chapter 65

1.1K 143 0
                                    

Di musim dingin yang kering, di taman yang diisi dengan rumput kering, ivy menggantung di dinding eksterior dengan sekelompok tanaman merambat.

Tidak hanya kuil tetapi juga semua akomodasi ini bangunannya terbuat dari kayu tua.

Mengejutkan bahwa tidak ada kecelakaan kebakaran setiap tahunnya.

Tapi para penjahat berusaha untuk membakarnya.

Pada titik ini, kecelakaan kebakaran akan terjadi, sehingga semua itu tidak akan dicurigao.

Dian yang juga mendengarkanku, menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu. Maukah kamu nanti mematikannya ketika di malam hari?"

Nell, yang sedang makan, menjawab.

"mereka mengatakan bahwa akan mematikan apinya sebelum jam 10. Karena bara akan dipindahkan, untuk menghindari kemungkinan adanya kecelakaan kebakaran. "

"Syukurlah kalau begitu."

Tiba-tiba aku teringat dengan bunga-bunga yang kami buat sebelumnya.

Bunga-bunga yang kami buat bersama untuk pertama kali yang dibawa ke kuil.

Bunga-bunga masih akan menyalakan api yang tenang di altar.

Jika kuil terbakar, maka lampu itu akan terbakar.

Kemudian mereka akan membakar bunga yang kami buat juga.

Ini memang tidak penting, tapi aku harap mereka tidak akan membakar bunganya.

Bunga yang aku buat dengan grand Duke akan menjadi Sia -sia jika itu terbakar.

Dian berkata seolah membaca hatiku.

"Sebenarnya, aku meminta pendeta untuk membawa secara terpisah bunga yang kita buat tadi."

"Benarkah?"

"Ya, saya ingin membawa apa yang telah kita buat untuk dibawa pulang, dan saya pikir akan menyenangkan untuk menyimpannya sebagai kenangan."

Pekerjaan yang tadi kami lakukan Itu akan menjadi kenangan.

Mungkin dimasa depan aku tidak akan membuat bunga lagi dengan Terrence untuk selamanya.

"Terima kasih karena akan menjaganya."

Dian tertawa sambil makan salad dengan saus.

"Sebenarnya, saya belum pernah melihat kak Terrence begitu serius membuat sesuatu. Orang-orang akan tidak percaya jika Anda memberi tahu orang lain. "

"Betulkah."

Akupun juga tidak percaya.

Dian dengan wajah tersenyum ketika teringat sesuatu.

"kak Terrence pasti sangat mencintaimu."

Tidak ada keraguan di wajah Dian.

Dia mengatakan dengan tulus percaya bahwa Terrence menyukaiku.

Aku tersenyum diam-diam dan meletakkan airku.

Terrence mencintai Eve.

Itu konyol.

Sepanjang cerita novel ini, wanita satu-satunya yang akan ia cintai hanyalah Sorel.

Meskipun aku tahu itu wajar, aku merasakan satu perasaaan yang aneh dan pahit.

"Dian, jangan mengolok-olokku."

Meskipun saya memberi perasaan malu, Dian malah menganggapku lucu seolah-olah itu menyenangkan.

Nell, yang berada di sisi sampingku, melihat kami berdua juga merasa senang.

Kami kembali ke ruang tamu setelah selesai makan malam.

Aku Hanya Ingin Pernikahanku Aman (Completed)Where stories live. Discover now