fourteen

9.3K 1.1K 109
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

———

Kalau ditanya, apa Renjun akhirnya datang ke acara makan malam kecil-kecilan yang diadakan di kedai Winwin dan Yuta?

Jawabannya adalah, iya.

Dia datang, bersama dengan Jisung juga.. Jeno. Ya mau bagaimana lagi, dominan itu benar-benar menyebalkan, tidak diundang tapi lancang duduk bersama mereka di satu meja itu.

Respon yang Winwin dan Yuta berikan juga berbeda, si submisif terlihat lebih berbinar karena merasa kalau Renjun datang bersama kekasih barunya--benar-benar baru karena si Huang itu tak pernah terlihat berjalan dengan dominan manapun, berbeda dengan Yuta yang malah seakan mengajak Jeno untuk adu perang dingin.

Jangan pikir Jeno akan segan diberi tatapan mengintimidasi, tentu saja si Lee itu meladenin segala lirikan tak senang Yuta, dengan wajah yang juga tak kalah menjengkelkan.

"Sering-sering datang ya, Njun." Winwin berkata sembari menepuk pelan bahu kanan Renjun.

Lelaki Huang itu mengangguk dengan senyum kecil, "iya, Ge, pasti."

"Ajak juga dia, mana tahu kedaiku jadi ramai." Winwin menunjuk Jeno dengan dagunya.

Hal itu tentu saja membuat senyum si Lee mengembang senang, itu tandanya dia punya ruang atas izin salah satu pemilik kedai ini, walau si Pria kelahiran Jepang itu, tak menunjukkan respon serupa.

"Untuk apa datang bersama, memangnya mereka sepasang kekasih?" Sarkas Yuta sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Tidak!"

"Tentu saja!"

Jawaban berbeda itu, lantas membuat Renjun dan Jeno saling pandang.

Sorot kesal, si Huang beri untuk Pria Lee itu, sedangkan Jeno pun tak kalah menyorot dengan binar kecewa.

Winwin yang merasa jika keadaan berubah agak canggung, alhasil menyikut rusuk Yuta dengan pelan.

"Hyung, hentikan."

"Kenapa? Aku benarkan?" Yuta menjawab setelah mengaduh pelan, melihat Jisung yang sejak tadi hanya diam dengan tangan yang setia menggenggam telapak tangan kiri sang Ibu, membuat Yuta memilih untuk mencari kubu, "Jwie, apa Pria ini benar kekasih Ibumu?"

Anak berumur tujuh tahun itu sedikit mengadah, matanya terlihat sayu dan mengantuk, jika dia sadar mungkin kalimatnya akan sama pedasnya seperti biasa, tapi respon anak kecil itu hanya menggeleng pelan.

"Tidak tahu.. Jwie mau pulang.."

Jeno menghela napas lega ketika mendegar jawaban Jisung, setidaknya anak itu tak menjawab dengan ketus, "kemari, biar Baba gendong."

Renjun, Winwin dan Yuta, kompak dibuat tersentak mendengar kalimat yang Jeno lontarkan, bahkan Winwin dibuat seakan tersedak oleh oleh saliva sendiri.

Apalagi respon si kecil itu malah menerima uluran tangan Jeno tanpa penolakkan, Jisung terlihat tenang di dalam gendongan Jeno bahkan menumpukan kepalanya di bahu tegap si Lee.

Winwin yang melihat hal itu dengan sangat jelas, berdeham pelan untuk mencairkan suasana.

"Sudahlah Hyung, Renjun dan Baba-nya Jisung pasti lelah," kata Winwin menepuk pelan bahu suaminya setelah menekan kata Baba yang merujuk pada Jeno.

Hal itu lantas menerbitkan garis tipis di bibir si dominan Lee.

Sepertinya, dia harus benar-benar mengambil seluruh hati Winwin dengan memberi keyakinan kalau dirinya memang pantas disebut kekasih dari si Huang.

Bothered Pain [NOREN ft. Jisung]✓ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now