-puing, dia mendekat untuk membersihkan lempengan batu yang menghalangi pintu.

Namun, lempengan batu yang lebih besar dari pintu yang kini terbelah menjadi dua menghalangi pintu yang tidak mungkin kami singkirkan dengan sendirinya.

Lempeng batu itu tampaknya tidak akan bergerak bahkan jika kami berdua menggesernya bersama-sama.

"Sepertinya sulit disingkirkan dengan tangan. "

Mikhail meletakkan tangannya di gagang pedangnya.

"Tolong mundur sebentar. Saya harus memotong lempengan batu ini."

Sepertinya dia mencoba memotong lempengan batu dengan pedang. Tetapi Aku buru-buru menghentikannya.

"Hentikan! Bagaimana jika langit-langitnya runtuh?"

Dua lempengan batu telah menopang langit-langit yang kini terbelah dua.

Jika kamu menyentuhnya dengan salah maka langit-langit di atasnya akan runtuh bahkan kamu akan berada dalam situasi yang tidak dapat kamu tangani.

Dalam kasus terburuknya bisa saja langit-langit di sisi kita juga akan runtuh sehingga ada kemungkinan kita juga akan hancur sampai mati.

Mikhail melepaskan tangannya dari pedang lalu melihat sekeliling ruangan dengan mata cemas.

Aku Hanya Ingin Pernikahanku Aman (Completed)Where stories live. Discover now