Bab 3. Pengaruh

356 34 0
                                    

      Bisa dibilang dalam kehidupan Dea, Dana merupakan sosok yang berpengaruh. Setelah melewati masa pendekatan selama beberapa bulan, Dana berhasil mendapatkan Dea. Sayangnya, pengaruh yang Dea dapat dari sosok Dana bukanlah pengaruh baik yang seharusnya. Dana membawa pengaruh buruk bagi Dea. Dana-lah yang memperkenalkan Dea pada hiruk pikuk kehidupan malam, minuman keras, dan rokok.

     Awalnya Dea menolak saat suatu malam Dana mengajaknya masuk ke sebuah club malam yang terkenal di Yogyakarta. Dea tidak pernah sekalipun memasuki tempat itu sebelumnya. Tapi rasa penasaran seorang anak manusia membuatnya memutuskan untuk mencoba masuk. Itu adalah keputusan fatal yang diambil oleh Dea. Dea merasakan bagaimana minuman keras membuat beban hidupnya seolah luruh dari bahunya. Ia berjoget bersama teman-teman baru yang ia temui. Ia merasa lebih hidup saat mendengarkan musik dj mengalun keras mengajak tubuh bergoyang bebas. Bau rokok dan alkohol seketika menjadi teman Dea di dalam sana. 

     Tapi Dea menyadari suatu hal ketika pagi hari ia terbangun tanpa busana di sebuah hotel bintang tiga. Kesenangan duniawi semalam hanya berlaku sesaat. Memang saat ia berjoget dalam keadaan mabuk beban di bahunya seolah hilang, namun saat ia terbangun, beban itu datang lagi. Minuman keras hanya menjadi pelariannya sementara. Ia tidak benar-benar menemukan kesenangan abadi.

     Dea memandang Dana yang baru saja mandi. Bagian bawah tubuhnya terlilit handuk sedangkan dadanya terekspos bebas menunjukkan pola tipis otot dada seorang pria. Dea tidak bisa berkata apa-apa. Nyatanya, Dana hanyalah seorang pria yang menyembunyikan sebuah nafsu dalam kalimat rayuan manis yang menyanjungnya. Pantas saja tempo lalu Dana tidak bisa menjawab pertanyaannya. 

     "Eh sayang, udah bangun. Gimana badan kamu rasanya?" dengan senyum lebarnya, Dana duduk di samping ranjang. Ia mengelus pipi Dea perlahan. 

     Dea tersenyum kecil. Entah mengapa rasanya begitu hambar melihat Dana. Mendadak ia tidak menikmati hubungan ini setelah Dana menidurinya. Ia pikir Dana berbeda dengan pria hidung belang lain.

      "Kamu, udah nggak virgin ya, De?" tiba-tiba Dana melontarkan sebuah pertanyaan yang begitu sensitif. "Sempit, sih, tapi kaya blong aja gitu?" imbuhnya. 

     "Tapi nggak masalah sih buat aku. Yang penting enak," Dana mengedipkan satu matanya. 

      Normalnya seorang perempuan akan merasa terlecehkan dengan kalimat Dana. Namun kini ia sudah tidak merasakan amarah, sedih, atau menyesal. Ia seperti tubuh yang bergerak tanpa jiwa, mengikuti kemana arus membawa tubuhnya. Namun disisi lain, hatinya seperti mati rasa. Ia tidak merasakan rasa marah, sedih, atau menyesal. Ia seperti tubuh yang bergerak tanpa jiwa, mengikuti kemana arus membawa tubuhnya.  Rasa kecewanya sudah terlalu penuh hingga tidak ada lagi ruang untuk emosi. 

     Tidak hanya sekali dua kali mereka melakukan perbuatan penuh dosa itu. Dea berubah dari sosok pacar menjadi media pemuas nafsu Dana. Bahkan Dana selalu meminta berhubungan dengan kalimat lembut penuh cinta dan kasih. Cinta? Kasih? Atau hanya nafsu yang ingin terpenuhi? 

~Derendra~

      "Fal!" panggil Dimas, temen kuliahnya. Raefal yang berniat menjalankan sepeda motornya berhenti untuk menoleh. 

     "ha?" tanya Raefal.

     "Mau langsung pulang? Anak-anak ngajak ngerjain skripsi di cafe situ. Ikut aja lah daripada ngerjain sendirian puyeng kamu nanti," ajak Dimas. "Bona, Doni, sama Reza juga ikut," tambahnya. 

     "Rita ikut?" alis Raefal naik sebelah. 

     "Kamu tahu seberapa bucinnya Doni, trus ngapain kamu nanya Rita ikut apa nggak?"

DERENDRA (JUST MARRIED : SPIN OFF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang