46 • Do You Get Dajavu?

144 28 7
                                    

Belum direvisi, jadi tandai aja kalau melihat typo.

•••

~ Rute yang sama dan berulang, dengan dia ~

•••

Sudah lama tiga orang sahabat itu tidak bertemu. Kepulangan Ujang ke tanah air menjadi ajang yang tidak boleh dilewatkan. Pertemuan mendadak tanpa wacana dilaksanakan di rumah pemuda yang baru saja kembali dari Singapura itu. Anak bungsu dari keluarga Halim tersebut, sengaja mengambil beberapa hari libur dan kembali ke tanah air untuk menghadiri pernikahan sang sepupu.

Daffa yang tidak mau hadir pun mau tidak mau, harus turut serta berhadir karena paksaan Rendy.

"Hape gue kenapa mati?" tanya Daffa, mengambil ponsel yang berada di atas meja. Matanya menyipit sinis pada Ujang yang sibuk mengemil makanan ringan. "Nggak lo charger?"

Ujang menoleh pada Daffa, tertunduk. "Astaga, lupa gue Daf, seriusan."

Mendengus kesal. Sesaat, Daffa menyesal karena telah meminjamkan ponselnya pada Ujang yang tidak pernah bertanggung jawab.

Bergegas ia mengisi daya ponselnya kembali, takut melewatkan pesan penting.

Benar sekali, Daffa melihat ada beberapa pesan masuk dan panggilan tidak terjawab dari Cinta.

"Gue cabut duluan!" Tidak peduli daya ponselnya yang masih rendah, Daffa melepaskan charger, mengantongi benda pipih itu dalam kantong.

"Ke mana lo? Nih anak, baru aja balik dari Singapura."

Pintu terbuka kamar Ujang terbuka, langkah Daffa berhenti di ambang pintu, menoleh sebentar pada Rendy.

"Cinta ada di rumah gue sendirian!"

"Bukannya, lo udah kasih dia kunci rumah lo juga? Jadi, lamaan dikit di sini nggak masalah, dong!"

"Daffa ngasih kunci rumahnya ke Cinta?" Tidak tahu menahu, Ujang bertanya pada Rendy. "Iya, sebentar lagi lo di sini, Daf. Tadi, nyokap gue 'kan ngajak makan siang bareng!"

"Iya, coba pikirin lagi, Daf."

Ujang mengangguk pada perkataan Rendy. "Iya, ini hari terakhir gue di sini, loh!"

Daffa bimbang, meski membenci dua sahabatnya. Tapi, dalam lubuk hatinya Daffa sangat senang mengenal dan berteman dengan mereka.

Menutup pintu kembali, Daffa menempati posisi duduk semula. Membalas pesan sang pacar dan menjelaskan keadaan yang terjadi.

•••

Daffa menyirami beberapa tanaman yang ada di dalam rumah, penampilannya terlihat rapi dan bersih.

Selesai memberi kehidupan pada tumbuhan hijau peninggalan Bulan. Daffa bersiap menuju kediaman Cinta, sejak kemarin gadis cantik itu belum membalas bahkan membaca pesan yang terakhir Daffa kirim.

Daffa membuka pintu, ia terdiam saat melihat kehadiran seorang wanita.

"Halo Tante, ada apa ke sin---"

"Daffa, Cinta nginap di sini, kan?" Pertanyaan dengan suara menggebu itu menyentak Daffa. Raut wajah Natalia terlihat lelah dan khawatir.

Daffa diam, terlihat bingung. Lalu menggeleng kemudian.

"Nggak ada?" Reaksi Daffa terbaca Natalia. Natalia menghela napas berat, mondar-mandir tidak jelas.

"Aku nggak ketemu Cinta sejak kemarin, Tan."

"Saya baru aja balik dari luar kota, dan Cinta nggak ada di rumah, jadi saya langsung ke sini. Pak Anto bilang, kemarin Cinta minta ke antar ke rumah kamu."

Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED) Where stories live. Discover now