47 • Korban Lagi

167 28 8
                                    

~ Tunggu aku untuk datang kepadamu ~

•••

"Semua salah lo! Andai lo nggak nahan gue lebih lama di rumah Ujang, Cinta nggak mungkin hilang kayak gini!" sembur Daffa. Wajahnya kusut, pusing memikirkan keberadaan sang pacar yang tidak ada kabar sejak kemarin.

Rendy hanya diam, menerima pelampiasan Daffa dengan lapang dada. Seperti yang dikatakan Daffa.

Kini, Rendy dilingkupi rasa bersalah, dan ia harap kemarahan Daffa padanya dapat menghilangkan rasa cemas sahabatnya.

Mengacak rambut frustasi.

"Apa hilangnya Cinta ada sangkut pautnya dengan kemunculan Aldi," kata Rendy pelan. Hal itu, cukup menganggunya.

Menoleh ke arah Rendy. Pikiran Daffa langsung tertuju pada Aldi. Tidak lama, Daffa langsung berlari kencang dan meninggalkan Rendy begitu saja.

"Daf, lo mau ke mana?!" teriak Rendy bingung.

"Gue rasa gue tahu Cinta ada di mana!" jawab Daffa, ia langsung memakai helm dan mengendarai motornya dengan cepat.

"Daf, lo nggak bisa pergi sendirian. Tunggu gue!" teriak Rendy, segera menyusul Daffa. Ia menyalakan mesin motor dan berusaha keras membuntuti motor hitam Daffa yang melaju kencang jauh di depan.

Rendy mengerem mendadak saat sebuah mobil di depannya berhenti secara tiba-tiba. Saat itu juga, Rendy kehilangan Daffa yang sudah tidak terlihat di depan jalan.

"Sial! Lo nggak bisa pergi seorang diri, Daf," kesal Rendy.

•••

"Di, nih cewek sudah sadar!" teriak Refan, memanggil Aldi yang sedang duduk di kursi sambil merokok.

Aldi menoleh pada Refan, lalu pandangannya tertuju pada Cinta. Gadis lemah yang tubuhnya tidak terikat itu, bangkit dan berjalan ke arah Aldi dengan penampilan acak-acakan.

Aldi mematikan puntung rokok, bangkit dari posisinya dan bergerak menghampiri Cinta cemas.

"Cinta, lo nggak apa ----"

Plak!

"Bos!!" teriak beberapa orang. Namun, Aldi memberi intruksi sebelah telapak tangan. Membuat mereka kembali ke tempat semula dan hanya menonton dengan tenang.

Tamparan kuat itu, menarik atensi seluruh mata yang ada di gedung kosong tidak berpenghuni yang telah disulap menjadi markas ALDFEN.

"Brengsek," umpat Cinta dengan bibir dan tubuh bergetar. Jujur, ia merasa takut. Namun, ada rasa kuat dalam dirinya untuk mencoba melawan rasa takut itu.

Tamparan itu tidak berarti apa-apa bagi Aldi. Hanya saja, bulir-bulir air mata yang berjatuhan di pipi Cinta menarik perhatiannya. Rasa menganggu sekaligus teriris jadi satu, saat melihat gadis cantik yang terlihat rapuh di depannya, perasaan Aldi semakin berkecamuh.

"Maaf," kata Aldi pelan. Ia mencoba meraih tangan Cinta. Tidak ada niat jahat atau buruk, Aldi tidak alan melukai atau mencelakai Cinta.

Cinta mundur ketakutan. "Aku nggak akan maafin kamu ...."

"Gue akan pastikan lo aman, Cin. Setelah ini selesai, gue akan ngebebasin lo."

Brrruuum ... brrruuum ....

Suara mesin motor terdengar, dari suara gas yang dimainkan. Tidak lama, sebuah motor besar yang terlihat mahal menerobos markas mereka.

Perhatian Aldi teralihkan, ia menyingkir dengan cepat saat motor itu hendak menabraknya.

Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED) Where stories live. Discover now