🍒 Sebuah pengakuan 🍒

45 12 0
                                    

#AuthorPOV

Ziva berdiri dari duduknya membuat yang lain menoleh menatap wanita itu.

"Mau kemana?" tanya Alex mewakili.

"Toilet," jawab Ziva singkat lalu melangkah pergi.

"Btw, jadi malam ini?" tanya Bima.

"Jadi lahh, besok udah pulang jadi bakal jarang ketemuan gini." Tutur Jessica.

Alex yang mendengar percakapan dari teman-teman adiknya itu tak ingin menimbrung. Ia fokus dengan makanan malamnya. Setelah dari GWK tadi mereka mampir ke sebuah restoran untuk mengisi perut sebelum kembali ke hotel.

🍀

"Zi, nanti jam 9 kumpul di kamar gue ya." Ucap Jessica kala mereka tiba di lobi hotel.

"Ngapain?" tanya Ziva.

"Udah datang ajaa, kalau Kak Alex mau ikut juga boleh." Jessica menatap Alex penuh harap.

"Jess," tegur Shireen.

"Haha, kenapa? Salah ya kalo gue ngajak Kak Alex?"

"Gue duluan, bye." Sela Ziva berlalu pergi diikuti oleh Alex tak berselang lama.

"Aku ikut," ucap Alex saat keduanya tengah berada didalam lift.

Ziva tak menyahuti.

.
.
.

Malamnya, Ziva sudah bersiap hendak keluar. Saat ia membuka pintu, tampak Alex disana yang tentunya membuat Ziva sedikit terkejut.

"Lo ngapain disitu?!"

"Mau ketemu yang lain bukan?"

Ziva balas menghela nafas.

🍀

Cringg...

Bunyi gelas yang beradu begitu terdengar merdu. Dengan terpaksa Ziva meminum wine yang disajikan oleh Jessica, padahal ia sudah tak lagi pernah minum.

"Uwhh, perfect."

Acara cerita dan curhat pun dimulai. Alex yang sebagai pendatang hanya menjadi pendengar. Hal itu berjalan hingga jam menunjukkan pukul setengah 12 malam.

Ketiga wanita itu sudah kalut dibawah pengaruh alkohol. Sementara Bima yang juga ikut disana, masih asyik dengan handphonenya.

"Ekhm, udah larut." Alex angkat bicara.

Bima menoleh, dan kemudian menyimpan handphonenya. "Lo bawa Ziva aja, biar gue yang urus sisanya."

Tanpa menjawab Alex langsung menghampiri Ziva yang tertidur diatas karpet. Dengan mudahnya Alex menggendong tubuh adiknya itu. Membawanya meninggalkan kamar Jessica.

.
.
.

"Hungghh... Melayang..." racau Ziva.

Matanya terlihat terbuka sedikit, menatap lurus wajah Alex.

Cup...

"Hihihi, sekali lagi ya."

Cup...

Alex berhenti melangkah dengan posisi masih menggendong tubuh Ziva. Ia melirik wanita yang beberapa detik lalu menghujani pipinya ciuman singkat.

Wanita yang ditatap malah memasang wajah memelas. Dan...

Ziva memanyunkan bibirnya seperti minta dicium.

Lama tak ada respon, wanita itu berdecak sebal. "Ishh, ciumm!"

I'll be your girlfriendWhere stories live. Discover now