Masa Kuliah (Part 5)

2 1 0
                                    

cr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

cr. to fntsyangel

Kisah di masa lalu

Part 5

Hyeongjun
|Hujan nih, bagaimana ini?

Masuk musim hujan membuat kami sedikit kewalahan jika harus berkumpul di suatu tempat untuk membahas tugas. Hyeongjun mengirimi pesan singkat di grup chat kelompok tugas sebelum aku membereskan rumah dan mandi sore.
Kemudian aku mendiamkan pesan itu, tak tahu mau jawab apa.

Pakai payung kan bisa?!’ Batinku melepas kaus kaki dan ikat rambut bergantian, kesal.

Sore ini adalah jadwal belajar dirumahku, jadi aku harus menyiapkan banyak hal, mulai dari ruang tengah yang harus rapi, laptop hingga camilan. Karin akan sibuk menanyai camilan jika aku tak inisiatif menyiapkan. Minhee akan tidur jika kami tidak menyalakan laptop dan membiarkan dia menulis diatas kertas. Euijoo akan protes jika berantakan. Jimin tak banyak mau sih, hanya ia akan berebut laptop dengan Minhee mungkin. Sedangkam Hyeongjun yang berisik mengomentari segala hal.

Kemudian group chat kelompok kami mengirimkan banyak notifikasi.
Langsung saja aku berjalan ke kamar mandi. Kabur.

Begitu aku keluar kamar mandi, sudah ada Karin dan Minhee di ruang tengah. Aku tidak perlu repot-repot terkejut karena mereka sudah tahu password pintu apartemenku. Ketika itu aku minta tolong mereka bawakan tas berisi LCD milik kelas kami yang tertinggal. Mau tak mau Minhee dan Karin yang rumahnya paling dekat denganku yang bisa menolongku.

“Sepertinya mereka akan telat” Celetuk Karin sibuk menoba-coba filter dari kamera ponselnya

“Euijoo sedang di perjalanan” Sambungnya lagi

Aku melewati mereka dan masuk kamar, mengeringkan rambut dan berbaring sebentar diatas kasur. Karin sibuk sendiri sedangkan Minhee membaca buku sambil tengkurap tidak terlalu menghiraukan Karin yang tertawa sendiri melihat hasil foto dirinya.

Setelah mandi rasanya lebih baik, sepertinya di kampus ada semacam setan atau apa yang membuatku selalu merasa kesal dengan apapun-siapapun. Apa aku harus mandi di kampus supaya setan-setan pembuat emosi itu hilang? Peduli apa soal setan kampus, aku harus menyiapkan buku untuk bahan membuat makalah.

Karin bilang ia sudah membuat pendahuluannya, jadi sepertinya kita memilki banyak waktu untuk mengerjakan yang lainnya. Menonton film bersama contohnya.

'Ding dong'

Segera aku beranjak ketika mendengar seseorang menekan bel. Tapi ternyata Minhee sudah lebih dulu membukakan pintu dan muncullah Euijoo dengan baju setengah basahnya. Langsung saja aku masuk kembali ke kamar dan mengambil hoodie untuk Euijoo, karena aku tak ingin ia masuk angin dan repot-repot mengeluarkan uang untuk beli buah karena harus menjenguknya jika sakit.

Tentu saja kita harus berfikir jauh, daripada kita sendiri yang repot nantinya jika  hanya memikirkan hari ini saja.

“Aku bisa jamin Hyeongjun tidak datang” Euijoo mengelap ponselnya dengan kemeja Minhee membuat lelaki itu langsung protes dengan tatapannya.

“Nih” Aku melempar hoodie berwarna oranye itu pada lelaki yang baru datang.

“Ganti dulu sana” Suruh Karin, langsung saja Euijoo berdiri lalu masuk ke kamar mandi yang berada di pojok ruangan.

“Iya kalau dia ingin mentraktir kita semua makan malam” Balasku duduk diantara Minhee dan meja bundar, langsung menggeser meja berroda itu ke tengah-tengah.

“Aw!” Jerit Karin, kakinya terlindas roda meja rupanya.

“Maaf” Gadis itu menatapku seperti hendak menjadikanku lauk di makan malamnya.

'Ding dong'
'Ding dong'
'Ding dong'

Minhee segera  menahanku yang hendak berdiri membukakan pintu, dan ia yang akan membukakannya, entah itu Jimin atau Hyeongjun sepertinya ia sangat tidak sabar ingin mengetik makalah.

Tanpa berkata apa-apa, Jimin muncul dengan tubuhnya yang basah kuyup, seperti tercebur kedalam kolam ikan atau apa. Aku dan Karin mentertawainya.

“Dasar mobil sialan! Kalau ketemu lagi aku akan melemparnya dengan batu bata!” Emosi Jimin menjatuhkan ranselnya keatas lantai dan menatapku seolah mengatakan.

Pinjami aku baju ganti’
Segera aku mengerti dan mengambil satu stel pakaian untuk Jimin yang terlihat pucat dan menggigil.

Cklekㅡ’ Euijoo keluar dengan wajah yang lebih segar.

“Kau mandi?” Tanya Karin to the point
Ia mengangguk dan duduk disebelah tasnya, memasukkan baju yang basah kedalam kantung plastik.

“Aku punya fakta terbaru, sabun Jumin dan Minhee sama” Langsung saja Karin tertawa, diikuti Jimin yang mau tak mau ikut tertawa menggoda Minhee

“Memangnya kenapa kalau sabun mandi kami sama?” Minhee memprotes, terlihat tersinggung

“Ooooh, tentu saja itu sesuatu yang wawㅡ”
“Kenapa? Menjodoh-jodohkanku dengan Minhee lagi? Apa kami harus menikah supaya kalian semua diam” Kataku dengan nada bercanda dan berhasil membuat 3 orang lain selain aku dan Minhee terdiam.

“Wuuhuu~ Kuharap kalian benar-benar menikah, iya kan?” Euijoo tertawa menyikut-nyikut Karin minta dukungan
Aku menatap mereka sebal, menarik nafas panjang. Kedua tanganku meraih buku tebal diatas meja bundar dan memukul kepala mereka satu-satu dengan buku itu.

“Sialan kalian! Makan ini, kalian saja yang menikah sana!” Kesalku menyerang dan memukuli mereka dengan buku novel Minhee. Rasanya ingin ku hajar saja mereka supaya tak lagi menjodohkanku dengan lelaki itu.

  Selama belajar berlangsung hatiku masih kesal, semua orang ingin ku tendang keluar satu-persatu, terutama Euijoo dan Karin yang masih saja menggodaku dan Minhee. Aku berani taruhan jika Euijoo sangat kurang kerjaan, tidak ada gadis yang mau berkencan dengannya, bingung uang jajannnya selalu tersisa makanya ia ikut-ikutan Karin selalu menggoda teman-temannya terutama aku dan Minhee, hanya gara-gara hal kecil di hari selasa itu mereka masih mencocokkan aku dengan Minhee yang jelas aku sangat tidak menyukainya.

__"

✔️Kang Minhee - Suami dari Masa Depan (2)Where stories live. Discover now