39 • Mawar Prom Night

173 31 22
                                    

Hai! Spoiler nggak, nih. Coba buka di part 'Other Cast', di situ ada satu cast loh yang belum muncul sampai saat ini.

Hayo, siapa?

Dicek kembali aja, kalau penasaran.

Kehidupan cerita SMA mereka akan berakhir di sini! Dan, lembaran baru sekaligus cerita dunia perkuliahan dan hubungan Cinta dan Daffa yang kompleks akan dimulai.



•••

-------

•39•

-------



•••

~ Yang kamu lihat tidak benar! Tapi, lihatlah kebenaran yang ingin kamu lihat ~

•••

Cinta mengeratkan pelukannya pada pinggang Daffa, membenamkan kepalanya pada punggung lebar itu.

"Daffa, Cinta lapar."

Sepulangnya dari rumah Daffa, Cinta masih merasa lapar. Padahal, ia sudah makan siang di sana.

Daffa melirik kaca spion, tersenyum gemas dengan tingkah manja Cinta.

"Mau makan apa?" tanya Daffa berbaik hati.

"Apa aja, sih. Daffa yang pilih." Cinta tidak masalah makan apapun selama dengan sang kekasih. Semua makanan yang masuk ke mulutnya terasa dua kali lebih enak.

Setelah selesai makan, mereka keluar dari dalam restoran, melanjutkan kembali perjalanan untuk mengantarkan Cinta pulang.

Setelah lima belas menit berkendara, motor Daffa berhenti di depan gerbang rumah Cinta.

Cinta turun dari motor Daffa, melepaskan helm dengan mandiri lalu meletakannya pada kaca spion Daffa.

"Daffa nggak mau mampir dulu?" tawar Cinta agak canggung. Mengingat Natalia, belum memberi lampu hijau untuk hubungan mereka berdua. Pasti Daffa tidak merasa nyaman dengan itu.

"Nggak usah." Daffa menggeleng lemah. "Kamu langsung istirahat, ya."

"Iya, Daffa."

"Aku pamit," kata Daffa terdengar berat, ia masih berada di tempatnya. Menunggu sampai Cinta benar-benar masuk.

"Daffa!" Cinta membuka gerbang. Merasa ada yang kurang, ia menoleh ke arah Daffa.

"Hm?"

"Cinta mau peluk Daffa, boleh?" pinta Cinta, masih betah berdiri di depan gerbang yang sudah terbuka.

Daffa menggangguk cepat. Dengan senyuman, Cinta berlari dan memeluk Daffa erat. Menghirup aroma khas dari sang kekasih.

"Cinta bakal kangen banget, karena besok nggak ketemu Daffa seharian!" jujur Cinta. Besok ia ditemani Natalia ada jadwal dan check up rutin dengan Dokter Verdhana. Satu hal yang menjadi teratas di antara semua prioritas Cinta.

Apalagi, setelah bertemu Daffa. Cinta semakin semangat untuk sehat dan dapat menjalani kehidupan normal, tanpa harus terikat dengan rumah sakit dan selang-selang infus yang menyakitkan.

"Sampai jumpa dua hari lagi!"

Cinta mengangguk lemah. "Kalau Cinta kangen, boleh 'kan nelpon Daffa."

"Boleh, Sayang." Pelukan menabung rindu itu, terlepas setelah cukup lama. Daffa menatap Cinta lekat. "Good night, My Light."

Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED) Where stories live. Discover now