17 • Dua Tokoh Utama

208 41 25
                                    

~ Mereka bersinar. Layaknya dua tokoh utama yang akan bersatu ~

•••

"Shasa!"

Gadis yang dipanggil menolehkan kepala ke arah suara pria bersenyum lebar.

"Apa?" tanya Shasa cuek.

"Nih, lo kasih ke Amelda, ya." Ujang menyerahkan sebuah undangan beramplop coklat tua dengan hati-hati.

"Cuman satu? Buat Amelda doang? Punya gue sama Miranda mana?"

"Lo sama Miranda nggak diundang!"

Shasa mendesis, lalu merapikan poninya. Dengan gerakan cepat, Shasa berhasil merebut dua undangan lain di tangan Ujang.

"Masa ultah lo temen sendiri nggak diundang! Yang satu lagi buat Miranda ya, thanks." Shasa menepuk pundak Ujang lalu pergi ke luar kelas untuk bertemu dengan Amelda dan Miranda.

"Dasar lo, Sha! Woy, balikin!" Ujang hanya mengelus dada. Teman sekelasnya itu memang selalu mengesalkan.

Mengabaikan itu, sekarang waktunya Ujang menuju kelas Daffa dan Rendy untuk memberikan undangan ulang tahunnya.

Setibanya di kelas XII IPA 2. Ujang langsung menuju meja yang ditempati Daffa dan Rendy.

"Nih, buat lo berdua!" ujar Ujang menyerahkan satu undangan ke masing-masing.

Daffa dan Rendy berpandangan sesaat.

"Lo bilang, pas sweet seventeen itu yang bakal jadi ulang tahun terakhir lo dirayain?!" Selama berteman dengan Ujang. Sahabatnya itu selalu mengadakan pesta setiap kali bertambah usia. Sejujurnya, Rendy lelah melihatnya.

"Harusnya. Tapi, ini bakal jadi ulang tahun gue yang terakhir sama anak-anak Smartly. Jadi, mau nggak mau harus dirayakan."

"Suka-suka lo deh, Jang!" Daffa malas meladeni. Ia memasukan undangan tersebut dengan rapi ke dalam tas.

"Lo berdua datang, ya. Awas enggak!" ancam Ujang. Sebab kehadiran Daffa dan Rendy biasanya jadi tolak ukur kemeriahan acara. "Gue nggak bisa lama-lama nih, ada ulangan Sosiologi setelah ini."

Ujang berpamitan. Langkah Ujang terhenti di ambang pintu, saat ia hampir menabrak seorang gadis dengan rambut dicepol acak.

"Itu apa?" tanya Cinta masih berdiri di depan Ujang. Menghalangi setengah bagian pintu. Ia menunjuk beberapa kertas beramplop tebal yang dipegang Ujang.

"Ehhh, ini ...." Ujang ragu untuk menjawab. Takut Cinta minta diundang juga.

"Ujang ulang tahun?" tebak Cinta mengenali tulisan 'happy birthday' pada cover depan dari undangan yang dipegang Ujang erat.

"I-i-iya." Ujang menjawab ragu.

"Boleh Cinta minta undangannya dan datang juga?"

Benar dugaannya. Ujang merasa bersalah saat melihat pupil berbinar terang itu, nampak ingin sekali diundang ke acara ulang tahunnya.

Ujang yang berhati hello kitty merasa lemah dan pada akhirnya menyerahkan satu buah undangan tanpa nama pada Cinta.

"Terima kasih, Ujang!" Cinta senang bukan main. Ia menatap undangan itu dengan hati berdebar. Selain ulang tahun Arsya sewaktu mereka kecil. Cinta tidak pernah lagi menghadiri ulang tahun teman, semasa ia hidup.

"Lo ngapain ngasih dia!" Suara berat itu terdengar sinis. Cinta dan Daffa langsung mengalihkan pandangan mereka pada Daffa yang entah sejak kapan berdiri di belakang Ujang.

Apa Kabar, Cinta? (COMPLETED) Where stories live. Discover now