P.E.T || 12

52.2K 4.5K 63
                                    

"di dunia ini tidak ada kebahagiaan yang instan, kau harus
Berjuang agar mendapatkan kebahagiaan"

~Arvelyn Chatreen Margarent~

.

.

.

"Kakak!"

Arve yang tadinya sedang mengobrol dengan Zeanne itu menoleh ke belakang, Elvina dengan gaun pink serta sedikit hiasan bunga di gaun nya. Sedang berjalan menghampiri nya dengan senyum.

"Hei Vee, siapa dia?" Bisik Zeanne bertanya.

"Adik sepupu dari ibuku." jawab Arve singkat.

'penampilan yang sangat...' batin Zeanne dan.

Elvina tersenyum manis saat sudah sampai di depan Arve, gadis itu mirip sekali dengan anak kecil dengan rambut yang di kuncir dua. Hanya saja tidak cocok dengan sifat suka membully nya.

"Kakak Happy birthday!" Ujar Elvina girang.

Arve menanggapinya dengan senyum kecil, mau dalam cerita manapun hidup seorang antagonis memang mengenaskan ya?

"Terimakasih, bagaimana dengan keadaan keluarga mu?" Yah, ia sedikit merasa penasaran. Plot nya akan sama atau tidak.

Elvina melihat ke tempat keluarga, mereka berdua yang sedang berbicara dengan seorang gadis ralat Wanita di tengah-tengah yang sedang tersenyum.

"Mereka sudah baikan kak, tapi sikap mereka pada ku dan kak Malven tidak berubah. Mereka hanya bersikap baik pada wanita jalang itu." adu Elvina kesal.

Tapi di lubuk hati nya juga ia sedih karena orang tua nya hanya bersikap baik pada wanita yang berada di tengah-tengah mereka. Atau lebih tepatnya Angel.

Yah Angel tidak sengaja menolong nyokap Elvina yang saat itu sedang kesulitan.

Dan secara kebetulan juga di sana ada bokap Elvina yang memang sudah lama mengenal dan menganggap Angel anaknya. Di situlah mereka sepakat mengangkat Angel menjadi anak mereka dan hubungan mereka pun dengan perlahan membaik.

Mengingat itu Elvina mengepalkan tangannya, dendam dalam hatinya semakin membesar pada Angel.

Tuk.

Elvina tersentak saat jari telunjuk dan tengah Arve itu mengetuk dahi nya.

"Masalah tidak akan datang jika tidak diakhiri dengan kebahagiaan, berusahalah sedikit" walaupun aku tidak yakin.

"Yah ingat saja untuk tetap berusaha" sambung Arve yang diangguki oleh Elvina.

"Baik kak, aku pergi dulu bye bye!" berjalan pergi.

Zeanne yang sedari tadi menyimak mulai membuka mulutnya untuk bertanya, " broken home?"

"Mungkin, orang tuanya selalu bertengkar kalau tidak bekerja di luar negeri dengan jangka waktu yang lama. Sekarang mereka sudah berbaikan kerena orang yang dia benci karena merebut tunangan nya." Arve menjelaskan dengan singkat.

"Siapa orang nya?" Tanya Zeanne lagi.

Ia tak menjawab tapi menunjuk arah tiga orang yang tengah tertawa dengan bahagianya.

Sebelah alis Zeanne terangkat "oh bukan nya dia-"

"Ya Angel, dan kau tau pria yang membela waktu itu di kantin? Itu tunangan nya" potong Arve.

"Ck ck ck, udah jalang perebut tunangan orang sekarang malah merebut keluarga nya." dengus Zeanne yang kesal pada Angel.

"Oh ya gue tadi liat kok muka Lo kayak linglung gitu, Lo habis liat apa?" Tanya Zeanne penasaran.

Mendengar hal itu membuat membuat Arve menggaruk pipinya, ia bingung bagaimana cara menjelaskan nya.

"Em gimana ya jelasin nya? Ah sebaiknya kamu tidak perlu tahu Oliv" bingung Arve.

"Eh kenapa?"

"Itu... Ah sudahlah aku mau ke atas dulu kau di sini saja." dengan segera Arve langsung pergi tanpa memberi Zeanne kesempatan untuk berbicara.

Zeanne menggembungkan pipinya kesal "dia kenapa sih? Memang nya hal apa yang baru saja di lihat oleh Pee."

🍁🍁🍁


Arve memandang malas kedepan dan menggumam "tidak akan ada untungnya jika aku melakukan nya, tapi... "

Ia melirik keluar jendela besar yang berada tepat di sebelah nya, "mungkin akan menyenangkan."

Gadis itu berdehem pelan. samar, tatapan datar nya terlihat sedikit melunak.

Ia berbalik dan menatap lantai dasar, menatap pada orang yang menatap dirinya balik.

..

Maaf ya akhir-akhir ini up nya lama 😅, gk ada id sama sekali yang terlintas di otak saya plis 🙃.

Tapi nanti diusahakan up nya cepet kok.

Jangan lupa Vote ya.

Next 👉

Semangat 👉

Perfect Extras TransmigrationNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ