three

13.8K 1.7K 272
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

FEEDBACKNYA DONG BESTIEEE, HADEH😩

Enjoy it~

———

Jeno berdiri di depan sebuah pusaran batu dengan buket bunga krisan di tangannya, wajahnya tampak tak berekspresi saat melihat batu bertuliskan Huang Renjun itu.

Tubuhnya sedikit membungkuk, lalu meletakkan bunga yang dia bawa ke depan pusaran yang terlihat sangat terawat itu, padahal usia makam itu sudah berusia tujuh tahun lamanya.

"Jika benar yang kemarin itu dirimu, lalu siapa yang terbaring di sini? Apa aku berhalusinasi? Apa sebentar lagi aku akan gila, Huang?"

Jeno masih belum mengeluarkan eskpresi apapun, hatinya menjadi bimbang, jika benar seorang Huang Renjun masih hidup, itu artinya dia benar-benar dipermainkan.

Jeno ingat, malam itu, malam di mana Renjun kabur dari rumahnya dan sebuah kabar kecelakaan maut terdengar oleh telinganya dengan korban yang memiliki identitas Huang Renjun, kekasihnya.

Lalu keesokan harinya, peti mati Renjun sudah berada di bawah tanah yang ada di depannya.

"Tapi jika itu memang dirimu, lalu siapa anak itu.."

Jeno mengusap wajahnya kasar, lalu memilih untuk pergi dari sana, padahal biasanya Jeno akan betah berlama-lama hanya untuk sekedar memandangi makam itu.

Jeno mengendarai mobilnya menuju rumah salah satu orang yang sudah memiliki janji dengannya.

Setelah sampai di rumah itu, Jeno langsung disambut oleh seorang lekaki cantik, "Jeno? Mencari Jaehyun Hyung ya?"

"Iya, Hyung."

"Masuk, tunggu sebentar ya."

Jeno mengangguk dan langsung mendudukkan dirinya di sofa saat Jungwoo masuk ke dalam salah satu ruangan yang Jeno yakini adalah ruang kerja milik Jaehyun.

Beberapa saat kemudian, seorang pelayan datang untuk menyajikan minuman, disaat itu pula Jaehyun keluar dari ruangannya tanpa Jungwoo.

"Kau sudah tiba rupanya."

"Jadi bagaimana, Hyung?"

"Buru-buru sekali, santai Lee."

"Bagaimana aku bisa santai?"

Jaehyun terkekeh, lalu ikut duduk di salah satu sofa itu.

"Ini yang kau cari, Tuan Lee."

Jeno menerima uluran sebuah berkas yang Jaehyun sodorkan, lalu mulai membaca isinya.

Alisnya sedikit bertaut saat membaca untaian kalimat yang ada di dalam sana, lalu kemudian dia mendongak untuk melihat ke arah Jaehyun.

"Jadi?"

"Seperti yang kau lihat, sembilan tujuh persen, akurat jika Huang Renjun masih hidup." Jaehyun berdecak sambil menggelengkan kepalanya pelan, "kasihan sekali, selama tujuh tahun kau mengunjungi makam siapa, Lee?"

Mendengar hal itu, ada gejolak amarah yang mulai menyulut di dalam diri Jeno.

Jadi, dia benar-benar dipermainkan selama ini?

"Sepertinya, Johnny Suh ada ikut campur tangan di sini."

Alis Jeno terangkat satu, "kenapa jadi Johnny Suh?"

"Ntahlah, hubungan Renjun dan istri Johnny itu cukup baik kan dulu? Siapa namanya?" Jaehyub sedikit berpikir, "Doyoung? Ya itu, dan kuasa yang Johnny punya cukup memungkinkan membuat hal konyol itu menjadi sebuah permainan, untuk dirimu." Kata Jaehyun, lalu mulai menyesap teh yang tadi sempat disajika oleh pelayannya.

Bothered Pain [NOREN ft. Jisung]✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang