YD XLVI [END]

9.8K 1K 133
                                    

Kedatangan seseorang yang tak disangka membuat Jake harus tetap berada di rumah dan tidak jadi pergi bekerja. Tapi sebagai gantinya Haris menyeret Jay dan mengatakan bahwa lelaki itu harus menggantikan temannya yang tidak bisa masuk shift kali ini. Walaupun sempat ada perkelahian kecil, akhirnya Jay menurut setelah diiming-imingi keliling kota saat pulang kerja oleh Haris.

Kini tinggallah Clara dan Jake di rumah. Sedari dari, selagi menunggu Jake selesai mandi, mata Clara terus menelusuri setiap sudut rumah yang rasanya... Aneh.

Ya, aneh karena rumah ini sangat rapi dan bersih, siapa pun tidak akan menyangka jika rumah ini dihuni oleh 3 orang lelaki yang memiliki kesibukan masing-masing.

Klek

Clara menoleh pada pintu kamar mandi yang terbuka, seseorang keluar dari dalam sana dengan kaos hitam dan celana ponggol dengan warna senada plus handuk di lehernya. Rasa-rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat pemandangan seperti itu.

Jake. Lelaki itu mendekat dan seketika atmosfer ruangan berubah canggung. Ia mengambil duduk bersila di hadapan Clara yang hanya beralaskan karpet.

Yahh... Karena perumahan di sana memang khusus disewakan untuk anak-anak rantau, jadi tidak ada fasilitas seperti sofa atau semacamnya. Bahkan TV pun tidak ada mengingat mahasiswa tak memiliki waktu untuk sekedar menatap benda persegi panjang yang mengeluarkan suara tersebut.

"Kenapa tiba-tiba dateng?"suara Jake mengudara membuyarkan lamunan Clara. Ia menatap lelaki itu sampai tiba-tiba tangannya terulur memukul lengan si empu.

"Kok gue dipukul?"tanya Jake tak terima seraya meringis. Pukulan Clara lumayan juga.

"Jahat lo"katanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kalau sibuk tuh bilang, bukannya ilang-ilangan bikin orang overthinking"Clara hampir menumpahkan air matanya kalau saja tidak ia tahan.

Jake diam, ia sadar dirinya yang salah disini. "Maaf"ucapnya.

"Joana sering nangis tuh semua gara-gara lo"tunjuk Clara pada Jake. "Lo tau gak sih Jake, gue gak tega ngeliat anak gue yang harus nangis dulu setiap kali kangen papanya. Padahal dia cuma pengen denger suara lo, pengen liat muka lo"dengan perasaan sedih bercampur kesal Clara menedang kaki Jake cukup keras membuat si empu hilang keseimbangan dan tersungkur. Namun Jake hanya diam, pasrah menerima perlakuan Clara.

Di tengah-tengah kekesalan itu tiba-tiba bayangan dimana dirinya menelpon Jake tetapi yang mengangkat adalah seorang perempuan kembali berputar. Walaupun kini ia tau perempuan itu mungkin saja salah satu orang yang ditutori oleh Jake, tetapi tetap saja hal itu berhasil membuat tingkat kekesalannya menjadi-jadi.

"Jangan diem aja! Ngomong kek——hihh kesel banget gue sama lo!"dengan air mata yang sudah berurai Clara nenarik kuat rambut hitam Jake guna meluapkan kekesalannya.

"Akh"

Jake yang pasrah pun hanya bisa meringis berharap Clara melepaskan tangannya. Demi apapun tenaga gadis itu kuat sekali. Dimulai dari memukulnya, menedangnya, hingga menjambaknya, semuanya terasa sakit.

"Gimana mau ngomong kalau dari tadi gue kena KDRT mulu"Jake merengut lucu pada Clara yang baru saja melepaskan rambutnya.

"Gusah ngambek, yang boleh ngambek itu cuma gue"tukas Clara menetralkan deru nafasnya.

Setelahnya mereka berdua sama-sama diam. Nafas Clara yang tadinya memburu mulai berhembus normal, hal itu membuat Jake memberanikan diri mengangkat kepalanya.

"Maaf"ucapnya tiba-tiba. "Gue ngaku salah"ia menggigit bibir bawahnya tanda sedang gugup. "Tapi demi Tuhan gue gak ada niatan kyk gitu Ra"ujarnya menatap Clara yang kini menunduk dengan wajah sendu.

YOUNG DADDY || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang