P.E.T || 25

28.6K 2.3K 94
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

Disini dia sekarang, berdiri di depan gedung besar dan tinggi.

Mata gadis itu sedikit menyipit melihat ke depan, diam beberapa saat lalu melangkah masuk ke gedung itu.

Semua pekerja di sana tampak membungkuk kan badan mereka saat gadis itu melewati mereka. Mereka semua tahu, Arve Novalie Leory.

Gadis yang dicintai oleh tuan mereka, yang akan mengamuk walaupun ada jika ada yang menggangu ataupun menyinggung gadis cantik itu.

Dia berhenti di depan pintu hitam besar dan menampilkan kesan mewahnya. Arve langsung membuka pintu tanpa mengetuk nya.

Arve dapat melihat seorang Pria yang sedang mengerjakan berbagai dokumen, itu membuat nya terlihat tampan.

"Keluar." Tanpa menatap, Althaf langsung mengucapkan kata itu dengan nada tajam.

Mata nya hanya tertuju pada dokumen itu.

Pria itu menggeram tertahan, emosi nya sedang tidur baik dan merasakan seseorang masuk ke ruangan nya tanpa seizinnya benar-benar membuat nya marah.

"Apa kamu tuli? KEL—"

Althaf langsung diam melihat yang membuka pintu adalah gadisnya, sedikit menunduk.

Perlahan dia melangkah ke arah gadis itu, merengkuh gadisnya kedalam dekapan nya, mencium kening nya lembut.

"Maaf, Arve..." Mata Althaf sayu dan suara nya lirih, pelukannya mengerat.

Ia hanya bergumam dan mengangguk pelan, tubuh nya hampir seperti tenggelam dalam dekapan tunangan nya ini.

"Lepas Al, aku ingin duduk." Tangan Arve mendorong pelan bahunya agar melepaskan pelukannya nya.

Tapi itu malah membuat pelukannya semakin erat, Althaf menghirup aroma gadis itu sejenak kemudian mengangkat Arve ke dalam dekapan nya.

mendudukan nya di sofa besar dengan hati-hati, memeluk pinggang Arve dari samping. Althaf lalu membenamkan wajah nya di ceruk leher gadis nya.

Beberapa jam telah berlalu, dan Althaf tidak beranjak dari posisi nya sama sekali. Seolah pria itu sangat nyaman dengan posisi ini.

Tangan Arve mengusap kepalanya pelan, Pria ini kenapa sangat menempel padanya?

Seolah hidup Pria itu bergantung pada nya.

Althaf mendengkur samar saat Arve melakukan itu, "Arve-ku... Jangan melihat Pria lain, lihat saja aku."

Tangan nya menangkup pipi Arve dan membuat dia untuk menatap mata nya.

"Arve mengerti kan? Arve hanya milikku.. Milik Althaf, no matter what."

🍁🍁🍁

Setelah menemui tunangan nya dan menghadapi sifat lengket dan posesif sang Antagonis.

Kini Arve berada di ruang tahu, duduk di sofa dengan santai dan menonton film dengan damai.

Netra biru gelap nya beralih menatap Sagara yang bolak-balik berjalan, apa dia tidak merasa pusing?

"Tunggu-tunggu apa tadi kata lo? Lo mau pindah ke sekolah gue? Ke Irvanest High School?!" Sagara tetap tidak percaya.

Cowok itu menggoyang-goyangkan bahu adik angkat nya itu, wah Sagara merasa terancam kalau indentitas nya akan di ketahui.

Memang Sagara belum di beritahu pada publik kalau dia di angkat menjadi anak Alexander Mario Leory dan Elena Yunichi Leory.

Arve menopang dagunya malas. "Ya memangnya kenapa? Apa masalah dengan itu?"

"Oh atau jangan-jangan kau takut identitas mau terungkap sebagai anak angkat keluarga Leory? dan tidak bisa menyamar untuk menemukan cinta sejati mu, lalu merelakan diri mu di bully dengan terpaksa?" Gadis itu berbicara secara gamblang dan blak-blakan.

Yah Arve hanya menembak nya karena biasanya alasan seperti itu yang paling umum muncul di dalam novel-novel yang pernah dia baca.

Sagara membeku, astaga tebakannya sangat tepat sasaran. Tapi apa-apaan dengan alasannya itu?

Untuk mencari cinta sejati? Mendengar kata cinta saja membuat cowok itu merinding merasa geli.

"Apa-apaan dengan alasan mencari cinta sejati itu?! Apa ngga ada alasan yang lebih keren?" Ucap Sagara sedikit sinis.

Arve mengendikkan bahunya dan menggeleng.

Melihat respon Arve membuat nya berdecak pelan, "kapan lo bakal pindah? Ngga mungkin sekarang kan?"

"Sekarang juga bisa, tapi aku akan pindah minggu depan. Aku masih ingin bermalas-malasan kau tau?" Acuh Arve memakan cemilan di depannya dengan santai.

Arve membuka ponselnya dan melihat jam yang tertera di sana, oh waktu cepat sekali berlalu.

"Sekarang sudah jam 7 lewat, kau tidak sekolah?"

Dia menggeleng pelan, duduk di sebelah Arve, kepalanya bersandar ke belakang. "Tidak, aku harus mengurus sesuatu"

Arve memutar bola matanya malas. "Apa itu sangat penting?"

Sagara tidak menjawab dan hanya tersenyum kecil.

"Iya, harus segera diurus, jika tidak itu akan merepotkan."

...

Update nya lama? Sorry, nyari ide susah.


Spam comen Next ➪

See you in the next chapter ♡

Perfect Extras TransmigrationWhere stories live. Discover now