nine

10.6K 1.3K 113
                                    

Vote dan komen jangan lupa!!

Enjoy it~

———

Jisung duduk di sisi kasur tempatnya bermalam di rumah itu dengan tangan yang sibuk memainkan kuku.

Dia bosan, tidak suka berada di sana, sedikit menyesal kalau boleh jujur, bagaimana kalau dirinya menurut dengan Mark dan ikut memakan kue di toko Haechan kemarin siang?

Ya, mungkin sekarang dia sudah berada di sekolah dengan sang Ibu yang juga pergi bekerja.

Bukannya malah seakan terjebak di dalam rumah Jeno seperti saat ini.

Jisung juga bingung, kenapa Ibunya setuju untuk tinggal di rumah ini, dia tahu betul kalau Renjun jelas tak nyaman, apa Jeno mengancam agar mereka tidak pergi?

"Lagi pula, Paman Jeno itu siapa sih? Seenaknya saja begini, aku kan mau pulang.." sendunya sambil menghela napas kesal.

Clek.

Engsel pintu terbuka pelan, sosok yang sejak tadi dia pikirkan terlihat tengah menatap khawatir ke arahnya, wajah marah sang Ibu pagi tadi masih jelas tercetak di ingatan Jisung.

Anak berumur tujuh tahun itu mendongak sejenak untuk melihat Renjun, sebelum akhirnya memilih untuk kembali menunduk.

Melihat hal itu, tentu membuat hari Renjun menjadi tidak tenang, anak kesayangannya jelas sekali tengah merajuk.

"Jwie, kenapa masuk ke kamar lagi?"

"Memangnya Jwie harus ke mana lagi? Ini kan bukan rumah kita, tidak sopan berkeliaran, Mama."

Renjun menutup kembali pintu kamar itu, sebelum berjalan menghampiri si buah hati.

"Maafkan Mama karena tadi sempat marah ya.. makanmu pasti tidak enak tadi."

Jisung tidak menjawab, namun juga tidak menghindar saat sang Ibu duduk di sampingnya.

"Tapi Mama tetap tidak akan tinggal diam saat dirimu berlaku tidak sopan begitu."

Anak itu mengadah menatap sang Ibu, "tapi aku tidak suka Paman Jeno."

"Mama mengerti, tapi setidak suka apapun kita kepada orang, tidak baik membentak yang lebih tua."

"Pama Jeno membentak Jwie, Ma!"

"Memangnya kenapa Paman Jeno marah dan membentak Jwie?"

Jisung terdiam, bibirnya terkatup dengan perlahan diikuti dengan kepala yang kembalu menunduk, "karena.. Jwie membentak Mama duluan."

Renjun mengangguk, "terus? Paman Jeno yang salah?"

Anak itu menggeleng dengan pelan.

"Siapa yang salah?"

"Jwie.. Mama maaf.. Jwie tidak benar-benar berniat ingin membentak Mama, tapi Jwie hanya ingin pulang, memangnya itu salah? Jwie tidak suka di sini, Ma.."

Renjun tersenyum simpul, dielusnya belakang kepala sang anak dengan pelan, "kenapa tidak suka di sini?"

"Karena ini bukan rumah kita."

Si Huang mengangguk, menarik kembali tangannya sebelum berbaring ke atas kasur itu.

Merasa pergerakan sang Ibu yang tiba-tiba, membuat Jisung menoleh pelan, di sana, si kecil bisa melihat bagaimana Renjun menatap langit-langit kamar dalam diam.

"Jwie sadar tidak kalau langit-langit kamarnya ada gambar antariksa." Kata Renjun mencoba untuk mengalihkan topik.

Mendengar itu, sontak membuat kepala Jisung mendongak ke atas. Mata yang semula menyorot sedih, kini sedikit demi sedikit tampak berbinar.

Bothered Pain [NOREN ft. Jisung]✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang