eight

11.2K 1.4K 193
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

———

Berada di situasi macam ini, bukanlah kemauan dari Renjun, bagaimana dia kini duduk bersama Jeno serta Jisung di satu meja makan yang sama.

Helaan napas keluar dengan pasrahnya.

"Mama."

Baik Renjun maupun Jeno, ikut menoleh saat Jisung memanggil sang Ibu.

"Ya, Jwie?"

"Jwie mau pulang."

"Itu--"

"Jisung, rumahmu di sini sekarang."

Bukan Renjun, tapi Jeno lah yang menjawab itu, kalimat si Huang baru saja dipotong dengan tidak sopannya.

Mendengar jawaban dari Pria yang kemarin membawanya secara paksa hingga kini ntah bagaimana sang Ibu pun ikut terseret, membuat Jisung melirik tidak suka.

Binar yang selalu menyorot polos dan menurut, kini melihat Jeno dengan tatapan benci.

"Aku tidak bertanya dengan Paman, ini bukan rumahku, ini rumah Paman dan aku tidak mau berada di sini."

Jawaban Jisung tentu berhasil membuat suasana meja makan menjadi lebih mencekam, Renjun yang sadar dibuat panik dalam diamnya.

Khawatir sekali Jika Jeno tidak sennag dan berujung pada keselamatan sang anak.

"Jwie..."

Anak tujuh tahun itu menoleh ke arah sang Ibu, bisa dia lihat bagaimana lelaki Huang itu menggeleng dengan pelan, mengisyaratkan kalau dirinya harus menurut.

Dan tentu, tentu saja Jisung mengerti dengan hal itu, tapi kenapa Renjun harus menyuruhnya untuk diam? Bukankah yang dia katakan itu benar?

"Tetap saja dirimu harus tinggal di sini, apapun alasannya."

"Tapi ini bukan rumahku!"

Anak itu memberontak, sifat keras kepalanya muncul diikuti dengan sendok yang dia letakkan di atas meja dengan kasar.

"Paman kasar! Aku tidak suka! Mama juga jadi sedih terus semenjak bertemu dengan Paman, padahal awalnya aku kira Paman itu Pria baik! Tapi sepertinya aku salah, jadi biarkan aku dan Mamaku pulang, kami punya rumah, Paman!"

Mendengar rentetan kalimat penuh dengan amarah anak berumur tujuh tahun itu, membuat Renjun langsung terdiam.

Iya, Jisung memang terkadang tetap menjadi anak nakal dan banyak membantahnya, namun untuk ukuran anak sekecil itu, kalimat Jisung bukankah terlalu mengejutkan?

Oh Tuhan, rasa dari makanan yang dimasak oleh pelayan Jeno, kini terasa hambar saat atmosfer yang mengelilingi semakin pekat.

Renjun menelan salivanya dengan susah payah, merasa kalau tabiat dua orang ini bagai pinang dibelah dua, ketara sekali kalau Jisung akan terus keras kepala dan membantah Jeno.

Sialan, Pria itu menurunkan gen keras itu kepada Jisung, kalau sudah begini Renjun jadi semakin was-was ke depannya.

"Jwie, tidak baik bicara seperti itu dengan Paman Jeno, lagi pula rumahnya besar kan? Jwie tidak ingin tinggal di rumah besar ini? Ada kolam renang juga, Mama sudah lihat tadi."

Anak itu menoleh sinis ke arah sang Ibu, "Mama suka di sini? Mama mau tinggal di rumah ini? Jwie tidak peduli dengan kolam renang, Jwie mau pulang.." rengeknya.

Renjun pun begitu kalau boleh jujur, namun janjinya tadi pagi saat si Lee Gila Jeno ini membuat psikisnya tersenggol dan rasa takutnya menuncah, mengakibatkan Renjun berjanji untuk hal yang bahkan tidak ingin dia lakukan.

Bothered Pain [NOREN ft. Jisung]✓ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now