Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
cr. to pinterest
A Supplementary Story : 5 Back to 18
Minhee's side
3 tahun terasa sangat lambat. Aku hampir mati kesepian. Tapi setidaknya sudah cukup kuat menanggapi beberapa saudara dan teman yang bertanya.
“Kang Minhee, kau tidak akan menikah lagi? Orang-orang menjulukimu ‘Duda tampan’ kau tahu?” Bisik Sunghoon menubrukkan bahunya pada bahuku ketika kami duduk bersama menikmati makan siang.
“Ah, apa pula itu” Aku hanya tertawa getir mendengarnya, lucu.
“Betulan loh, kau seperti kembali menjadi muda, kau coba saja ajak kencan sembarang gadis dari mana saja, pasti mereka mau” Celetuk Sunghoon lagi, lama-lama aku cekoki nasi kepal saja mulut anak itu, sudah mau punya anak 3 ucapannya seperti ibu-ibu tetangga.
“Ah iya kemarin kulihat kau dekat dengan junior baru itu? Siapa namanya? Kim Yuna? Apa kau berkencan dengannya?” Aku diam, iya kemarin aku makan siang bersama junior itu karena dia bertanya dimana letak kafetaria kantor.
“Apa kau tidak lelah? Jiwa sendirimu meronta-ronta tahu, aku bisa mendengarnya menangis kesepian” Tambah Sunghoon semakin ngaco.
“Hei Minhee!, Sunghoon ada benarnya kudengar-dengar” Sahut Jeongin tiba-tiba muncul.
“Apa lagi?” Tanyaku malas.
“Kau menikah lagi saja, aku punya teman perempuan, dia cantik seperti Jung_”
“Diamlah! Aku tidak akan menikah dengan siapapun!” Sela-ku membuat kedua orang disampingku diam dan mengendikkan bahunya.
“Kau memang keras kepala” Dongyun bersuara setelah hanya menyimak Sunghoon dan Jeongin.
“Kau sangat mencintai Baek Jumin ya?” Tanya Sunghoon.
“Sampai kapanpun” Jawabku
“Woah, dia keren sekali bro”
__”
“Hahahah, lucu” “Omong kosong” Aku tertawa kecil meng-klik link yang dikirim oleh sebuah akun sosial media.
Mereka mengatakan bisa membawaku ke masa lalu, dimana aku bisa memperbaiki semuanya.
“Baiklah, ayo kita buktikan dusta macam apa ini” Kataku ketika sebuah blog dari link yang aku klik muncul di layar laptopku.
“Nama, Kang Minhee”
“Lahir, tahun 2002, bulan September, tanggal 17”
“Ingin kembali ke tahun, 2020”
“Tujuan, bertemu istriku saat SMA”
“Siap menerima konsekuensi yang ada? Oh tentu saja siap”
