A Supplementary Story : 2

10 1 0
                                    

cr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

cr. to paulfriendlander.com

A Supplementary Story : 2
Ke pantai

Jumin's p.o.v

"Bagaimana dengan agenda besok?" Tanyaku berguling mendekati Minhee yang tengah tengkurap dengan laptop dihadapannya.

"Aku tidak memikirkan apapun. hanya ingin tidur" Jawabnya santai

"Yak! Tidak bisa begitu! Kita harus memanfaatkan waktu libur! memangnya kau tidak mau jalan-jalan?" Tanyaku kesal menidurkan kepalaku diatas punggungnya.

Ia diam sejenak, memang sih selama ini kutahu ia tak pernah tidur siang, dan pasti merindukan bagaimana rasanya. Tapi...

"Entahlah, aku harus menyelesaikan tulisanku hari ini" Ia mengendikkan bahunya, sepertinya tak minat membahas liburan esok. Walau hanya sehari, itu cukup berharga buatku, karena kami sudah lama tak jalan-jalan ke tempat yang jauh. Aku sangat jenuh dengan pemandangan rumah-pasar-rumah teman-toko buah-rumah lagi-taman bermain.

"Ck tidak asyik ah" Kesalku menyedekapkan kedua tangan dan memejamkan mataku.

Minhee selalu begitu, apa dia tidak menyukai liburan atau apa?

Tak sadar aku tertidur masih dengan posisi yang sama.

'Duk!'

"Aw!" Aku terbangun karena kepalaku terbentur lantai, Minhee bengkit dari tengkurapnya, melupakan kepalaku yang masih terparkir di punggungnya.

"Aduh maafkan aku" Ucapnya berdiri dan melakukan perenggangan lalu pergi

"Sial!" Kesalku mengusap bagian kepalaku yang sakit dan memilih pergi saja.

Aku kembali ke kamar, ingin tidur tapi melihat Minhee juga  disana membuatku mengurungkan niat. Orang itu membuat moodku hancur saja, ditanya mau liburan kemana tidak menjawab, lupa kalau kepalaku dipunggungnya main berdiri saja jadi terbentur kan. Menyebalkan, aku ingin keluar, jalan-jalan.

Sore menjemput, setelah menyiapkan tas kecil berisikan dompet dan ponsel aku berjalan kearah pintu utama.

Sambil bersenandung kecil (mood ku sudah membaik) aku memasukkan kakiku kedalam sepatu dan mengikatkan tali-temalinya dengan posisi duduk.

"Mau kemana?"

Duh kenapa dia melihatku sih, bisa tidak dia mengurusi dirinya sendiri saja

"Keluar, mencari makanan" Jawabku tanpa menoleh padanya, semoga ia tahu jika aku sedang marah padanya.

"Tidak makan diluar, aku akan memasak, ayo sini bantu" Ucapnya, suaranya jadi sangat menyebalkan di telingaku saat ini

Dengan kesal aku melempar sepatu ke arah pintu dan melepas sepatu sebelahnya dengan kasar kemudian kembali masuk ke ruang tengah. Ya Tuhan, aku sedang tidak ingin dengannya. Tuh kan punggungnya saja terlihat seperti mengolokku.

✔️Kang Minhee - Suami dari Masa Depan (2)Where stories live. Discover now