🍒 Kak Alex, let's date 🍒

233 31 0
                                    








#Author POV

"Entar jemputnya cepetan dikit dong Bang. Nggak kasian liat adek lo yang cantik ini bengong nungguin?"

"Kalau gue inget," balas Al lalu mengaitkan helm yang tadi Ziva kenakan pada bagian belakang jok motor.

"Ihh, awas aja kalau lama. Gue laporin ke papa." Ancam Ziva.

"Serah, masuk gih entar telat gue lagi yang lo salahin."

"Ck, iya-iya."

Mata Ziva menangkap keberadaan Alex di ambang pintu gerbang. Langsung saja ia berlari menghampiri cowok itu.

"Astaga, adek gue nggak ada soft-soft nya anjir. Eh, bentar-bentar itu kenapa..." Al masih setia memperhatikan gerak-gerik sang adik yang kini tengah berdiri berhadapan dengan seorang cowok yang tentunya tak Al kenali.

"Astaga, kenapa adek gue pecicilan gitu anjir? Sejak kapan Ziva jadi malu-malu kucing gitu? Apa jangan-jangan..." Buru-buru Al turun dari motornya menghampiri dua remaja SMA yang berdiri di ambang gerbang sekolah.

//

"Pagi Kak Alex," sapa Ziva riang.

Alex menatap siswi didepannya datar. Tak membalas sapaan itu, ia kembali menatap lurus kedepan.

"Ishh, dicuekin." Dengus Ziva.
"Hmm, Kak nanti temenin ke perpus dong. Ngambil buku pelajaran buat Ziva."

Lagi-lagi tak diubris, Ziva seperti tak dianggap ada oleh Alex.

"Kak, kakak tau--"

"Zi, kenapa masih disini? Kenapa nggak masuk?"

Ziva menoleh, "Lah, belum pulang bang?"

Alex yang merasa tak diperlukan dan tak ingin mengganggu pun langsung pergi dari sana.

"Siapa?" tanya Al melirik pergerakan Alex.

"Ganteng kan," senyum Ziva kembang menatap Alex yang sudah menjauh.

"Kalau diliat dari ujung monas."

"Ck, gini nih kalau orang yang lama didepan layar komputer. Matanya jadi minus." Tukas Ziva. "Udah sana pulang, entar bunda ngomel-ngomel baru tau rasa."

"Gue udah izin mau keliling, mwlee..." Al memeletkan lidahnya kearah sang adik.

"Bodoamat." Ziva melenggang pergi memasuki lingkungan sekolah.


🍀


"Yang tidak mengerjakan tugas angkat tangan."

Ziva melirik sekeliling, lalu dengan berat hati mengangkat tangannya.

"Yang ujung, maju kedepan."

Ziva langsung berdiri dan dengan langkah getir berjalan menuju guru sejarah itu.

"Kenapa kamu tidak mengerjakan tugas?"

"Saya murid baru bu."

"Murid baru? Kapan masuk? Tadi?"

"Kemarin bu," jawab Ziva sopan.

"Terus, kenapa nggak tanya tugas ke teman yang lain?"

Ziva terbelalak, dalam hati ia berucap "Anjir, nih guru kaya Pak Budi banget. Selalu bikin orang mati kutu."

"Maaf bu." Itulah yang Ziva katakan. Bermaksud agar masalah ini tidak diperpanjang lagi.

Tapi...

I'll be your girlfriendWhere stories live. Discover now