chapter 1

464 77 66
                                    

Hallo gess:)
Saya buat cerita pertama ygy:v

Karena saya baru belajar
Mohon jangan di hujat
Mohon kritiknya juga

Komen aja di setiap paragraf
Kalau menurut kalian ada yang salah
Bantu votenya juga ya:)

  "Hey!! Itu panci kesayangan mama, jangan lempar ke gue bangsat!" ujar Alden saat dia tau kakak minus akhlak nya ini bersiap melemparnya dengan panci berwarna ungu kesayangan mamanya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

  "Hey!! Itu panci kesayangan mama, jangan lempar ke gue bangsat!" ujar Alden saat dia tau kakak minus akhlak nya ini bersiap melemparnya dengan panci berwarna ungu kesayangan mamanya.

"Bodoamat, gue gak peduli." dengus Aldara.

Yah, mereka adalah keluarga kecil dari Kenzo Bravaska, keluarga yang sangat di segani di jakarta selatan karena kekayaannya yang melimpah. Bagaimana tidak? Perusahaan yang di jalankan Kenzo sudah sampai ke luar negeri, bahkan banyak klien dari perusahaan ternama ingin bekerja sama dengan perusahaan yg di jalankan papanya.

"Astaga Aldeeeeeeennn, Daraaaaaaa!! Apa-apaan kalian ini, dapur udah kayak kapal pecah. Mama gak mau tau, kalian beresi sekarang juga dapurnya atau mama akan sita blackcard kalian!" Teriak Atha, mama dari Alden dan Dara.

"Dia nih ma, ngotak ngatik rak buku dara sampai berserakan di lantai kamar." adu Dara pada mama nya.

"Eh, sembarangan kalau ngomong. Dia ma, alden mau minjam satu buku komiknya malah di teriakin, refleks ke senggol lh mejanya." adu alden juga tak mau kalah.

"Lah kok jadi gue!"

"Jadi siapa lagi?! Kan gk mungkin mang dadang yang gue salahin." ketus alden.

"Loh biangnya!"

"Nyenyenye, bacot."

Atha menepuk jidatnya pelan, stres melihat kelakuan anaknya yang tidak pernah akur dan selalu membuat kekacauan di rumah itu.

"Mama gak mau tau, kalau sampai mama balik lagi tapi dapur masih seperti ini, jangan harap minta balik blackcard kalian." Tegas Atha pada anaknya, lalu ia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya.

"Gara-gara lo kan nyet!" tunjuk alden pada kakaknya.

Dara hanya menjulurkan lidahnya mengejek untuk menyelesaikan perdebatan dengan sang adik yang tentu jelas tidak akan mau mengalah dengannya.

Tidak perlu waktu lama, akhirnya mereka selesai membersihkan dapur.

Dara bergegas lari ke arah tangga masuk ke dalam kamarnya, sedangkan alden berdecak kesal karena masih ada sampah yang harus di buang nya ke luar rumah

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Dara bergegas lari ke arah tangga masuk ke dalam kamarnya, sedangkan alden berdecak kesal karena masih ada sampah yang harus di buang nya ke luar rumah.

"Mau kemana den? Malam-malam gini kok keluar?" Tanya mbok ipah saat melihat alden berjalan ke arah pintu belakang.

"Eh mbok, mau buang sampah ni. Tadi di suruh mama beresi dapur." jawab alden seadanya.

"Kok enggak manggil mbok aja toh den, kan mbok bisa bantu." keluh mbok ipah.

"Tenang aja mbok, sikit kok yang di beresi. Sat set sat set..." alden menghentikan kata-katanya.

"Jadi, yakan den." sambung mbok ipah melanjutkan kata-kata alden.

"Hahaha.... Sat set sat set bersih mbok." ujar alden disertai dengan tawanya yang pecah.

Lucu melihat ekspresi mbok ipah yang kebingungan. 'Maafin Alden yang random ini mbok 😭!'

"Yaudah den, sini kantong plastiknya biar mbok aja yang buang." ucap mbok ipah mengambil alih kantong plastik hitam di tangan alden.

"Nih mbok, makasih ya." ujar alden langsung meninggalkan mbok ipah menuju kamarnya di lantai atas.

• • • • •

"Maaaaaa!!" Teriak dara dari dalam kamarnya heboh.

"Ada apa dar? Pagi-pagi kok udah teriak, bikin mama kaget aja." Marah Atha pada putri sulungnya itu. Bagaimana tidak marah, pagi hari sudah teriak kayak orang kesurupan. Pasti yang mendengarkan teriakan Dara langsung menutup kedua telinganya.

"Ini maa, liat." Tunjuk dara ke arah ujung tempat tidurnya.

"Astagaaa, mama kira apa tadi. Kamu takut kecoa? Di usir aja kan dia langsung pergi, kenapa pakai teriak-teriak segala!" Ucap Atha heran pada anak sulungnya itu.

"Udah sana ah mandii, mau sekolah kan raa!?" Lanjut Atha kemudian.

"Iya-iya maa, bawell." ejek Dara yang langsung pergi lari ke kamar mandi, lebih tepatnya ngehindari amukan mamanya lagi.

"whatsapp guyss, pagi ma..pa." sapa alden pada kedua orang tuanya yang sudah duduk di meja makan.

"Pagi sayang." jawab Atha dan Kenzo bersamaan.

"Si monyet mana ma?" tanya alden pada mamanya yang sedang mengoleskan slai kacang ke roti tawar untuk sarapan putra putrinya.

Saat mamanya ingin menjawab pertanyaan alden, tiba-tiba Dara keluar dari dapur membawa susu cokelat favorit nya dan alden pastinya.

"Apa lo! Nyat nyet nyat nyet!!" omel dara yang tidak terima di panggil monyet sama adik minus akhlaknya itu.

"Eh kak dara yang cetar membahana, susunya buat aku kan?" Puji alden untuk dara. Tulus? Ya enggak lh, itu ucapan terima kasih karena kakaknya tumben mau membawakannya susu cokelat  kesukaannya.

"Gausah sok muji deh lo, nah ambil susu lo. " Jawab dara ketus.

"Jangan marah-marah nyet, nanti cantiknya hilang." ntah ejekan atau pujian yang di lontarkan alden pada Dara.

Tanpa memperdulikan omongan alden, dara memilih pergi meninggalkanya menuju meja makan dimana ibunya telah menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Pagi ma, pa." sapanya kemudian.

"pagi cantik." jawab Atha tulus.

"Pagi juga honey." jawab kenzo juga.

Drrttt.. Drrtt...

Dara merogoh kantongnya untuk mengambil handphone yang dari tadi bergetar terus, saat membuka whatsaapnya, Celin sahabat dekatnya menelpon 3 kali.

"Apaan si cel, gue bentar lagi sampai sekolah." Ungkap dara dalam hati.

***

Mobil Dara memasuki gerbang sekolah elit di pertengahan kota. Saat dia ingin menutup pintu mobilnya tiba-tiba saja...

"Baaaa, haaayyy Daraaa." Teriak anak itu yang hampir memekakkan telinga dara.

"Santai cel, gue di samping lo kok." ujar dara dengan mata tertutup berusaha sabar dengan cobaan yang Tuhan kasih karena telah mengirimkan teman luknut kayak celin.

Bersambung...

RAYMOND! Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt