"Kasian banget ya Luka."

"Firasat gue nih ya, pasti dia didorong."

"Jangan bilang l-lo nuduh Alexa?"

"Gue nggak nuduh ... tapi siapa sih yang nggak tau kalo yang sering bully Luka siapa? Ya Alexa, ditambah lagi Luka dekat sama Orion."

"Eh eh diem, itu ada orangnya." Para cewek yang bergosip seketika berhenti berbicara, mereka melirik pada Alexa lalu mereka berbisik-bisik membuat Alexa menatap mereka sinis. Dengan kesal Alexa membuka pintu mobilnya lalu masuk ke dalam disusul oleh Ersya serta Aurel.

***

Brankar di dorong oleh beberapa perawat. Angkasa, Orion, Axel mengambil langkah lebar mengikuti para perawat yang mendorong brankar Luka menuju ruang UGD. Pintu ditutup karena Luka harus segera ditangani.

Angkasa menunggu diluar menatap panik pintu yang tertutup di depannya, ia sangat khawatir kepada Luka sampai-sampai ia pergi di tengah rapat penting. Orion bersandar pada dinding tak jauh dari Axel yang sedang duduk dikursi tunggu, mereka bertiga menatap sendu ke arah pintu.

Tanpa aba-aba Angkasa mencengkeram kuat kerah seragam Orion. "Ini yang kamu bilang menjaga Luka!" Angkasa menatap marah pada Orion.

"Kamu lebih tidak pantas untuk Luka, kamu tidak bisa menjaga nya!" Angkasa melepas kasar kerah seragam Orion membuat Orion hampir jatuh. Orion diam tidak melakukan pembelaan apa pun.

"Papa akan membawa Luka kembali."

"Nggak, Luka nggak akan kembali ke mansion Papa," tegas Orion.

"Kenapa tidak? Kamu lihat sendiri setelah pindah ke asrama Luka jadi celaka." Angkasa menyalahkan Orion atas kejadian yang menimpa Luka.

"Nggak ada alasan buat Papa ngambil Luka, uang Papa udah diganti, jadi Papa nggak berhak membawa Luka."

"Kamu mencintai Luka?" tanya Angkasa menatap Orion.

"Nggak perlu gue jawab Papa udah tau jawabannya."

"Papa juga mencintai Luka, apa kamu tidak bisa melepaskan Luka?"

Axel yang sedang menunduk sedih tiba-tiba mengangkat kepalanya saat mendengar ucapan Angkasa. "Apa-apaan nih." Axel menatap tak percaya ke arah Angkasa.

"Nggak nggak nggak ... nggak bisa. Maaf sebelumnya Om, tapi Luka milik saya," sela Axel cepat sambil berdiri dari duduknya.

"Sejak kapan Luka milik lo?" Orion menatap Axel sinis.

"Sejak ... udah lama pokoknya," jawab Axel asal.

"Cih, nggak usah ngaku-ngaku lo," sinis Orion.

Axel menatap tak suka pada Orion. "Pokoknya Luka punya gue! Lo sama Papa lo lebih baik cari cewek lain," tutur Axel serius.

"Tidak bisa begitu, Luka punya saya," kekeh Angkasa.

"Enak aja, Luka punya saya Om," balas Axel tak mau kalah.

"Nggak ada! Luka punya gue. Bukan punya lo atau pun punya Papa!" Orion menatap sengit pada Axel serta Angkasa secara bergantian.

About Everything [END]Where stories live. Discover now