🍒 Mimpi & Nyata 🍒

46 9 0
                                    




#AuthorPOV

Raga Ziva memang tengah duduk diboncengan motor sang abang, tapi fikirannya berkelana entah kemana.

"Bang, lo pernah nggak sih mimpi panjangggg bangettt."

"Hm? Apa?" tanya Alfred yang kurang jelas mendengar perkataan sang adik.

"Nggak jadi."

Motor berhenti di depan sekolah, Ziva turun sembari melepaskan helm yang ia kenakan.

"Bang nanti pulangnya jemput ya."

"Kalau inget," jawab Alfred malas.

Ziva berbalik untuk pergi, namun Alfred menghentikan. "Bekal lo."

Ziva langsung menyambutnya dan melanjutkan perjalanannya memasuki gerbang sekolah.

Tampak seorang satpam dan seorang siswa tengah bercengkrama disana. Ziva lantas menghampiri untuk sekedar bertanya mengenai keberadaan letak ruang guru. Ia malas harus berkeliling mencari, jadi ia memutuskan untuk bertanya saja.

"Permisi pak, mau na--"

"Murid baru kan?" tanya si siswa menatap Ziva lekat.

"Hm, iya."

"Ayo, aku anterin ke ruang guru." Ajaknya.

Ziva melirik sekilas satpam, dan pria itu malah mengangguk. "Ikut saja nak, dia yang akan nganterin kamu."

"Owh, terimakasih."

Ziva mengikuti langkah si siswa dari samping. "Hm, kakak pasti ketua osis di sekolah ini ya?"

Siswa itu menoleh, "haha, mana ada ketua osis segabut saya yang nongkrong ngerumpi sama satpam." Tawanya ringan.

"Owh, kirain." Ringis Ziva.

"Hei Lex, siapa nih? yang baru?"

"Doain," balas siswa itu atas pertanyaan orang yang ia lewati barusan.

"Oh ya, nama kamu siapa?" tanya siswa itu.

"Ziva kak, kakak sendiri?"

"Iya, saya sendiri alias jomblo."

Ziva tertawa kikuk, candaan siswa disebelahnya itu benar-benar garing.

"Alex, dari XII IPS 1."

"Alex? Alexander?"

"Kok tau, pasaran banget ya." Kekeh Alex.

Ziva terkesiap, "nama yang sama namun wajahnya berbeda. Bukan dia yang kucari." Ziva membenak.

"Udah nyampe, tuh kamu liat bu guru yang baju warna pink. Namanya Bu Fatma, kamu bilang aja murid baru pasti langsung direspon kok. Orangnya baik, nggak usah takut. Dan ya, kalau ada hal atau sesuatu jangan sungkan bilang ke aku. Nanti pasti dibantu kok."

"Makasih kak," ucap Ziva lalu masuk kedalam ruang guru.

"Sama-sama calon masa depan." Balas Alex pelan.

🍀

Bug...

"Sorry," ucap siswa yang barusan menabrak bahu Ziva lalu melanjutkan langkah lebarnya.

"Tunggu," Ziva bergumam kala teringat akan wajah siswa itu yang sedikit familiar.

Ziva memutuskan untuk mengikuti si siswa, yang terlihat terburu-buru.

Brakk...

"Ran, ini bukan seperti yang--"

"DIAM!" Siswa itu mengambil sesuatu dari kantong celananya. Itu adalah handphone, lalu terlihat menjepret sesuatu.

I'll be your girlfriendWhere stories live. Discover now