twenty

9.9K 1K 114
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Readers manis, vote sama komennya ya sayang.. aduh, jangan silent dong, ayo pencet bintangnya, aduh.. baiknya. Selamat membaca yaa💓

Enjoy it~

———

Pagi setelah kejadian itu, Renjun terbangun sendirian dengan tubuh yang nyeri di mana-mana, keadaannya tidak sekacau pergulatan malam tadi, sepertinya Jeno membersihkan tubuh si manis sebelum Pria itu pergi.

Namun hal itu tidak semata-mata membuat Renjun merasa kembali menjadi berharga, bagaimana cara Jeno memperlakukan dirinya setengah malam tadi, benar-benar membuat si Huang merasa berada di dalam kotak siksaan.

Renjun meremat selimut yang menutupi tubuh terbalut kemeja putih kebesaran si Lee itu dengan kuat, dirinya bergerak miring, menghadap langsung ke arah jendela yang kini sudah terbuka tirainya.

Rasa sakit di tubuhnya, beradu dengan sakit hati diikuti mental yang kian terguncang.

Bibir mungil dengan beberapa luka lecet itu gemetar, air matanya kembali luruh, bahkan sosok yang harusnya bertanggung jawab atas patah hati dan hancurnya harga diri Renjun, tak seharusnya meninggalkan lelaki lemah itu setelah kegiatan kotor mereka.

Renjun malah merasa kalau dirinya tak kalah beda dengan para jalang di luar sana, habis puas dinikmati, lalu dia ditinggalkan begitu saja.

"Hiks.. aku mau pulang.. Tuhan, tolong.. rumah mana lagi yang bisa aku datangi saat ini.."

.

Dan siapa sangka, hal itu terus berulang setiap malamnya, atau setiap Jeno punya kesempatan.

Hal yang harusnya hanya menjadi mimpi buruk, kini menggerogoti setiap hela napas yang Renjun hembuskan.

Rasa tak tega Jeno seakan hilang ntah ke mana, seolah tubuh kekasihnya memang layak untuk dia nikmati kapan pun dia ingin.

Tak peduli dengan teriakan dan permohonan yang selalu Renjun ucapkan, tak peduli dengan seberapa banyak air mata itu meluruh di wajah cantik yang setiap saat makin pudar pula kadar semangatnya.

Jeno seakan tuli, buta dan gelap hati.

Bukan semata-mata hanya karena Renjun begitu menawan saja, tapi juga bisnis bawah tanahnya dan pesaing itu tak kunjung usai.

Semua hal yang membuat Jeno stres, melahirkan sosok monster mengerikan di dalam diri Jeno.

Menjadikan kesalahan Renjun yang harusnya telah usai, sebagai bahan mencurahkan emosi dan rasa lelahnya.

"Shut! Up! Berhenti memohon untuk usai, aku masih menginginkan tubuhmu!"

Renjun menggeleng kuat, dirinya sudah tidak sanggup, rasa sakit yang dia tangguh sudah terlalu banyak, batin dan raganya tak sekuat itu untuk terus memapah segala nafsu dan emosi Jeno.

Mata itu, mata yang dulu menatap penuh puja kepada Renjun, kini pergi ntah ke mana, sosok yang dia cinta itu, si Jeno kekasih yang paling Renjun agungkan, seakan mati tertelan bumi.

Pria ini, yang tengah gencar menggagahinya ini, bukanlah Lee Jeno yang Renjun kenal, bukanlah seorang kekasih yang Renjun harap cintanya setiap hari.

"Anghh-- Jeno.. demi Tuhan rasanya, hiks, sakit sekali--akhh!"

Bibir yang sudah lecet sana sini itu, kembali digigit oleh si empu, Renjun memejamkan mata dengan tangan yang meremat spreinya kuat.

Tidak mau pasrah di bawah kuasa si dominan, tapi apa daya jika kuasa tak pernah ada di tangan Renjun.

Bothered Pain [NOREN ft. Jisung]✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang