"Kalau aku nikah duluan, gimana?"
Hati Dea serasa dihujani pisau nan tajam saat mendengarnya. Raefal, kekasih yang sudah menemaninya selama sembilan tahun terakhir tiba-tiba akan menikahi wanita lain.
"Nggak apa-apa sayang, yang penting aku tetep pa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dea memandang layar ponselnya dengan kosong. Lagi-lagi nama kontak yang tidak ia kenal mengirim foto Dana dengan wanita yang sama. Foto kali ini berlatar belakang sebuah kelab malam --yang Dea sendiri belum pernah memasukinya-- dimana lengan Dana melingkar di pinggang si wanita sementara wanita itu mencium pipi Dana dengan mesra. Foto itu sepertinya baru saja diambil sebab sudah dua hari ini Dana tidak menghubunginya. Padahal Dea belum pulih dari sakitnya. Selama itu pulalah justru Raefal yang kerap menghubunginya melalui pesan singkat. Dea akhirnya memberinya nomor pribadinya untuk memudahkan Raefal menghubunginya.
-Belum tidur? Kamu harus istirahat.
Dea memandang layar ponselnya. Seharusnya Dana yang bertanya, karena ia kekasihnya. Realitanya justru Raefal yang notabene bukan siapa-siapanya, yang setiap waktu menghubunginya memastikan keadaannya. Raefal pun akan menghubunginya apabila pesannya tidak terbalas untuk waktu lama. Raefal khawatir akan kondisi Dea yang sendirian di kosnya.
-Don't worry
Dea menutup pesannya. Ia kembali memandang foto Dana bersama wanita itu. Dea menghela nafas panjang. Jam menunjukkan pukul dua belas malam. Seharusnya Dana sudah pulang dari cafe. Dea pun memutuskan untuk menghubunginya. Nada sambung berdering tanpa ada yang menjawab.
Maaf, telepon yang anda tuju tidak menjawab, silakhan-
Dea menutup panggilannya.
"Hah.." Dea beranjak dari kursinya. Ia mengganti pakaiannya. Ia merasa suntuk di kosnya, sendirian tanpa teman bicara.
-Pam, cabut nggak?
Dea menghubungi Pamela, temannya. Pamela adalah wanita yang pernah mencoba mengajaknya bicara beberapa waktu lalu. Awalnya Dea bersikap dingin padanya. Ternyata sikap dinginnya tidak menghalangi Pamela untuk mencoba menariknya masuk ke dalam gengnya. Ya, geng yang diketuai oleh Pamela sebagai pentolannya terdiri dari enam wanita bersama masing-masing kekasihnya. Pun Pamela sudah memiliki kekasih. Menariknya, apabila salah satu anggotanya datang sendiri ke kelab malam --tanpa pasangan mereka-- maka Pamela akan melarang pasangan kawan-kawannya untuk datang. Girls Night Out --begitu Pamela menyebutnya--.
