Drama 54. Dea's Bornday

173 5 0
                                    

Raefal menepikan mobilnya di depan gerbang sebuah kontrakan Dea. Di kursi penumpang, sebungkus gift yang dibalut pita cantik berwarna pink pastel tergeletak. Secarik kertas berisikan kalimat cinta tersemat diatasnya. Raefal menoleh ke arah teras. Suasana sepi namun mobil Dea terparkir di depan rumah, pertanda wanita kesayangannya ada dirumah. Raefal datang tanpa memberitahu sebelumnya. Ini, kejutan di hari spesial Dea, hari kelahirannya. Saat itu, Dea tengah mendengarkan musik kesukaannya sembari menghias kukunya dengan kutek berwarna merah. Ia tak menyadari kedatangan Raefal.

Raefal merogoh sakunya, mengeluarkan kunci duplikat yang ia miliki. Ia pun membuka pintu berlahan. Dea tak mendengar suara langkah Raefal memasuki ruangan.

"Sayang," panggil Raefal lembut.

Dea terkejut. "Sayang?!" Kagetnya. Ia langsung melepas earphonenya lalu berlari memeluk Raefal. Ia sampai lupa jikalau kuteknya belum kering. Alhasil, noda merah menempel di kerah belakang Raefal.

"Kok kamu datang nggak bilang?!" Kecupnya tepat dibibir.

Raefal terkekeh lalu menunjukkan kado yang ia bawa. "Sekali lagi, selamat ulang tahun, Sayang," ucap Raefal sembari mencium dahi Dea dengan romantis.

Dea terharu. Bertahun-tahun ulangtahunnya ia lalui bersama Raefal hingga ia lupa sudah tahun keberapa kini. Mungkin kedelapan? Atau kesembilan? Rasanya begitu bahagia dan istimewa hidupnya sejak ada Raefal. Rasa bahagianya membutakan mata dan hatinya, denial, menutup mata bahwa kini Raefal telah beristri.

Dea meraih kado pemberian Raefal lalu membukanya dengan antusias.

"Ah, Sayang," Dea tersenyum senang dengan hadiah pemberian Raefal.

"Suka?" tanya Raefal pada pujaan hatinya yang tengah berbinar-binar. Dea membentangkan sebuah sweater berwarna abu-abu. Raefal tahu, Dea sangat menyukai sweater. Ia akan memadupankan sweater miliknya dengan hotpants maupun mini-skirt. Soal fashion, Dea cukup modis dengan fashion ala jejepangan sebagai kiblat fashionnya.

Dea mengangguk senang. Ia memeluk sweater pemberin Raefal, berhambur memeluk Raefal erat lalu mencium bibirnya. "Makasih ya, Sayang!" Ucapnya.

Raefal balas memeluk Dea lebih erat. "Selamat ulangtahun ke dua puluh delapan, Sayang. Semoga makin dewasa, ya," Doanya.

Dea meringis lebar. "Biarin aja aku kayak anak kecil, biar kamu manjain aku terus!" jawabnya dengan nada manja menggemaskan.

Merespon itu, Raefal mencubit gemas pipi Dea. "Jangan dong, Sayang. Mau kamu kayak anak kecil, mau kamu dewasa, aku bakalan tetap sayang sama kamu, bakalan tetep aku manjain," tawanya kemudian mencium kening Dea lagi.

Sembari menemani Dea yang sedang mencoba sweeter barunya, Raefal menatap ke sekeliling dan tersadar, susunan perabotan berbeda sejak terakhir kali ia kesini. Raefal kemudian menatap Dea dalam. Ada yang tengah Dea sembunyikan darinya.

"Sayang," panggil Raefal pelan. Ia harus berhati-hati menanyakan soal perubahan posisi perabotan sebab, Dea hanya merubah posisi perabotan ketika ia tengah gusar oleh masalah keluarganya.

"Kamu...habis pulang ya?"

Pertanyaan Raefal membuat Dea tersentak. Ia yang semula berdiri, seketika duduk diam menunduk.

"Sayang," Raefal menarik tangan Dea agar ia mendekat. "Kamu selalu merubah susunan perabotan setiap depresimu kambuh," Raefal mengusap helai rambut poni di wajah Dea. "Kamu pasti pulang, kan?" Raefal memandangnya khawatir. Batinnya ingin mendengar jawaban tidak darinya.

Dea mengangguk pelan, sedikit takut karena Raefal pernah melarangnya untuk menginjakkan kaki dirumah jika ia tak ada.

Melihat anggukan Dea, tubuh Raefal seperti lemas. Rasa khawatir bercampur marah tergambar jelas di ekspresinya. "Kamu kenapa pulang sih, De?!" emosinya terlepas. Ia takut Sang Ayah melukai Dea seperti saat itu. Ia trauma, dan tidak ingin Dea kembali mengalami hal yang sama.

DERENDRA (JUST MARRIED : SPIN OFF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang