thirteen

9.1K 1.1K 60
                                    

Hola!👋

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

———

Setelah turun dari mobilnya, Jeno langsung bergegas masuk ke dalam kantor Jaehyun dan melangkah ke ruangan Pria Jung itu.

Ketika sekretaris Jaehyun mempersilahkannya masuk, bisa Jeno lihat bagaimana yang lebih tua tengah duduk di kursi kerjanya sembari memegang sebuah berkas berwarna coklat.

"Hyung."

Jaehyun mendongak, "oh, kau sudah tiba, ini berkas yang kau minta, maaf jika informasinya masih belum seratus persen."

Jeno menerimanya sembari mengangguk kecil.

"Terima kasih atas bantuanmu, Hyung."

.

Renjun kembali bekerja hari ini, mungkin juga akan menjadi hari terakhirnya.

Bukan, bukan berarti Renjun menurut dengan apa yang dikatakan oleh Jeno pagi tadi, tapi dia hanya menebak, jika kedepannya, Pria Lee itu akan benar-benar mengawasinya atau bahkan tak memberi akses untuk keluar dari rumah.

Kenapa pula dia harus bertemu dengan Jeno setelah susah payah menjauh? Hah.. hidupnya jadi kembali rumit kan.

Winwin yang melihat Renjun melamun dengan serbet dan gelas di tangannya, berinisiatif untuk menghampiri.

"Renjun."

Lelaki Huang itu tersentak, sontak menoleh ke arah kirinya, di mana Winwin terlihat tengah tersenyum dengan lembut.

"Oh, Ge, ada apa?"

"Aku yang harusnya bertanya, ada apa? Ada yang menganggu pikiranmu, ya? Aku tidak marah kok, karena kemarin kau tidak datang."

"Oh, itu, bukan karena itu."

"Lalu?"

Renjun diam, apa ini yang harus dia katakan?

"Eum.. Ge, begini," Renjun meletakkan gelas yang telah di bersihkan ke tempatnya, menyimpan serbet yang dia pegang ke atas meja, guna menyatukan dua tangannya, "besok, mungkin aku tidak akan berkerja lagi."

Winwin yang mendengar itu tentu dibuat sedikit terkejut, kenapa tiba-tiba begini?

"Kau juga sudah memiliki karyawan baru kan? Jadi.. apa permintaanku ini bisa terkabul?" Lanjut Renjun.

"Kenapa tiba-tiba? Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik?"

Renjun menggeleng kuat, "bukan karena itu, Ge, ada hal lain yang membuatku tak bisa datang untuk bekerja lagi."

"Begitu kah?" Nada suara Winwin melemah, jujur untuk mengabulkan permintaan Renjun yang satu ini adalah hal sulit baginya.

Pemuda Huang ini dia anggap lebih dari sekedar seorang karyawan dan juru masa di kedainya itu. Renjun sudah seperti adik kandung baginya.

Tapi Renjun tetap memiliki kehidupannya sendiri kan? Mau bagaimana pun, dia tak memiliki hak untuk menahan pemuda ini.

Mau tidak mau, Winwin harus menghargai keputusan Renjun, toh selama ini si Huang tak pernah banyak tingkah.

"Baiklah kalau itu keputusanmu, aku akan mengerti," Winwin tersenyum lembut, "tapi jika ada kesulitan atau apapun yang membutuhkan bantuan seseorang, aku harap ke sini lah tempat pertama yang kau tuju, ya?"

Mendengar hal itu, membuat Renjun akhirnya bernapas lega dan tersenyum tulus.

"Pasti, Ge! Terima kasih."

Bothered Pain [NOREN ft. Jisung]✓ [Sudah Terbit]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz