P.E.T || 28

27.9K 1.7K 43
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

Sedari tadi, ada saja tingkah Sagara yang membuat Arve merinding. Cowok itu sekarang benar-benar aneh! Sebenarnya ada apa dengan nya?

Mulai dari nada nya yang berubah menjadi lembut, selalu mengoreksi Arve jika tidak memanggil nya 'Kakak', dan— eerr menjadi sedikit manja?

Sungguh! Gadis itu benar-benar merinding sedari tadi karena perubahan signifikan Sagara yang begitu tiba-tiba.

Arve kini sedang mengobati tangan Sagara yang sedikit terluka, lebih terlihat seperti lecet sebenarnya.

"Kamu abis nonjokin orang ya?" Arve bertanya dengan mata yang tetap menatap tangan yang sedang dia obati.

Dahi cowok itu mengerut, lalu mengoreksi. "Kakak."

Gadis dengan netra biru gelap itu mendengus mendengar nya. "Ya ya ya, whatever that."

Dapat Arve lihat, cowok di depan nya masih mengerutkan dahinya tidak puas, gadis itu menghela nafas. "Jadi, kakak. Apa yang baru saja kamu lakukan?"

Jujur, sebenarnya ini hanya luka kecil saja menurut Arve, tapi dia tetap bersikeras meminta adik tirinya ini untuk mengobati luka di tangan nya dan mengatakan luka nya terasa sakit.

Sagara tidak menjawab. Dia tiba-tiba menyandarkan kepalanya pada pundak gadis itu, membuat Arve refleks langsung menendang hingga terjatuh.

Gadis itu benar-benar merasa merinding sekarang!

"Hey! What are you doing?! You hurt me!" Sagara memprotes, tidak terima di tendang oleh gadis itu.

Arve jelas tidak terima di salahkan seperti itu, gadis itu membalas. "Apa maksud mu? Harusnya aku yang bertanya! What's wrong with you? Are you crazy?"


Sagara hanya mengangkat bahunya acuh, membuat gadis itu menggeram. Dia bangun dan menginjak tangan yang tadi dia obati keras, lalu melangkah pergi begitu saja.

"HEY!"

Cowok itu menggeleng kan kepala nya. Menjilat bibir bawahnya, dia terkekeh pelan. "Aah~ How cute my little sister is."

🍁🍁🍁

Di ruang bawah tanah yang kumuh, udara terasa pengap dan bau darah yang menyengat di sana.

Samar, suara rintihan terdengar.

"Ni orang mau diapain?"

"Gatau, lo aja yang urus sana."

"Dih. Males banget. Orang lo yang di suruh ngurusin ni orang, Jayden."

Jayden, cowok itu berdecak tidak suka. "Gamau! Najis banget tangan gue nyentuh tu sampah, jijik. Lo aja deh, Malven."

"Dih? Malas. Si Arga aja gamau, apalagi gue." Malven menolak mentah-mentah.

Arga memutar mata nya malas, dia berbalik ingin pergi. "Jayden, urus buruan! Lo yang disuruh sama ketua buat ngurus tu sampah." Lalu pergi begitu saja.

Malven juga ikut pergi, dia juga menyempatkan untuk mengejek Jayden dengan menjulur kan lidah nya keluar.

Jayden mendengus sebal, kaki nya menendang tubuh yang terbaring tak berdaya yang berada di bawah kaki nya.

Dia merintih kesakitan. "S-sialan... Anjing lo."

Sebelah alis Jayden terangkat. "Dih? Anjing, berani banget lo ngatain gue."

Cowok itu menginjak dada orang itu, tidak terlalu kuat tapi cukup untuk membuat nya sesak.

"Ribetin banget sih lo. Ketua juga! Baru aja balik, kenapa malah tiba-tiba bikin perintah begini coba! bikin repot aja." Jayden menggerutu terus menerus.

"Yah... Gimanapun juga, setidaknya sekarang gue bisa ngehajar muka sombong lo itu." Cowok itu menyeringai lebar, rasa kesal nya kini berubah menjadi senang.

"Replacement chairman."

🍁🍁🍁

Di sisi lain, pada sebuah ruangan gelap yang hanya di terangi oleh jendela besar.

Suara nafas yang memburu dan berat terdengar pada ruangan itu, dia menggeram marah.

Tangan nya terkepal erat, urat-urat terlihat menonjol, menunjukkan betapa marahnya dia.

"Hah.. ah.. How dare he... How dare he touch my Arve!!"

Lalu, terdengar suara pecahan dan benda yang di lempar hingga membentur tembok dengan keras.

Dia mencoba menenangkan diri, melonggarkan dasi yang terpasang. Dada nya terasa berat dan hati nya panas melihat saudara angkat gadis itu menyandarkan kepalanya pada bahu gadis nya.

"Arve .. Arve... Arve... Dia hanya milikku! Beraninya— berani nya dia menyentuh milikku...!"

Dan, Pria itu kembali melemparkan barang-barang di dekat nya untuk melampiaskan rasa marah dan cemburunya.

"Arve is only mine! No one can have her except me! Only me!"

Damn, Pria itu benar-benar seorang pencemburu yang parah.

...

See you in next chapter ~

Thank you for reading my story, don't forget to vote and comment.

Perfect Extras TransmigrationDonde viven las historias. Descúbrelo ahora