Triplet - 16

11K 746 9
                                    

"Lo suka adek gue?" tanya Tiger to the point.

Tatapan tajam Tiger terarah kepada Hades, rahang nya terlihat mengeras saat mengatakan pertanyaam tersebut, entah kenapa Tiger sedikit tak terima saat firasat nya mengatakan jika Hades menyukai adek nya.

Bukan tanpa alasan, Tiger merasa, Bee masih kecil, Tiger tidak ingin Bee merasakan dulu yang namanya cinta, Ia tidak ingin Bee merasakan patah hati, seperti yang Ia rasakan dulu.

"Menurut lo?" tanya balik Hades.

Saat ini, mereka berdua ada di halaman belakang rumah, sedangkan yang lain ada di ruang keluarga, karena tadi, Tiger menyuruh Hades mengikuti dirinya, selepas makan.

Hades membalas tatapan Tiger tak kalah tajam, Ia sama sekali tidak takut kepada Tiger.

"Jangan mainin Bee!" cetus Tiger.

"Siapa yang mau mainin Bee?" tanya Hades.

Rahang Hades mengeras mendengar ucapan Tiger, dalam hati dan pikiran nya sama sekali tak terlintas niat untuk mempermainkan Bee, yang ada, Hades ingin menjaga dan melindungi Bee, gadis yang berhasil menjerat hati nya.

"Gue gak tau niat di hati lo apa, tapi yang pasti, kalau lo mainin atau sakitin adek gue, lo tau kan, persahabatan kita gak jadi penghalang, buat gue hajar lo?"

Hades mendengus, kenapa sekarang, Tiger seakan sedang mengancam dirinya?

"Gue bukan cowok pengecut, gue jelas gak punya niat buruk sama Bee. Gue-"

"Sialan."

Belum juga Hades menyelesaikan ucapan nya, Tiger malah melenggang pergi masuk ke dalam rumah, meninggalkan Hades sendirian di taman belakang.

Hades menaikkan jari tengah nya ke arah penunggung Tiger yang semakin mengecil, lalu menggerakkan bibir nya tanpa suara.

"Fuck you!"

Sementara di ruang tamu, Bee sedang duduk di sofa dengan Olin, dan di atas karpet ada Lion dan Osan yang tengah bermain PS. Di atas meja pun ada berbagai macam cemilan yang dipesan Rama tadi, untuk menemani mereka.

"Gila lo! curang banget jadi orang!" kesal Osan.

"Dih, lo aja yang gak bisa main."

Osan menatap kesal ke arah Lion, Ia sampai melempar pelan stik game yang di pegang nya, hati nya terasa gondok karena selalu kalah bermain ps dengan Lion, sedangkan Lion, Ia malah semakin asik bermain.

"Lo itu memang harusnya cuma nonton anime aja, so so an main ps segala," ejek Olin.

Dengan wajah mengejek, Olin menaik-turunkan kedua alis nya menatap Osan, membuat cowok itu semakin kesal saja. Tanpa menghiraukan Olin, Osan lebih memilih meraih sepotong pizza dari atas meja, daripada kalah terus, lebih baik Ia makan saja, pikir Osan.

"Fiks, lo emang gak tau malu San, hampir semua makanan, habis di makan sama lo," ujar Olin tak habis pikir.

"Lo kenapa sih? perasaan dari tadi komentarin gue mulu," gerutu Osan.

"Ya abis nya lo malu-malu in anjirrr, kita lagi di rumah orang," gemas Olin.

"Dih, kenapa jadi lo yang malu, gue aja gak malu kok."

"Serah deh serah."

Mendengar perdebatan antara Osan dan Olin, Bee terkikik geli, memang mereka berdua itu suka sekali berdebat.

Saat Bee melirik ke arah Osan, Ia menelan ludah nya, karena pizza di tangan cowok itu terlihat sangat menggiurkan. Perlahan, Bee maju, Ia menyodorkan tangan kanan nya, meraih sepotong pizza dengan wajah tersenyum senang.

Triplet [END]Where stories live. Discover now