P.E.T || 23

28K 2.4K 19
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

Setelah kepergian Arve, Malvenzio yang sedari tadi hanya berdiri tak jauh dari Elvina pun mulai menghampiri nya.

Elvina yang melihat kedatangan kakak laki-laki nya menatap nya dengan mata yang sedikit berair.

"Abang... hiks apa aku melakukan kesalahan?" Tanya Elvina dengan menahan tangisnya.

Malvenzio menutup mata dan menarik nafas dalam, keadaan nya juga tidak jauh berbeda dengan Arve. Sangat emosi.

"Lo selalu melakukan kesalahan, koreksi sendiri kesalahan Lo Elvina. Kak Arve sudah melampaui batas kesabaran nya selama ini." balas Malvenzio dingin.

Dia berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Elvina. "Jangan bertindak bodoh, sudah cukup lo terlalu di manjakan oleh Kakak. Lo perlu di kerasin sama dia"

Elvina mengangkat kepalanya menatap kedua mata kakak laki-laki nya, "hiks t-tapi tadi bukankah keterlaluan? hiks."

Malvenzio berdiri lalu menepuk kepala Elvina. "Dia seperti itu karena khawatir, inget gue pernah lakuin hal yang lebih dari yang dia lakuin."

Setelah mengatakan hal itu Malvenzio langsung saja melenggang pergi dari sana, dari pada dirinya lama-lama emosi sendiri karena adiknya yang udah kelewat bego nya.

Di perjalanan Malvenzio memijat pelipisnya pelan. 'Kenapa coba gue punya adek yang kelewat bego gara-gara cinta, bikin emosi aja.'

'Kalau di jual laku ga ya?'

Sagara yang melihat Arve melakukan kekerasan bukan nya cepat-cepat menghentikannya malah melihat saja.

Tapi... Mendengar bentakan keras milik nya, dan juga ucapan abang nya yang mengatakan cewek tadi bego.

Tadi kata nya dia melakukan ini karna cinta? Mendengar kata cinta saja sudah membuat Sagara merinding.

'Wah anjir, gue baru tau ada orang yang buta cinta sampe segitunya.' batin Sagara merinding.

Di bandingkan cinta Sagara malah merasa bahwa lebih merujuk ke arah obsesi. Tapi sepertinya tidak sampai merujuk ke obsesi juga, mungkin karena bulol nya kebangetan?

Benar-benar, melihat drama tadi membuat Sagara penasaran se bego apa sih cewek itu?

Sampai-sampai membuat Arvelyn yang notabe nya tidak cepat marah malah menjadi emosi.

Drrt.


Sagara merogoh saku celana nya, mencari ponsel nya yang bergetar. Alis nya terangkat melihat nama yang tertera di sana.

Arve.

Tunggu, sejak kapan ia menyimpan nomor adik tirinya?

Mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di otaknya, Sagara dengan segera mengangkat panggilan itu.

"Ap—"

"Cepat kemari!"

Sagara menautkan alisnya bingung, apasih ga ngerti.

"Kemana?"

"Ke tempat parkiran bodoh! kau ingin kutinggal?"

Tutt.

Panggilan di putuskan secara sepihak dari sana, Sagara menatap horor ponselnya.

'Dih, tumben banget tu cewek jadi emosional.'

🍁🍁🍁

Bruk.

Arve langsung merebahkan tubuh nya di atas kasur, gadis itu memegang mulut nya yang terasa pegal karena banyak berbicara hari ini.

'Mulut ku pegal sekali.'

Yah mungkin ini wajar saja bagi gadis itu, biasanya juga kalau berbicara panjang pun hanya dengan suara yang kecil.


Gadis itu berguling ke samping, menatap Wu yang sedang menjilati tangannya.

Dia mengusap bulu-bulunya dengan pelan, sangat lembut. Tidak lama ponsel miliknya berdering.

Althaf.

Arve diam beberapa saat sebelum mengangkat telepon itu.

"Arve-ku..."

Gumaman lirih itu terdengar saat gadis itu menjawab telepon nya.

"Kenapa?"

Tak ada jawaban, hanya terdengar sebuah nafas berat yang terengah-engah. Ia menunggu beberapa saat.

"Arve... Arve... Arve.."

Dahi gadis cantik itu sedikit mengerut. Pria ini hanya menggumamkan namanya berulang kali. Ada apa dengan nya?

"Aku merindukan mu... Arve-ku yang manis... "

Arve berdecak pelan. "Aku akan ke kantor mu besok."

Setelah mengatakan itu, Arve mematikan telepon nya secara sepihak. kembali menatap Wu yang sedang mendusel dan menjilati tangan nya.

Sedangkan di sisi Althaf, Pria itu menatap sebuah foto. cengkraman nya erat.

Tangan nya yang lain meremas sebuah kain dan menghirup aroma di kain itu dengan rakus.

"Aroma Arve-ku sangat manis.."

Samar, pipi nya tampak memerah dengan nafas nya yang terengah-engah.


...

Kalau ada typo dalam pengetikan bisa comen, nanti kalau sempet bakal langsung di revisi.

Terimakasih yang udah vote, comen and follow.

See you in the next chapter ♡

Perfect Extras TransmigrationWhere stories live. Discover now