52 • He's, Daffa~

170 27 5
                                    

~ Terima kasih, maaf dan aku mencintaimu ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Terima kasih, maaf dan aku mencintaimu ~

•••

"Kamu sudah selesai packing?"

Cinta kaget bukan main saat melihat Natalia berada di ruang tamu, menyusun beberapa kotak yang entah apa isinya.

"Sudah," jawab Cinta. Ia hanya mempersiapkan dua koper, karena tidak banyak yang perlu ia bawa. "Bun, Cinta izin keluar dulu ya sama Pak Anto."

"Mau ke mana?" tanya Natalia tajam.

"Ada yang mau Cinta beli," jawan Cinta cepat. Namun, dalam hati ia merasa tidak enak.

Natalia mengangguk setuju. "Jangan lama-lama."

Cinta tersenyum, lalu segera menuju Pak Anto.

"Maaf ya, Bunda. Karena Cinta udah bohong."

Seperti biasa, supir pribadi keluarganya itu dengan senang hati mengantarkan nona muda mereka.

"Non?" tanya Pak Anto menyadari, arah jalan yang ditunjukan Cinta.

"Please banget ya, Pak. Rahasiakan dari Bunda." Cinta memohon, sambil menatap Pak Anto dengan berlagak sedih. "Besok Cinta bakal ngaku sendiri, kok," tambahnya.

Melihat hal itu, Pak Anto jadi bimbang. Karena besok adalah hari kepergian Cinta dan Natalia ke Amerika, mungkin ini hadiah yang bisa ia berikan pada nona mudanya yang baik hati.

"Iya Non, nanti hubungin saya kalau Non sudah mau pulang."

"Siap, Pak Anto, laksanakan!"

•••

Turun dari mobil Pak Anto, Cinta berlari cepat. Sampai di depan teras kediaman Nugraha, Cinta menekan bel tidak sabaran.

Pintu besar di depan Cinta terbuka, menampilkan perawakan wanita cantik yang nampak bingung dengan kehadiran Cinta.

"Cinta kamu ---?"

"Daffa ada, Tante?" tanya Cinta menyela perkataan Kamila yang belum selesai.

"Ada-ada, di kamarnya," jawab Kamila heran.

Tidak bertanya apa pun, Kamila mengantarkan Cinta menuju kamar Daffa. Biarlah perjalanan cinta mereka jadi urusan muda-mudi tersebut, Kamila tidak ingin ikut campur.

"Daffa ---" kata Kamila lagi.

"Cinta sudah datang, Tan?" tanya Daffa spontan, berhasil mengintrupsi Kamila yang memilih diam.

"Mama, bukan Tante!" koreksi Cinta cepat.

"Cintaaa!" panggil Daffa mengenali suara itu. Tangannya terjulur ke depan ingin menggapai Cinta.

Melihat itu, Cinta mendekat ke arah Daffa. Meraih tangan itu, lalu menggenggamnya erat.

"Iya, Cinta di sini!"

Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang