Drama 53. Tempat yang Tak Bisa Disebut Rumah

150 8 2
                                    

Drama 53

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drama 53. Tempat yang Tak Bisa Disebut Rumah

Dea mengarahkan mobilnya masuk menuju sebuah pintu masuk perumahan dengan gapura klasik ala era Victoria dengan gerbang hitam tinggi menjulang. Ditengah perbatasan jalan masuk dan keluar ada sebuah pos security yang menjaga keamanan kompleks perumahan elit itu. Melihat mobil Dea, Pak Security keluar untuk menyapa.

"Selamat siang, Mbak," sapanya.

Dea hanya tersenyum kecil lalu melanjutkan perjalanannya menyusuri jalan berpaving block menuju blok rumahnya. Sudah lama sekali ia tidak kembali ke tempat yang tak bisa ia sebut dengan rumah.

Sejak rusaknya hubungan kedua orangtuanya, Ayah Dea membawa Dea dan Alfon pindah ke perumahan ini sedangkan sang Mama tetap berada di rumah lamanya. Sayangnya, Dea terlalu jijik untuk hidup bersama Ayahnya maupun Mamanya yang tidak bercerai namun memiliki kekasih masing-masing.

Mobil Dea pun berhenti di depan rumah. Mobil Alfon terparkir di dalam. Pun mobil Ayah ada di sana. Itu berarti, mereka berdua ada dirumah. Dea menarik nafas dalam, menguatkan diri untuk kembali ke tempat ini. Ya, Dea berencana untuk kembali tinggal dirumahnya sendiri.

Tangan kurus Dea terulur dan jemari lentiknya membuka engsel pintu rumahnya. Klak. Pintu terbuka, tidak dikunci. Suasana sangat sepi. Tidak heran, sebab sedari awal memang rumah ini tak pernah ramai. Penghuninya sibuk dengan urusannya masing-masing, tak peduli dengan urusan penghuni lain.

Dea melangkah masuk lalu kakinya terhenti. Matanya memicing saat melihat setelah lingerie two pieces tercecer di ruang tamu. Belum selesai otaknya mencerna apa yang ia lihat, sesosok wanita yang usianya lebih muda dari Dea keluar dari kamar ayahnya hanya mengenakan jubah tidur. Ikatannya yang renggang memamerkan belahan payudaranya yang bulat dan padat. Jelas lingerie itu miliknya. Dea memutar bola matanya jijik. Mungkin wanita itu dan ayahnya sudah terlalu bernafsu hingga tak sabar untuk bercinta di tempat yang tertutup dan melepas pakaian wanita itu tepat saat mereka masuk ke dalam rumah.

Dea masih memperhatikan wanita itu. Ia masih belum sadar dengan kehadiran Dea. Dea pun memungut bra itu. "Nih," Dea melempat bra itu dan jatuh tepat di kepala si Wanita itu. "Jangan dibuang sembarangan,"

Wanita yang berniat melepas dahaga setelah berkeringat semalaman melayani Ayah Dea kaget bukan main. Gelas yang ia pegang nyaris jatuh.

"Sugar baby-nya Ayah, ya?" Sindir Dea jijik. Entah sudah berapa sugar baby sudah dimanjakan oleh Ayahnya. Dea, anaknya sendiri, pun tak pernah merasakan dimanja.

Wanita itu celingukan bingung karena ini kali pertama ia datang untuk bercinta dengan Ayah Dea, sebelum biasanya mereka melakukannya di hotel berbintang. Beruntung, Ayah Dea keluar bersamaan dengan itu. Wanita muda itu langsung bersembunyi di balik punggung Ayah Dea, merasa takut dengan tatapan Dea yang mengintimidasi.

"Dibilangin, Yah, naruh daleman jangan sembarangan," ucap Dea sinis. "Nemu sugar baby dimana lagi, sih?"

"Jaga bicaramu!" Hardik Sang Ayah.

DERENDRA (JUST MARRIED : SPIN OFF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang