Triplet - 17

9.8K 699 13
                                    

Setelah merasa baikkan, akhirnya Bee sudah diijinkan masuk sekolah, sebenarnya, Rama menyuruh Bee untuk istirahat sampai besok, tapi Bee menolak mentah-mentah, Ia merengek ingin sekolah, karena di rumah tanpa kedua kembaran nya sangat hampa.

Di sini lah Bee sekarang, di luar ruang guru, menunggu Olin yang sedang menyerahkan tugas biologi pada Bu Okta.

Merasa bosan, Bee menyusul masuk, awalnya Bee ingin menunggu di luar saja, tapi Bee akhirnya masuk, karena Olin sangat lama, dan saat Bee melihat ke arah Olin, ternyata sahabat nya itu sedang diceramahi oleh Bu Okta, mungkin karena tugas nya yang telat dikumpulkan.

"Ehh, meja Bu Dinasaurus?" gumam Bee.

Bee melirik ke arah meja yang di atas nya ada papan kecil bertuliskan 'Ibu Dina'. Itu adalah meja guru kimia yang terkenal galak dan tegas.

Perlahan Bee menghampiri meja tersebut, sesekali Ia celingukan mengamankan situasi, dirasa aman, karena ruang guru tersebut lumayan sepi, Bee segera menyentuh bibir nya, mengeluarkan sesuatu.

"Emang enak Bee kerjain," kikik Bee.

Tanpa takut, Bee meletakkan permen karet bekas milik nya ke atas kursi, Ia menatap puas kursi tersebut, tak ingin ketauan, Bee segera bergegas menghampiri Olin dan Bu Okta yang berada tak jauh dari sana.

"Hallo Ibu Otak-otak," sapa Bee seraya menyengir.

"Ehhh, Bu Okta maksud nya, hehehe," ralat Bee cepat saat melihat tatapan maut Bu Okta.

Mendengar suara tak asing masuk ke dalam indra pendengaran nya, Bu Okta sontak menoleh, mata nya langsung menangkap sosok gadis tengil yang selalu berhasil membuat darah nya mendidih, siapa lagi jika bukan Bee?

"Bee," tegur Olin berbisik.

Olin menyikut tangan Bee, bisa-bisa nya Bee memanggil Bu Okta dengan panggilan otak-otak. Mata Olin menatap Bee tajam, bisa-bisa Ia nanti terkena imbas nya juga.

"Wahh wahhh, siapa ini?" seru Bu Okta.

Dengan senyum kesal, Bu Okta menatap Bee, Ia memutar kursi milik nya, menyenderkan punggung nya pada kursi, menyilangkan kedua tangan nya di dada, lalu menatap Bee lekat-lekat.

Merasa ditatap, Bee hanya tersenyum lebar, sesekali Ia menggerakkan tubuh nya ke kanan dan kiri.

"Bee atuh Bu, masa lupa sih?" balas Bee.

"Kapan saya bilang lupa? emang nya saya bisa lupain anak paling nakal di sekolah?" tanya Bu Okta dengan nada menyindir.

"Astaga, Ibu kok gitu, gak baik Bu, harusnya Ibu ngasih contoh yang baik sama murid nya, masa Ibu nyindir Bee sih?"

Kepala Bee menggeleng kecil, Ia menatap Bu Okta dengan pandangan tak percaya, membuat Bu Okta semakin geram saja.

"Bego!" gumam Olin.

Olin menepuk jidat nya menggunakan telapak tangan kanan nya, mata nya memejam sekejap, merasa pusing dengan tingkah Bee yang selalu mengganggu guru.

"Kamu berani sama Ibu?" hardik Bu Okta.

Kesal dengan perkataan Bee, sontak Bu Okta berdiri dari duduk nya, Ia berkacak pinggang menatap Bee tajam, karena sudah tidak sopan.

"Kamu masih hutang tugas ya Bee! mana hutang nya banyak lagi, bener-bener anak nakal."

"Ibu jangan marah-marah terus, nanti cepet tua."

"BEE! KA-"

"ULAH SIAPA INI?"

Teriakan Bu Okta yang keras kalah telak dengan teriakan Bu Dina yang amat sangat keras, bahkan  membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut menutup telinga mereka masing-masing.

Triplet [END]Where stories live. Discover now