P.E.T || 15

43.9K 3.8K 107
                                    



.

.

.


"Dia?"

Elena mengangguk semangat, "ganteng kan?"

Arve menggaguk, pria di depannya memang termasuk jajaran pria dengan ketampanan yang di atas rata-rata, tapi menurut nya Althaf lebih tampan.

"Dia orang yang bakal jadi abang angkat kamu, namanya Sagara Carvendio." ujar Elena

"Sagara Carvendio? Nama yang bagus." puji Arve dalam hati tentu nya.

Sagara hanya menatap mereka dengan tatapan datar sedatar tembok kamar Arve.

Arve menghampiri Sagara, ia berdiri di depan pria itu dan menatap nya. Tangan nya mengulur dan tersenyum.

"Salam kenal, semoga hubungan kita erat ya." Mata mereka saling bertatapan dan mengeluarkan kilat masing-masing.

Sagara bukan melihat senyum tulus tapi lebih tepatnya senyum licik dan palsu, 'mereka sama saja.'

Malam nya Arve tengah berada di kamarnya, duduk di depan komputer dan membaca kalimat yang tertera di sana.

"Carvendio?" Jarinya mengetuk-ngetuk meja tanda berpikir.

"Ah kalau tidak salah keluarga yang 5 tahun lalu kecelakaan pesawat itu ya, tidak kusangka anak nya masih hidup."

Dalam novel di jelaskan keluarga Carvendio adalah keluarga terkaya ke-5 sedunia, hanya saja kecelakaan menimpa pesawat yang mereka tumpangi saat ingin ke Spanyol karena bisnis.

Arve juga tidak tau kenapa hal itu dijelaskan padahal tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh disana, mau antagonis ataupun protagonis.

Tapi Arve tau persis kecelakaan itu disengaja, ia tidak sengaja menemukan nya di salah satu situs saat sedang mencari informasi Zeanne.

"Tapi hebat juga pelaku kecelakaan itu masih tidak tertangkap, malah dianggap murni kecelakaan." Arvelyn akui seperti nya yang melakukan hal ini cukup cerdik, karena sampai sekarang tidak tertahuan.

Gadis itu memeluk erat guling yang ada di pelukannya, matanya menyipit melihat tulisan di dalam layar komputer.

"Tapi... Keluarga ini? Ahaha mereka benar-benar suka mencari musuh ya." sinis Arvelyn.

Tidak di sangka kalau ternyata Sagara berada di luar pintu kamar Arvelyn yang terbuka sedikit, alhasil ia mendengar semua perkataan gadis itu.

Pupil matanya melebar ia tidak pernah berpikir sampai kesana kalau ternyata kematian orang tuanya itu disengaja.

Sagara menggeleng kan kepalanya, untuk saat ini ia harus fokus dulu untuk membuat reputasi keluarga Margarent hancur, dengan begitu mereka akan menderita.

Ia menghembuskan nafasnya lalu mengetuk pintu.

Tok.

Perfect Extras TransmigrationWhere stories live. Discover now