YD XXIX

6.7K 1K 29
                                    

flashback on

Ting tong

Kening Clara mengernyit, siapa yang menekan bel di siang bolong seperti ini? Apakah Jake? Kenapa lelaki itu pulang lebih awal?

Sungguh sesuatu yang tidak berguna untuk dipertanyaan karena sebenarnya Clara tau bahwa tidak akan ada yang menjawab pertanyaan-pertanyaannya tadi, maka dengan rasa penasaran ia mendekat ke arah pintu.

Klek

"Cepet banget pul-"

Plak

Belum sempat kalimat itu tuntas tetapi Clara sudah bungkam dengan tangan yang reflek menyentuh pipinya yang terasa panas.

"Jalang gak tau diri!"

Umpatan itu yang setelahnya ia dapatkan membuat dirinya perlahan mengangkat kepala, mencoba menatap wanita paruh baya yang berdiri di hadapannya dengan wajah mengerikan.

"Barapa harga dirimu? Berani-beraninya kamu dekati anak saya!"Renata, wanita itu mengeluarkan lembar-lembaran kertas berwarna merah dari tasnya dan melemparkannya begitu saja di depan wajah Clara membuat sang empu menutup mata dengan kepala sedikit menunduk.

Lirikan tajam itu berpindah pada perut gadis di hadapannya, dan karena hal itu dengan spontan Clara memeluk perutnya.

Renata tersenyum remeh. "Siapa yang mau anak haram itu hidup? Bukannya lebih bagus kalau dia mati?"pertanyaan itu membuat Clara menggeleng kuat, ia memundurkan langkahnya ketika Renata maju mendekatinya.

"J-jangan, saya mohon..."putus asa, itulah yang Clara rasakan sekarang, apapun tidak bisa ia lakukan, bahkan untuk sekedar berpikir bagaimana cara menghindari wanita di hadapannya saja otaknya tak bisa bekerja.

"Kamu tau? Karena perempuan kurang ajar kyk kamu anak saya mulai jadi pembangkang"Renata menjeda dengan tawa sarkas "BERANI-BERANINYA JALANG KYK KAMU NYUCI PIKIRAN ANAK SAYA, SIALAN!"

Plak

"Argh"kedua kalinya tamparan itu mendarat di pipinya, kali ini lebih parah, Clara bisa merasakan anyir menyapa indra kecapnya.

Pikirannya ingin sekali mendorong wanita paruh baya itu, tapi hatinya mengatakan tidak, bagaimanapun ia tengah berhadapan dengan orang yang lebih tua darinya.

"Jauhi anak saya!"Clara tidak menjawab, ia hanya bisa terdiam, karena faktanya ada perasaan berat untuk menuruti kalimat itu.

"Jauhi anak saya atau-"gadis itu mengangkat kepalanya, tubuhnya bergetar ketika tangan Renata terulur mengelus perutnya.

"Atau saya akan bunuh anak haram ini"

flashback off

Jake menggeleng tak percaya, sekejam itukah ibunya?

"Seharusnya lo gak pergi, Ra"suara lelaki itu berubah parau, berbeda dengan Clara yang memang sudah terisak.

"Jake, semarah apapun gue sama lo, harus lo inget kalau gue gak pernah marah ke Joana"gadis itu nendongak menatap lawan bicaranya "Sebenci apapun gue sama lo, harusnya lo tau gue gak pernah benci sedikitpun ke Joana"sambungnya seraya mengusap air matanya kasar.

"Gue takut Jake, gue takut kalau nyokap lo bener-bener nyakiti Joana..."kalimat gadis itu memelan diakhir.

Dengan sekali tarikan Jake membawa Clara ke dalam pelukannya, mengelus surai sang empu dengan air mata yang mulai menetes.

"Maaf..."lirihnya. Tak bisa ia bayangkan betapa ketakutannya gadis yang kini ia dekap. Terikat dengan bajingan seperti dirinya saja pasti gadis itu sudah sangat ketakutan, ditambah lagi ancaman-ancaman dari ibunya.

"Maaf karena gue gak becus jagain lo sama Joana, maaf"mendengar itu tangis Clara menguat, ia tidak perduli dengan orang-orang yang berlalu lalang dan mungkin menatap aneh dirinya.

Cukup lama mereka berdekapan, sampai tiba-tiba Jake melepaskan pelukannya "Ssttt udah yaa?"ucapnya memegang kedua bahu Clara dengan tubuh sedikit menunduk. Namun bukannya berhenti menangis, gadis itu malah menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Jangan liat muka guee"ucapnya dengan suara teredam.

"Kenapa?"tanya Jake dengan wajah polos.

"Pake nanya lagi!"sergah gadis itu lalu kembali menangis membuat Jake hampir mati karena gemas.

"Gapapa, gue mau liat muka lo, lepas dulu coba"perlahan diturunkannya kedua tangan Clara, gadis itu menurut walaupun masih sesegukan.

Sesuai dugaan, wajah si empu sembab dengan hidung merah, dan sekarang Jake menyesal menyuruh Clara untuk memperlihatkan wajahnya.

"Ra, jangan nangis di depan gue lagi ya?"pinta lelaki itu seraya menyelipkan rambut gadis di hadapannya.

"Kenapa?"tanya Clara mengerutkan keningnya bingung.

"Gemes, gue jadi pengen gigit"





























Tbc...

YOUNG DADDY || JAKE SIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang