chapter 93

876 127 0
                                    

Kata-kata itu menarik perhatian semua orang kepadaku.

"Kau ingin menjadi pengiring pengantin Eve?"

"Ya"

Sorel mengalihkan pandangannya sejenak.

"Ini adalah pernikahan kakak saya. Mungkin setelah menikah kakak saya akan pergi ke Grand Duchy...... Walau kakak bilang tidak, tetapi saya benar-benar ingin bersamanya di hari pernikahan."

Mata perak Sorel dipenuhi dengan air mata.

Aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan bersama bahkan jika aku bukan menikah dengan Terrence.

"Sorel memiliki hati yang indah untuk kakaknya."

Kaisar menatap Sorel dengan kagum.

"Jika Eve suka, dia akan mengizinkan. Eve, bagaimana menurutmu? Sorel menginginkan ini. Saya tidak berpikir memiliki dua pengiring pengantin itu tidaklah buruk."

Kaisar tersenyum ramah ketika menyerahkan pilihan kepadaku.

Semua bangsawan menatap penasaran sambil menunggu jawabanku.

' Ini situasi yang lucu.'

Dan jika sekarang aku menolaknya disini?

Itu sama saja dengan membuktikan bahwa aku sangat membenci Sorel sehingga aku tidak ingin dekat dengannya.

Tapi bagaimana jika aku mengabulkan permintaan Sorel?

Seperti yang mereka rencanakan Sorel akan selalu berada di sampingku sepanjang pernikahan.

Seperti Katanya akan membantu untuk menyiapkan pernikahan lalu pergi ke mansion Grand Duke bersamaku.

Menurutku itu yang Sorel inginkan?

Untuk Mengawasiku dari dekat?

Aku menjatuhkan kepalaku di bawah tatapan semua orang.

Lalu Sorel menggoyangkan bahunya sedikit dengan membuat suara tangisan dalam suasana yang tenang.

"Hikss."

Para bangsawan mulai mencari-cari kesalahan.

Aku mengangkat wajahku dengan tangan tertutup.

Permaisuri, Billos, Arentin, Sorel dan bahkan Kaisar semuanya yang menatapku dengan terkejut.

Sesaat air mata mengalir dari mataku.

"Hikss...Sorel, terima kasih banyak. "

Kamu tidak tahu berapa banyak usaha yang aku lakukan untuk mengasah keterampilan ini.

Aku berlatih berkali-kali di depan cermin untuk mendapatkan emosi yang memeras air mata setiap kali aku membutuhkannya.

Namun, latihan itu bermanfaat.

Semua orang membuka mata mereka lebar-lebar seolah melihat hantu.

Aku berkata sambil menangis.

"Saya dulu adalah kakak yang sangat buruk........ Kamu adalah adik yang baik."

Kejutan dari orang-orang di sekitar semakin parah. Sorel juga tidak bisa menjawab dan hanya menatapku.

Aku menyeka air mata dengan punggung tanganku dan dengan cepat mengeluarkan intinya.

"Tapi sebenarnya saya ingin meminta sesuatu yang berbeda."

"Apa..."

"Aku ingin kau tinggal bersamaku di kuil untuk memberkatiku."

Kata-kata itu sejenak menghilangkan ekspresi wajah Sorel.

"Berkat?"

Di pernikahan didunia ini, ada langkah-langkah untuk berdoa dikuil untuk memberi berkat.

Aku Hanya Ingin Pernikahanku Aman (Completed)Where stories live. Discover now