five

12.7K 1.6K 198
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

———

Sudah sore, dan udara yang kini menemani Renjun cukup dingin, awan di atas sama sedikit menggelap dengan angin yang berhembus cukup kencang, mampu membuat si mungil mengeratkan mantelnya.

Sepertinya akan turun hujan.

Lelaki manis itu menggeluarkan ponselnya dari dalam tas, sejak kerja tadi belum sempat dia membuka ponsel, bahkan hanya untuk menanyai Jisung kepada Mark.

Bus yang akan membawanya pulang masih akan tiba beberapa menit lagi, jadi Renjun memilih duduk di halte itu sambil menempelkan ponselnya ke telinga, menunggu panggilannya diangkat oleh orang di seberang sana.

"Halo."

"Mark Hyung."

"Tidak bisa mengenali suaraku ya, sialan?!"

Renjun terkekeh setelahnya.

"Maaf, aku kira Mark Hyung, ini kan nomornya. Haechan, apa Jisung di sana."

"Tidak, anakmu tidak mau ikut ke tokoku."

"Jadi, di mana dia?"

"Rumahmu, tadi Mark sempat memberinya uang untuk jajan, anakmu juga bilang kau meninggalkan lauk di kulkas."

Renjun tersenyum mendengar hal itu, memang dia selalu menaruk lauk siap makan di kulkasnya, dan sepertinya Jisung cukup mengerti akan hal itu.

"Begitu ya? Baiklah, terima kasih Chanie, uang Mark Hyung akan aku ganti nanti."

"Tidak perlu repot-repot, hanya uang jajan, Renjun."

"Oke oke, aku tutup telfonya ya, aku akan menghubungi tel--" Renjun tak melanjutkan ucapannya, baru ingat kalau telfon rumahnya sudah rusak akibat bantingan Jeno tempo hari.

Memang, Jeno itu brengsek.

"Ada apa"

"Tidak ada, yasudah aku tutup ya. Sekali lagi terima kasih."

"Tunggu, aku masak banyak sekali hari ini, datang ke rumahku bersama Jisung ya, makan malam di rumahku, tapi jika kau terlalu lelah, biar aku yang datang ke sana."

"Tidak perlu, aku akan ke rumahmu bersama Jisung."

"Nah begitu, aku tutup telfonnya."

"Ya."

Setelah itu, panggilan mereka benar-benar terputus.

Renjun senang bisa mengenal Haechan dan Mark, dua orang baik yang bisa dimintai tolong sewaktu-waktu, bahkan sudah menganggapnya sebagai keluarga.

"Apa anak itu sudah makan.." Renjun mengadah sedikit ke arah langit, benar-benar mendung.

.
.
.

Renjun mampir sebentar ke mini market, berniat membelikan sesuatu untuk Jisung, hadiah karena sudah pintar dan mau menjaga rumah dengan baik.

Walau Renjun tau, anak itu akan sedikit mengomel karena Renjun seakan menghamburkan uang.

"Terima kasih."

Setelah mengatakan terima kasih kepada kasir, Renjun langsung berjalan cepat ke apartemennya, gerimis mulai turun, dia tidak siap untuk kebasahan.

Area apartemen Renjun yang terbilang sunyi, membuatnya tidak perlu repot-repot bersosialisasi. Namun ada satu tetangga yang lumayan dekat dengan Renjun, cukup sering bertegur sapa juga.

Bothered Pain [NOREN ft. Jisung]✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang