(16) Liburan di Desa

7 1 2
                                    

cr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

cr. to iremiyaw

16) Liburan di Desa

Baek Jumin’s p.o.v

     Akhirnya setelah 5 bulan kehadiran bayi dalam perutku, kami, baca: aku, bayi dalam perut dan Minhee liburan di desa.
Bibi dan Paman sedang ada acara di kota, entahlah sejak jam 11 siang tadi belum pulang. Rasanya seperti rumah sendiri, berdua dengan Minhee.

Aku tengah memotong semangka diatas dipan di teras rumah Bibi Jeon.
Sendirian, iya sendirian.
Minhee masih mengambek setelah tadi terpeleset tahi sapi dan mandi 3 kali.
Salah siapa berlarian di depan kandang sapi. Dia memang sedang suka memberi makan sapi dengan rumput sambil mengerjai anak sapi.

Aku tidak mau kesana karena bau sapi.
Saat Minhee datang sambil mengomel dan tubuhnya terkena sisa-sisa metabolisme sapi itu saja aku hendak tertawa sambil muntah. Tapi kasihan.

Ketik 1 agar Minhee tidak mengambek lagi.

1

      Sambil menikmati buah semangka yang memiliki efek samping sering buang air kecil itu aku memandangi halaman luas yang terdapat pohon dengan angin yang menggerakkan dahan dan rantingnya.
Pergi ke desa adalah liburan yang bagus, nomor 2 setelah liburan berdua bersama Minhee berkujung ke berbagai macam kebun binatang beberapa saat lalu. Itu nomor 1.

Minhee sedang tidur sekarang, aku ingin mengganggunya tapi malas bangkit.

'Tiin!' Sebuah mobil datang mendekat masuk ke pekarangan rumah Bibi Jeon.
Aku menyipitkan mata, tak asing dengan bentuk mobilnya.

“Bibi Jumin!” Seorang gadis kecil berlarian mendekatiku, membuatku sempurna sadar siapa yang barusan datang.

“Jiha!” Teriakku menyambut anak perempuan Heejin yang datang bersama keluarganya.

“Kakak Jiha! Kenapa sepatunya ditinggal” Heejin sibuk menggendong Hanbin yang tertidur sambil membawa sepasang sepatu Jiha.

“Eit, cuci kaki dulu kalau mau naik dipan!” Tegurku saat Jiha mengangkat lututnya hendak naik di tempatku duduk. Gadis penurut itu mengambil sandal bakiak dan memakainya lalu mencuci kakinya yang kotor.

“Sudah” Jiha mendekatiku dan memelukku. Aku tersenyum dan mengecup pipinya, aku merindukan Jiha. Sudah lama kami tak bermain domino di ruang tengah lagi.

“Hai Jumin!” Heejin duduk diatas dipan, hendak memelukku tapi sedang menggendong Hanbin yang masih memejamkan mata.

“Hanbin dipindah kedalam saja dulu” Ucap Hyunjin, suami adik sepupuku
Tanpa basa-basi Heejin berdiri dan masuk kedalam rumah. Aku menunduk singkat menyapa Hyunjin.

“Kau sendirian?” Tanya Hyunjin duduk di atas dipan, langsung saja Jiha menggelayut pada leher Hyunjin.

“Ada Minhee, sedang tidur” Jawabku hampir tertawa mengingat yang tadi.

✔️Kang Minhee - Suami dari Masa Depan (2)Where stories live. Discover now