🍒 We're dating 🍒

183 31 2
                                    






#ZIVA POV

"Ingat, tupperware mama jangan ditinggal lagi!" Peringat bunda.

"Iya bun, siap!" balasku sedikit berteriak juga. Karena posisiku saat ini berada di ambang pintu depan.

Terlihat Bang Al sudah anteng di atas motor. Lantas aku menghampirinya diam-diam.

Dorrrr ...

Bang Al menatapku datar. Ck, batu mana bisa terkejut. Ya kan.

Dengan sedikit kecewa, aku kemudian mengenakan helm dan naik keatas motor.

"Berangkaat," ucapku menepuk pundak Bang Al. Jangan lupa, nadanya seperti Kang Tisna, pemain sinetron TOP. Haha.

.
.
.

Kuberikan helm yang tadi kukenakan pada Bang Al.

"Tuh, pangeran lo tuh," tunjuk Bang Al dengan dagunya kearah gerbang. Aku lantas menoleh dan mendapati Kak Alex berdiri disana.

"Ck, orang udah cerita juga semalem." Jengahku karena pasalnya tadi malam, di perjalanan pulang gue udah cerita soal Kak Alex dan keluarganya berdasarkan yang Kak Randy katakan kemarin.

"Gue kirain masih kekeuh ngejar."

Aku menatapnya tajam.

"Pulang sana, gue mau masuk."

Aku berbalik namun ditahan oleh Bang Al.

"Apa lagi sih," jengahku.

Bang Al memberikan uang pecahan 50 ribu.

Mataku langsung berbinar, "Tumben, apa gerangan ini."

"Entar pulang naik taksi, gue ada urusan."

Setelah mengatakan itu Bang Al langsung tancap gas. Padahal tangan gue udah siap nampol palanya lohh.

"Awas aja, gue aduin ke papa." Geramku.

Saat melewati gerbang, tatapanku dan Kak Alex tak sengaja bertemu, dia segera membuang pandangannya kearah lain. Begitupula denganku, gue langsung jalan lurus memasuki gerbang. Bodoamat, gue udah mundur dari pertarungan.

"ZIVA! TUNGGUIN!"

Aku menoleh, dan terlihat Nahda berlari kearahku.

"Uwww, baru semua nihh." Sindir ku pada tas dan sepatu yang Nahda kenakan.

Nahda tersenyum manis, "Hehe, hadiah dari seseorang."

"Hmm, seseorang? Siapa nihh?" Godaku.

"Ada dehh, entar gue kenalin."

Gue mangut-mangut.

"Oh ya, tadi Kak Alex ada didepan, nggak biasanya nggak disamperin."

"Nahda, apa bener..." Gue celingak-celinguk memeriksa keadaan. "Keluarganya Kak Alex itu lintah darat? Dan apa bener, Kak Alex pernah lecehin siswi?"

Mata Nahda terbelalak kaget. "Darimana lo tau?"

Gue menghela nafas panjang, ternyata benar.

"Dari seseorang," jawabku.

"Hm, yang gue denger-denger sih gitu. Tapi ada juga yang bilang kalau semua itu bohong. Tentang siswi yang dilecehkan itu, itu juga hanya fitnah. Dan sampai kini belum ada yang tau berita aslinya. Hmm, emang lebih baik lo jauhin dia deh."

Gue menghembuskan nafas kasar, "Oke, thanks."

Nahda tiba-tiba merangkulku, hingga membuat tubuhku hampir oleng . "Udah-udah, jangan dipikirin lagi. Masih banyak yang lebih baik dan lebih ganteng dari dia. Contohnya..." Nahda melirik sekeliling. Dan berhenti disatu tempat. Gue ikut menatap kesana dan terdapat seorang siswa berjalan hendak melalui kami.

I'll be your girlfriendWhere stories live. Discover now