Masa Kuliah (Part 7)

3 1 1
                                    

cr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

cr. to owner

Kisah di masa lalu

Part 7

    2 hari berlalu sejak Eunsang berkunjung ke rumahku, ia membawa parsel berukuran kecil isi berbagai macam coklat, ada yang kecil, besar bahkan minuman seduh coklat pun ada.

Hari ini pula teman-teman seperjuanganku datang untuk menyelesaikan makalah, meskipun sudah hampir selesai dan kubilang aku bisa menyelesaikannya sendiri, tapi mereka tetap memaksa kemari.

“Bilang saja ingin makanan gratis” Ucapku meletakkan panci mi instan diatas meja, tak menggubrisku, mi instan lebih menarik. Hyeongjun dan Karin sudah saling dorong untuk mendapatkan posisi makan terenak.

“Apalagi kalau bukan itu?” Jimin tertawa renyah, mengambil sumpit dan bergabung, Euijoo dan Minhee belum datang. Aku tidak mengharapkan kedatangannya juga sih.

Aku memutar kedua bola mata dan mengambil mangkuk untuk makan mi instan. Sudah lama tidak makan mi instan, Bibi dan Paman Jeon selalu mengirimi makanan dari desa, jadi tak perlu lagi belanja keperluan makan, kecuali tiba-tiba aku ingin makan-makanan yang lain. Teman-temanku tahu jika dirumahku tak pernah kehabisan stok makanan, sekali waktu itu aku ajak teman-teman makan malam dirumahku, dan akhirnya mereka tak perlu kuajak lagi sudah datang sendiri.

Pernah waktu itu Karin bercerita sedang bertengkar dengan Ibunya, dan ia mengambek. Lalu malam-malam ia datang kerumahku minta makanan.

Hyeongjun dan Minhee juga pernah waktu masih semester awal, dengan malu-malu mereka berdua menekan bel apartemen dan muncul dengan senyuman lugu.

“Kau bilang jika sedang kelaparan kemari saja, iya kan?” Ucap Hyeongjun kala itu, iya saat itu ia masih imut, kalau sekarang amit-amit.

“Sudah ini habiskan saja, Euijoo dan Minhee tak akan datang sepertinya” Ucap Karin

“Iya” Timpal Hyeongjun menggigit sumpit.
Karena kurasa mi nya sudah mulai mengembang, aku mengangguk sebagai isyarat mengizinkan 3 temanku makan itu.

“Yey”

Benar saja, beberapa menit setelah Hyeongjun menelan mi terakhirnya, Minhee dan Euijoo datang bersama

“Hahaha, kau yang mulai duluan! Tidak mau! Kau yang bilang, kemarin aku hampir mati ditangannya tahu” Sebait percakapan yang tidak lengkap terdengar, bersamaan dengan terbukanya pintu apartemen

Buru-buru aku membereskan panci mi instan, tapi tak ada gunanya mereka sudah melihatnya. Kemudian aku tetap membereskan dan tersenyum pada mereka

“Kalau masih mau makanan, biar kubuatkan lagi” Ucapku, Minhee dan Euijoo masuk kedalam dan duduk

“Tidak usah, aku makan ini saja” Celetuk Euijoo mengambil sebungkus permen coklat.

“Waah coklat!” Yang lainnya ikut-ikutan mengambil coklat tersebut

“Hei, jangan dihabiskan bodoh! Nanti dia makan apa?” Hyeongjun menampol Euijoo yang hendak mengantongi permen tersebut

“Bukannya kau tidak suka coklat?” Selidik Karin melirikku jahil

“Lalu kenapa, apa salahnya?” Tanya Jimin mengunyah permen coklat santai

“Jangan-jangan ada seseorang yang mengajakmu kencan!” Sambung Karin tertawa kegirangan, aku mengernyit

Bagaimana jika aku bilang ‘iya’ saja?’ Batinku melirik setiap mata yang memandangku butuh penjelasan

“Iya, aku berkencan dengan Lee Eunsang. Kemarin Lee Eunsang kemari, setelah menolongku saat kehujanan” Jawabku menekankan kata 'Lee Eunsang' sambil mengangkat bahu

Ekspresi wajah mereka langsung berubah drastis. Ada yang terkejut, ada yang tertawa tidak percaya.

“Siapa itu Lee Eunsang?” Tanya Karin bergeser mendekatiku

“Apa dia teman SMA? Atau Paman-paman yang pekan lalu?” Desak Karin semakin menjadi-jadi.

Yeah, pekan lalu seorang paman iseng mengajakku berkenalan, tidak iseng juga sih, mungkin aku salah satu target pasarnya. Ternyata dia sedang promosi furniture.

“Lee Eunsang, teman SMA”

Ruangan mendadak hening, aku tidak tahu kenapa. Sampai kemudian Euijoo berdehem.

"Ehm" Dehem Euijoo memecah kesunyian, aku membereskan sampah diatas meja dan berjalan ke dapur.

'Apa yang barusan kulakukan sih?! Bohong. Aku kan sudah berjanji tidak akan berpacaran!'  Batinku memukul kepalaku pelan.. Aku mencuci tangan sekaligus muka. Menarik nafas perlahan.

Kemudian kembali ke ruang tengah membawa air mineral dan beberapa gelas.

Kulihat di ruang tengah sudah sibuk masing-masing, ada yang menulis, membuka laptop dan ada pula yang bermain puzzle. Aku bergabung dengan mereka dan tak lama satu persatu mulai mengambil air mineral itu, mungkin kehausan.

"Teman-teman.." Panggilku canggung
Mereka serempak menoleh kearahku

"Maaf yang tadi aku berbohong. Aku tidak punya kekasih" Ungkapku menunduk malu. Mau bagaimanapun aku tidak boleh membohongi teman-temanku kan? Kalaupun kebohongan itu menguntungkan sekalipun. Aku merasa bersalah.

"Ahahaha, tuh kan bener kutebak juga apa!" Jimin tertawa menepuk bahuku, dan akhirnya aku bisa bernafas lega dan kembali tersenyum.

"Syukurlah,Jumin kami!" Karin merangkulku bersahabat

"Hei Minhee! Kau tidak jadi patah hati kan?"

Kembali hening.

__"





✔️Kang Minhee - Suami dari Masa Depan (2)Where stories live. Discover now